
Yield Obligasi RI Diramal Menukik, Jadi Investor Harus Apa?

Jakarta,CNBC Indonesia - Imbal hasil (yield) obligasi RI untuk tenor 10 tahun (10y) diprediksi masih berpotensi menguat menuju 6,85% dalam jangka pendek. Namun secara jangka panjang, dalam kurun waktu 12 bulan imbal hasil obligasi 10y berpotensi mengalami penurunan menuju 6,40% dengan probabilitas sebesar 43%.
Hanya saja prediksi itu, dengan catatan imbal hasil obligasi 10y harus turun dulu di bawah 6,65% yang memiliki potensi probabilitas sebesar 70%.
"Sehingga kami melihat ada peluang yang cukup besar bagi imbal hasil obligasi 10y untuk berada di rentang 6,40 untuk skenario terbaik, dan 6,65 untuk scenario terburuk," kata Maximillianus Nicodemus, Associate Director Head of Research and Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, dalam risetnya, Kamis (13/8/2020).
"Untuk imbal hasil obligasi 20y secara jangka pendek berpotensi untuk berada di 7,25 dengan potensi probabilitas sebesar 60%."
Meski demikian, katanya, apabila hal tersebut terpenuhi, ada potensi bagi imbal hasil obligasi untuk berada di 7,15% dengan potensi probabilitas sebesar 47%. Sehingga hal tersebut berarti imbal hasil obligasi 20y berpotensi berada di 7,15 untuk skenario terbaik, dan 7,25 untuk skenario terburuk.
"Sebab itu, kami merekomendasikan wait and see dengan potensi beli apabila pergerakan melebihi 50 bps [basis poin]," katanya.
Dia menjelaskan, pasar obligasi masih bergerak menguat di tengah situasi dan kondisi pasar yang masih meminta harga obligasi untuk mengalami penurunan.
Dengan dukungan yang diberikan oleh pasar dengan adanya beberapa sentiment positif, tentu hal ini yang membuat pasar obligasi juga ikutan mendapatkan optimisme.
"Memang apabila melihat stimulus yang terjadi di pasar saat ini program pemulihan ekonomi pun masih sesuai rencana dan sudah berhasil memberikan implikasi yang positif. Namun kami melihat pasar masih menginginkan sesuatu yang lebih, lebih terasa di pasar dan lebih gurih bagi perekonomian ke depannya, sehingga kami melihat pasar masih membutuhkan dana yang lebih murah."
"Kami berharap bahwa kenaikan harga obligasi tidak menjadi blunder ke depannya.
Sentimen dalam negeri positif pada Selasa lalu ketika lelang SUN mencapai Rp 100 triliun lebih, meski disinyalir masih didominasi investor lokal. Pemerintah terindikasi tak lagi jor-joran melepas surat utang dan konservatif menyerap penawaran yang masuk
Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) melaksanakan lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (11/8/2020) untuk seri SPN03201112 (baru), SPN12210812 (baru), FR0086 (baru), FR0087 (baru), FR0080 (rilis ulang), FR0083 (rilis ulang) dan FR0076 (rilis ulang).
Dari total penawaran yang masuk Rp 106 triliun, jauh lebih tinggi dari lelang 28 Juli senilai Rp 72,78 triliun, lembaga milik Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tersebut hanya memenangkan tujuh seri yang ditawarkan dengan nilai total Rp 22 triliun.
![]() Hasil lelang SUN Selasa 11 Agustus 2020 |
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lelang SUN Hari Ini Turun Jadi Rp 61 T, Tenor 5 Tahun Diburu