
Tambah Modal via Private Placement, Ciputra akan Raih Rp1,2 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Induk bisnis properti Grup Ciputra, PT Ciputra Development Tbk (CTRA), melakukan penawaran umum terbatas (PUT) Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Non-HMETD) atau private placement dengan harga nominal sebesar Rp 250/saham. Namun harga pelaksanaan private placement ini belum ditentukan.
Adapun harga rata-rata saham CTRA pada perdagangan Selasa (23/6/2020) di level Rp 655/saham.
Dalam PUT ini, perseroan akan menerbitkan saham baru tanpaHMETD sebanyak-banyaknya 1.853.569.525 (1,853 miliar) saham atau sebanyak-banyaknya 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan.
Hal ini terungkap dalam keterbukaan informasi kepada pemegang saham yang diumumkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (23/6).
Dengan asumsi harga PUT jika mengacu pada harga rerata tersebut kendati belum ditentukan pastinya, maka perusahaan pembangunan, investasi, perdagangan, industri dan jasa ini berpotensi memperoleh tambahan modal Rp 1,21 triliun.
"Seluruh dana dari penambahan modal Non-HMETD akan digunakan untuk penambahan modal guna pengembangan usaha CTRA ke depan," tulis manajemen CTRA, dikutip CNBC Indonesia.
Perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 30 Juli mendatang untuk meminta persetujuan private placement ini.
"Persentase kepemilikan saham masing-masing pemegang saham akan mengalami penurunan (dilusi) sebesar 9,99%, akan tetapi jumlah saham yang dimiliki pemegang saham sebelum dan sesudah penerbitan saham tidak mengalami perubahan," tulis manajemen.
Mengacu data BEI, pada penutupan perdagangan Selasa sore ini, saham CTRA ditutup minus 6,52% di posisi Rp 645/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 11,97 triliun. Sepekan terakhir, saham CTRA turun 9,15% dan sebulan terakhir melesat 32%.
Dari sisi kinerja, Ciputra Development mencatatkan laba bersih sepanjang tahun 2019 sebesar Rp 1,16 triliun, turun sebesar 2,3% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 1,19 triliun seiring dengan penurunan pendapatan.
Berdasarkan data publikasi laporan keuangan, pendapatan CTRA juga turun kendati tipis 0,8% menjadi Rp 7,61 triliun dibandingkan dengan Desember 2018 yakni sebesar Rp 7,67 triliun.
Beban pokok pendapatan berhasil ditekan menjadi sebesar Rp 3,82 triliun, dari sebelumnya mencapai Rp 4,04 triliun. Hanya saja, beban masih tinggi, termasuk dari beban penjualan, beban penghasilan, dan adanya beban lain-lain. Belum lagi ada beban kerugian entitas asosiasi dan adanya beban keuangan yang naik menjadi Rp 910,44 miliar dari Rp 732 miliar.
Pada Maret lalu, PT Sang Pelopor, pemegang saham Ciputra Development sudah menambah kepemilikan 5,81% saham dengan membeli sebanyak 1,07 miliar saham CTRA senilai Rp 789,48 miliar. Dengan pembelian saham ini, PT Sang Pelopor kini menggenggam kepemilikan 52,77% saham Ciputra Development dari sebelumnya 46,69%.
Mengacu data BEI, sebelum adanya transaksi pembelian saham ini, PT Sang Pelopor memiliki 8,71 miliar saham Ciputra Development atau mewakili 46,96% saham. Sebanyak 9,81 miliar saham digenggam investor publik atau mewakili 52,91% dan sisanya merupakan saham treasury sebanyak 24 juta saham atau 0,13%.
Setelah adanya transaksi pembelian ini, kepemilikan PT Sang Pelopor meningkat menjadi 9,79 miliar saham atau mewakili 52,77% saham.
(tas/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tertekan, Laba Emiten Properti Grup Ciputra Minus 2,3%
