
Obligasi Korporasi Diramal Capai Rp 141 T, Non-BUMN Terbanyak

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan, pada tahun ini penerbitan surat utang korporasi baik BUMN maupun swasta mencapai Rp 140,77 triliun.
Jumlah ini naik dari realisasi penerbitan surat utang sepanjang tahun 2020 sebesar Rp 96,60 triliun yang masih tertekan akibat pandemi Covid-19.
Rinciannya, sebanyak Rp 43,12 triliun berasal dari perusahaan BUMN, dan sebesar Rp 53,47 triliun dari perusahaan non-BUMN.
Head of Economy Research Pefindo Fikri C Permana menuturkan, ada beberapa pertimbangan mengenai proyeksi penerbitan surat utang korporasi di tahun ini.
Pertama, di tahun ini surat utang yang akan jatuh tempo nilainya diperkirakan mencapai Rp 131 triliun yang mayoritas akan jatuh tempo pada periode kuartal ketiga dan keempat.
Namun, penerbitan surat utang ini akan menyesuaikan dengan kinerja masing-masing perusahaan di tengah tantangan mencari equilibrium bisnis yang baru saat pandemi Covid-19.
"Secara moderat kami memprediksi di 2021 akan ada penerbitan Rp 140,77 triliun untuk semua surat utang korporasi baik melalui obligasi, MTN [medium term notes] dan EBA [efek beragun aset]," kata Fikri, dalam pemaparan secara daring, Selasa (19/1/2021).
Fikri menilai dengan membaiknya kinerja perusahaan, maka kemungkinan perusahaan lebih besar untuk menerbitkan surat utang sebagai salah satu alternatif pendanaan baik untuk refinancing maupun kebutuhan modal kerja.
"Kami harapkan di saat perekonomian Indonesia membaik, demand produk yang dikeluarkan emiten lebih baik, akan mendorong penerbitan surat utang korporasi emiten," ujarnya.
Sampai dengan 18 Januari 2021, Pefindo tercatat sudah menerima mandat penerbitan surat utang korporasi sebesar Rp 33,24 triliun.
Nilai tersebut, terdiri dari mandat penerbitan MTN sebesar Rp 9,62 triliun, obligasi Rp 6,90 triliun, sukuk Rp 6,50 triliun, rencana penawaran umum berkelanjutan (PUB) 4,91 triliun, dan sekuritisasi Rp 3,55 triliun.
Lainnya yakni PUB Baru Rp 1,05 triliun. Sisanya dari penerbitan perpetual note dan Surat Berharga Komersial (SBK) masing-masing sebesar Rp 500 miliar dan Rp 200 miliar.
![]() Data Obligasi, Pefindo 19 Januari 2021 |
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi China Diprediksi Meroket, Harga SBN Melemah