
Update Vaksin Covid-19 Inggris yang Telah Dipesan 4 Negara

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca PLC, tengah dalam pembicaraan dengan beberapa negara soal pemesanan vaksin corona (COVID-19). Pembicaraan muncul setelah perusahaan siap mempublikasikan hasil dari tes tahap pertama.
Pada pekan lalu, perusahaan yang tercatat di Bursa New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange ini telah menandatangani kontrak dengan pemerintah Eropa untuk memasok vaksin potensial melawan virus corona di kawasan itu.
Kontrak tersebut untuk hingga 400 juta dosis vaksin, yang dikembangkan oleh Universitas Oxford. Perusahaan menambahkan bahwa pihaknya sedang memperluas kapasitas produksi pembuatan vaksin, yang akan diberikan tanpa keuntungan selama pandemi.
Vaksin dengan nama AZD1222 ini masih dalam uji klinis. Jika hasil uji coba meyakinkan regulator bahwa vaksin itu aman dan efektif, pengiriman akan dimulai pada akhir tahun 2020.
Kesepakatan tersebut adalah kontrak pertama yang ditandatangani oleh Aliansi Vaksin Inklusif Eropa (IVA), sebuah kelompok yang dibentuk oleh Perancis, Jerman, Italia, dan Belanda untuk mengamankan dosis vaksin untuk semua negara anggota sesegera mungkin.
"Ini akan memastikan bahwa ratusan juta orang di Eropa akan memiliki akses ke vaksin ini, tentu saja, jika berhasil dan kita akan tahu bahwa pada akhir musim panas," kata Chief Executive Officer (CEO) AstraZeneca, Pascal Soriot kepada wartawan, sebagaimana dikutip dari The Star.
Soriot mengatakan ia juga memiliki "harapan baik" bahwa vaksin akan berhasil jika dilihat berdasarkan data awal.
Aliansi "akan bekerja sama dengan Komisi Eropa dan negara-negara lain di Eropa untuk memastikan semua orang di seluruh Eropa diberikan vaksin," katanya Soriot. "Kami memiliki rantai pasokan swasembada untuk Eropa" dengan produsen-produsen yang berjajar di antara Belanda, Jerman, Italia, dan Italia.
Vaksin ini untuk semua negara anggota Uni Eropa. Keempat negara yang menyetujui kesepakatan itu akan membayar jumlah total, yang belum diungkapkan, dan skema itu memungkinkan negara-negara lain untuk bergabung dalam kondisi yang sama, kata sumber dari kementerian kesehatan Italia.
Soriot menambahkan beberapa negara yang melakukan negosiasi tersebut di antaranya China, Brasil, Jepang, dan Rusia.
Sebelumnya, manajemen AstraZeneca menegaskan berencana memproduksi 2 miliar dosis vaksin, termasuk 400 juta untuk AS dan Inggris, serta 1 miliar untuk masyarakat di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Melalui telepon kepada CNBC International, Soriot mengatakan perusahaan berencana mulai mendistribusikan vaksin ke AS dan Inggris pada September atau Oktober mendatang, dengan kesiapan pengiriman secara stabil pada awal 2021.
AstraZeneca mengatakan telah menandatangani perjanjian lisensi dengan Serum Institute of India untuk mengirim 1 miliar dosis kepada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, di mana 400 juta di antaranya akan dikirimkan pada akhir tahun 2020.
Vaksin ini pada awalnya dikembangkan oleh Universitas Oxford di Inggris dan AstraZeneca bekerjasama dengan mitra industri farmasi untuk memproduksi dan mendistribusikan obat.
Regulator Inggris, Badan Pengawas Obat-Obatan dan Produk Kesehatan (Medicines and Healthcare products Regulatory Agency/MHRA) juga telah menyetujui dimulainya uji coba fase III vaksin perusahaan setelah penelitian menunjukkan adanya kemanjuran dan keamanan atas vaksin milik AstraZeneca.
AstraZeneca adalah perusahaan farmasi yang merupakan hasil merger dari perusahaan Swedia Astra AB dan perusahaan Britania, Zeneca Group PLC.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menkes Bidik 100 Juta Orang RI Dapat Booster Pertama Covid-19