
Lelang SUN Tembus Rp 85 T, Begini Prediksi Obligasi Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor obligasi disarankan melakukan aksi beli (buy) dengan catatan apabila harga obligasi naik melebihi rentang 35-75 basis poin (bps). Harga obligasi hari ini pun diprediksi menguat pada perdagangan Rabu ini (17/6/2020).
Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, bersama timnya, mengatakan secara analisis teknikal, pasar obligasi mulai memasuki fase konsolidasi, namun secara momentum seharusnya pasar obligasi mengalami pelemahan.
Hanya saja secara sentimen mungkin masih akan mengalami penguatan. "Jadi teman teman diharapkan untuk berhati hati karena pasar sangat dinamis saat ini. Kami merekomendasikan beli hari ini apabila pergerakan kenaikan harga obligasi melebihi rentang 35 - 75 bps," kata Nico dan timnya, dalam riset harian, Rabu (17/6/2020).
Dari dalam negeri, kabar datang dari lelang Surat Utang Negara (SUN) yang dilakukan pemerintah, dalam mata uang rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2020. Total penawaran yang masuk sebesar Rp 84,8 triliun dan total yang dimenangkan sebesar Rp 20,5 triliun mengacu data Ditje Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko Kementerian Keuangan.
Seri SUN yang dilelang Selasa kemarin adalah seri SPN03200917 (tenor 3 bulan), SPN12210304 (tenor 9 bulan), FR0081 (tenor 5 tahun), FR0082 (tenor 10 tahun), FR0080 (tenor 15 tahun), FR0083 (tenor 20 tahun) dan FR0076 (tenor 28 tahun).
Lelang SUN tersebut dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI). Lelang bersifat terbuka (open auction), menggunakan metode harga beragam (multiple price).
Hasil Lelang Surat Utang Negara (SUN) | |||||||
16-Jun-20 | Seri | ||||||
SPN03200917 | SPN12210304 | FR0081 | FR0082 | FR0080 | FR0083 | FR0076 | |
Jatuh tempo | 17-Sep-20 | 04-Mar-21 | 15-Jun-25 | 15-Sep-30 | 15-Jun-35 | 15 April 2040 | 15 May 2048 |
Yield rerata tertimbang | 3.731% | 6.679% | 7.113% | 7.636% | 7.648% | 7.770% | |
Penawaran masuk | 0,860 | 30,909 | 36,307 | 7,6606 | 5,4809 | 3,6053 |
Sumber : djppr.kemenkeu.go.id
Seri acuan yang paling diminati investor adalah yang bertenor pendek, terlihat dari tabel di atas, seri FR0082 tenor 10 tahun mencapai Rp Rp 36,31 triliun sedangkan seri FR0081 tenor 5 tahun mencapai Rp 30,91 triliun.
Mengacu dari hasil lelang yang masuk, investor cukup optimis terhadap aset pendapatan tetap (fixed income) ini. Hal tersebut terlihat dari permintaan yang masuk melewati target indikatif. Artinya minat investor terhadap obligasi pemerintah cukup baik, dengan kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 4,2 kali.
Sementara pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Selasa lalu (9/6/2020) terjadi oversubscribed sebanyak 4,1 kali, yang tercermin dari permintaan yang masuk senilai Rp 28,64 triliun, dan pemerintah memenangkan sebesar Rp 9,5 triliun dari enam seri SBSN yang dilelangkan, dengan target indikatif Rp 7 triliun.
Kemarin, harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia melemah merespons pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menegaskan bahwa 2020 adalah tahun yang luar biasa. Bukan dalam konteks yang positif, tetapi tantangannya yang sangat besar.
Data Refinitiv menunjukkan pelemahan harga surat utang negara (SUN) tercermin dari tiga seri acuan (benchmark). Ketiga seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun dan FR0083 bertenor 20 tahun, sementara FR0082 bertenor 10 tahun justru mengalami penguatan.
Seri acuan yang paling melemah hari ini adalah FR0080 yang bertenor 15 tahun dengan kenaikan yield 4,30 basis poin (bps) menjadi 7,747%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Pilarmas menilai, fokus investor berikutnya setelah sentimen bank sentral AS, The Fed, adalah pertemuan Bank Indonesia, meskipun sedikit banyak pasar sudah bisa menebak hasilnya, namun pandangan dan sikap BI ke depannya akan menjadi kunci saat ini.
"Apalagi kalau BI memberikan stimulus, pasti akan menjadi sesuatu tenaga tambahan ke depannya. Pagi ini pasar obligasi akan dibuka menguat dengan potensi menguat."
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rekor! Nilai penawaran lelang SUN Capai Rp 94 T
