Pasar Obligasi RI Diprediksi Menguat, Investor Harus Gimana?

tahir saleh, CNBC Indonesia
07 August 2020 07:48
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi Tanah Air masih mengalami kenaikan meskipun dalam situasi dan kondisi yang cukup rapuh. PT Pilarmas Investindo Sekuritas menilai pasar obligasi masih belum memiliki fondasi yang kuat yang mana seharusnya didukung oleh volume yang kuat untuk mengalami kenaikan.

Dengan demikian, pelaku pasar dan investor diharapkan dapat berhati hati terkait dengan penguatan pasar obligasi karena sewaktu waktu, kapan saja pasar obligasi bisa berbalik arah mengalami pelemahan secara harga.

"Kami merekomendasikan wait and see, dan akan berubah menjadi rekomendasi beli apabila obligasi bergerak naik di atas 75 bps [basis poin]," kata Maximillianus Nicodemus, Associate Director Head of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, dalam riset hariannya, Jumat (7/8/2020).

Dia mengatakan fokus perhatian pelaku pasar dan investor hari ini adalah adanya pengumuman cadangan devisa. Sentimen ini tentu akan memberikan dampak yang positif atau negatif terhadap pergerakan pasar.

"Sejauh ini kami melihat bahwa pasar masih membutuhkan trigger untuk bisa mendorong harga obligasi bergerak, baik untuk mengalami kenaikan atau mengalami penurunan," jelasnya.

"Yang harus diperhatikan saat ini adalah potensi pengeluaran utang yang akan dikeluarkan oleh pemerintah, dengan aktualisai nilai utang tersebut. Karena sejauh ini kalau kita perhatikan, dengan kebutuhan utang yang hampir Rp 900 triliun, yang dimana itu artinya setiap lelang mengharuskan pemerintah menyerap sekitar Rp 75 triliun," jelasnya.

Dia mengatakan, situasi dan kondisi saat ini tentunya akan membuat pemerintah tidak akan menyerap sebanyak itu dalam lelang pemerintah.

Itu artinya akan ada potensi penerbitan utang ditempat lain, dan ini yang harus dicermati bersama.

"Karena investor asing pun hingga sejauh ini masih belum kembali ke dalam pasar obligasi dalam negeri. Kami melihat dalam beberapa waktu ke depan pasar obligasi masih akan begini begini saja, namun situasi dan kondisi sekarang jauh lebih baik karena pasar obligasi mampu berada di bawah 7% untuk imbal obligasi pemerintah 10 y [tenor 10 tahun]," katanya.

"Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas," jelasnya.

Sentimen yang menggerakkan pasar hari ini yakni Bank Sentral Inggris yang kembali mempertahankan tingkat suku bunganya. Ditambah dengan tidak merubah nilai pembelian obligasi yang sudah ada sebelumnya sembari memberikan peringatan bahwa proses pemulihan ekonomi mungkin akan jauh lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Sentimen lain yakni soal Filipina. Setelah sebelumnya pada kuartal pertama Filipina mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi, sekarang di kuartal kedua pun negeri ini pun merasakan sakit yang sama, pada akhirnya secara teknis Filipina memasuki fase resesi.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Hindari Aset Berisiko, Harga Obligasi RI Naik Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular