Catat! Hari Ini Lelang SUN, Minat Diprediksi Tembus Rp 75 T

tahir saleh, CNBC Indonesia
16 June 2020 07:35
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor obligasi direkomendasikan untuk mengikuti lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa ini (16/6/2020). Ada indikasi total permintaan yang masuk akan lebih dari Rp 75 triliun, menunjukkan bahwa investor akan mencari obligasi sebagai alternatif investasi dan bersiap apabila Bank Indonesia (BI) memangkas tingkat suku bunga.

Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, bersama timnya, mengatakan pasar obligasi mengalami kebimbangan antara kenaikan atau penurunan pada perdagangan kemarin sesuai dengan prediksi tim riset.

Di tengah situasi dan kondisi yang kian mengkhawatirkan, membuat pelaku pasar dan investor semakin cemas terkait dengan penyebaran virus corona yang kian masif.

Mulai dari beberapa negara bagian Amerika, China, India, semua mengalami lonjakan kasus yang membuat pijakan dan pegangan bernama ekspektasi dan harapan menjadi goyah.

"Ini yang membuat pelaku pasar dan investor melepas aset yang berisiko, tapi yang terjadi pasar masih jauh berharap dalam lubuk hatinya bahwa ekonomi pasti akan menggeliat," katanya dalam riset harian, Selasa (16/6).

"Ini yang membuat pasar masih menahan diri untuk masuk ke dalam pasar obligasi. Apalagi ada lelang yang dihelat ini, sehingga pasar menunda masuk pasar obligasi kemarin dan menanti lelang yang akan diadakan oleh Pemerintah hari ini," katanya.

"Untuk lelang hari ini, karena ada pertemuan Bank Indonesia, ada indikasi total permintaan yang masuk akan lebih dari Rp 75 triliun, ini menunjukkan bahwa mereka akan mencari obligasi sebagai alternatif investasi dan bersiap apabila Bank Indonesia memangkas tingkat suku bunga," tegas Nico dan tim.

Namun pihaknya meyakini Bank Indonesia masih akan menyimpan amunisi 25 bps (basis poin) tersebut untuk nanti. Hanya saja, apabila total penawaran dalam lelang SUN hari ini yang masuk di atas Rp 50 T, pasar ingin menaruh sebagian investasinya dalam obligasi sebagai bentuk kehati-hatian terkait dengan situasi dan kondisi yang saat ini terjadi.

Pasar juga masih menantikan pasar saham sebagai tujuan investasinya. Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka bervariatif. Lelang akan mencuri perhatian di tengah potensi melemahnya pasar saham hari ini. "Kami merekomendasikan ikuti lelang hari ini," katanya.

Pemerintah akan melakukan lelang SUN dalam mata uang rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2020. Target indikatif sebesar Rp 20 triliun dengan target maksimal sebesar Rp 40 triliun. Seri yang akan dilelang sebagai berikut; SPN03200917, SPN12210304, FR0081, FR0082, FR0083, dan FR0076 sebagaimana diungkapkan data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan.

Sentimen luar negeri yang mempengaruhi pasar ialah 'obat' dari bank sentral AS, The Fed. "The Fed memberikan apa yang dibutuhkan pasar tatkala pasar sedang mengalami kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan. Sebuah obat penenang yang dibutuhkan," jelasnya.

The Fed mengatakan bahwa mereka akan memulai membeli obligasi korporasi individual di bawah Secondary Market Corporate Credit Facility. Program ini memiliki kemampuan untuk membeli surat utang korporasi hingga US$ 750 miliar.

"Tentu hal ini dilakukan sebagai upaya berkelanjutan dari The Fed untuk mendukung fungsi pasar dan mempermudah situasi dan kondisi kredit. Bank Sentral juga menjelaskan untuk pertama kalinya mereka akan menerapkan strategi pembelian, dan mengatakan akan mengikuti indeks pasar dari obligasi korporasi di Amerika yang dibuat khusus untuk fasilitas tersebut."

Kemarin, harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia melemah, merespons lonjakan kasus terinfeksi Covid-19 yang memberikan kekhawatiran tentang prospek ekonomi dunia yang suram.

Data Refinitiv menunjukkan pelemahan harga SUN tercermin dari tiga seri acuan (benchmark). Ketiga seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun dan FR0080 bertenor 15 tahun, sementara FR0083 bertenor 20 tahun justru mengalami penguatan.

Seri acuan yang paling melemah kemarin adalah FR0081 yang bertenor 5 tahun dengan kenaikan yield 9,60 basis poin (bps) menjadi 6,848%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.


(tas/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Virus Corona Semakin Ganas, Pasar SUN Bakal Terkoreksi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular