
4 Negara Pesan Vaksin Covid-19, Rogoh Berapa Triliun?

Jakarta, CNBC Indonesia - Italia, Jerman, Belanda dan Prancis diketahui sepakat membayar setoran awal sebesar 750 juta euro atau US$ 843,2 juta (setara Rp 12 triliun, asumsi kurs Rp 14.000/US$) untuk 300 juta dosis vaksin potensial yang diproduksi AstraZeneca PLC, perusahaan farmasi Inggris, guna mengobati Covid-19.
Hal ini diungkapkan Kementerian Kesehatan Italia sebagaimana dilansir Reuters, Senin (15/6/2020). Kantor berita Italia juga melaporkan negara-negara itu akan memiliki opsi untuk membeli 100 juta dosis vaksin lanjutan.
Khusus Italia, Negeri Pizza ini akan membayar sebesar 185 juta euro (setara dengan Rp 3 triliun, asumsi kurs Rp 16.100/euro) untuk 75 juta dosis vaksin yang sedang dikembangkan oleh Oxford University.
Namun Ketika dimintai komentar lebih lanjut tentang kesepakatan ini, juru bicara perusahaan farmasi asal Inggris ini mengatakan kepada CNBC International bahwa "AstraZeneca tidak mengungkapkan informasi keuangan apa pun sehubungan dengan perjanjian itu."
Perusahaan mengatakan terbuka untuk berkolaborasi dengan perusahaan lain "untuk memenuhi komitmen perusahaan dalam mendukung akses ke vaksin secara nirlaba alias tanpa keuntungan selama pandemi. Perseroan juga mengantisipasi bahwa biaya pembuatan vaksin akan diimbangi dengan dana dari pemerintah.
Vaksin Covid-19 milik AstraZeneca yang bernama AZD1222 ini sedang menjalani uji klinis fase 2/3 dengan melibatkan sekitar 10.000 sukarelawan dewasa dalam uji coba tahap akhir di Inggris.
Dalam pernyataan manajemen AstraZeneca pada Sabtu lalu, perseroan mengakui bahwa ada potensi vaksin tersebut mungkin tidak berfungsi tetapi pihaknya berkomitmen terus mengembangkan program klinis secara kecepatan dan meningkatkan produksinya.
AstraZeneca juga menyetujui kesepakatan dengan Catalent untuk menyediakan kapasitas pengisian dan pengemasan botol di fasilitas pabriknya di Anagni, Italia, dan untuk "mempersiapkan pasokan komersial berskala besar" dari vaksin Covid-19 ini.
Catalent Inc adalah perusahaan multinasional di Somerset, New Jersey, AS, yang fokus pada penyedia global teknologi pengiriman, pengembangan, pembuatan obat, biologik, terapi gen dan produk kesehatan konsumen.
![]() (AP Photo/Kirsty Wigglesworth/FILE) |
Pada Minggu, AstraZeneca yang tercatat di Bursa New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange, menyatakan tengah dalam pembicaraan dengan beberapa negara soal pemesanan vaksin corona milik perusahaan yang potensial diproduksi setelah perusahaan siap mempublikasikan hasil dari tes tahap pertama.
Chief Executive Officer (CEO) AstraZeneca Pascal Soriot mengatakan beberapa negara yang melakukan negosiasi tersebut di antaranya Jepang, Rusia, Brasil, dan China.
Regulator Inggris, Badan Pengawas Obat-Obatan dan Produk Kesehatan (Medicines and Healthcare products Regulatory Agency/MHRA) juga telah menyetujui dimulainya uji coba fase III vaksin perusahaan setelah penelitian menunjukkan adanya kemanjuran dan keamanan atas vaksin milik AstraZeneca.
Pernyataan Soriot ini juga muncul setelah AstraZeneca berkomitmen memberikan 400 juta dosis vaksinnya ke negara-negara Eropa. Kesepakatan suplai vaksin tersebut kepada negara-negara itu menjadi kabar terbaru di tengah pemerintah negara-negara di seluruh dunia berebut untuk mendapatkan akses ke obat untuk memerangi pandemi Covid-19.
Dia mengatakan, Belanda, Italia dan Jerman juga akan memainkan peran besar dalam upaya pembuatan obat guna memerangi pandemi di Eropa.
Dilansir Reuters, Soriot mengatakan perusahaan berharap sudah bisa mendapatkan kepastian soal rilisnya vaksin pada akhir musim panas ini dengan mempertimbangkan jika vaksin, yang katanya akan menelan biaya beberapa dolar per dosis ini, akan bekerja mengobati Covid-19.
Sebelumnya, manajemen AstraZeneca menegaskan berencana memproduksi 2 miliar dosis vaksin virus corona (Covid-19), termasuk 400 juta untuk AS dan Inggris, serta 1 miliar untuk masyarakat di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Soriot, melalui telepon kepada CNBC International, mengatakan perusahaan berencana mulai mendistribusikan vaksin ke AS dan Inggris pada September atau Oktober mendatang, dengan kesiapan pengiriman secara stabil pada awal 2021.
AstraZeneca mengatakan telah menandatangani perjanjian lisensi dengan Serum Institute of India untuk mengirim 1 miliar dosis kepada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, di mana 400 juta di antaranya akan dikirimkan pada akhir tahun 2020.
Vaksin, bernama AZD1222, pada awalnya dikembangkan oleh Universitas Oxford di Inggris dan AstraZeneca bekerjasama dengan mitra industri farmasi untuk memproduksi dan mendistribusikan obat
AstraZeneca adalah perusahaan farmasi yang merupakan hasil merger dari perusahaan Swedia Astra AB dan perusahaan Britania, Zeneca Group PLC.
Soriot mengatakan distribusi vaksin itu tergantung pada uji klinis yang berlangsung pada Agustus mendatang. Uji klinis dan pembuatan vaksin akan dilakukan secara bersamaan, yang merupakan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk industri farmasi karena risiko memproduksi obat corona yang mungkin tidak berfungsi.
(tas/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap Produksi 2 Miliar Vaksin Covid-19, Siapa AstraZeneca?
