Sukuk Negara Laris Manis, Begini Arah Pasar Obligasi Hari Ini

tahir saleh, CNBC Indonesia
24 June 2020 07:55
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor obligasi disarankan menunggu atau wait and see dengan potensi beli apabila pergerakan pasar obligasi berada di atas 65 basis poin (bps). Pagi ini, Rabu (24/6/2020), pasar obligasi diprediksi akan dibuka bervariasi dengan potensi mengalami penguatan harga.

"Pasar obligasi akan dibuka bervariatif dengan potensi mengalami penguatan. Sejauh mata memandang, saat ini setiap pergerakan pasar masih berada di area abu-abu yang di mana kenaikan dan penurunan bisa terjadi sekejap mata," kata Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, dalam risetnya hari ini.

"Kami merekomendasikan wait and see dengan potensi beli apabila pergerakan pasar berada di atas 65 bps," katanya bersama tim riset.

Salah satu sentimen positif adalah minat asing yang tinggi terhadap obligasi RI. Kemarin pemerintah telah melakukan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara. Total penawaran yang masuk sebesar Rp 38,8 triliun dan total yang dimenangkan sebesar Rp 9,5 triliun, mengacu data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu.

"Pasar obligasi saat ini mulai menunjukkan keharmonisan, dalam arti semua obligasi acuan bergerak satu arah. Namun demikian, secara indicator teknikal analisa, masih menunjukkan bahwa pasar obligasi masih dalam area pelemahan," katanya.

"Tetap waspadai situasi dan kondisi yang ada saat ini, karena sewaktu waktu, pasar dapat berubah secara cepat. Saat ini fokus utamanya tentu saja terkait dengan kesepakatan perdagangan antara Amerika dan China yang konon katanya menurut gosip yang beredar sedang berada di dalam perceraian," jelasnya.

Dia mengatakan, meskipun pada akhirnya kabar tersebut dibantah, namun apapun bisa saja terjadi saat ini. Tidak hanya itu saja, penutupan kembali terjadi di Jerman di sebuah distrik yang telah terjangkit wabah virus corona. Tentu hal ini akan memberikan sentimen bahwa gelombang kedua kian semakin nyata, meskipun proses tersebut berlangsung secara perlahan.

"Sejauh ini kami melihat pasar obligasi masih berpotensi untuk menguji level support [batas bawah] dan resistansi [batas atas] yang baru. Apabila konsisten, maka kenaikan harga dapat terkonfirmasi," katanya.

Dia menilai, total penawaran dalam lelang Sukuk Negara yang masuk tentu membuat takjub. Tidak hanya itu saja, dengan diserapnya lelang lebih tinggi daripada target indikatifnya tentu memberikan arti bahwa pelaku pasar dan investor memasang target imbal hasil yang tidak terlalu tinggi.

"Mengapa tidak terlalu tinggi? Karena mungkin saja pasar kembali yakin bahwa ekspektasi dan harapan akan pemulihan pasar masih akan menjadi selimut positif bagi prospek perekonomian," katanya.

Kemarin lelang Sukuk Negara dilakukan sebanyak enam seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) guna memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2020.

Hasil Lelang Surat Berjarga Syariah Negara (SBSN)

23-Jun-20

Seri

SPNS24122020

PBS002

PBS026

PBS023

PBS022

PBS005

Jatuh tempo

24-Dec-20

15-Jan-22

15-Oct-24

15-May-30

15-Apr-34

15 April 2043

Yield rerata tertimbang

5.639%

6.500%

7.440%

7.937%

8.170%

Penawaran masuk

4,951

17,301

8,4607

3,2965

1,493

3,3472

Sumber : djppr.kemenkeu.go.id


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Masuk Pasar Obligasi Rp 105 T, Investor Harus Ngapain?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular