Investor Hindari Aset Berisiko, Harga Obligasi RI Naik Lagi

Haryanto, CNBC Indonesia
24 April 2020 17:14
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada Jumat ini (24/4/2020) menguat di tengah penghindaran aset berisiko (risk aversion) dari investor dan arus modal asing yang masuk ke pasar obligasi.

Penguatan dalam harga obligasi senada dengan yang terjadi di pasar surat utang negara maju dan berkembang, yang kesemuanya hampir mencatatkan penguatan.

Data Refinitiv menunjukkan
penguatan harga surat utang negara (SUN) tercermin dari dua seri acuan (benchmark). Kedua seri tersebut adalah FR080 bertenor 15 tahun, FR0083 bertenor 20 tahun, sementara untuk FR0081 bertenor 5 tahun dan FR0082 bertenor 10 tahun mengalami pelemahan.

 

Seri acuan yang paling menguat hari ini adalah FR0083 yang bertenor 20 tahun dengan penurunan yield 0,7 basis poin (bps) menjadi 8,078%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 24 Apr'20

Seri

Jatuh tempo

Yield 23 Apr'20 (%)

Yield 24 Apr'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 24 Apr'20 (%)

FR0081

5 tahun

7.222

7.25

2.80

7.2961

FR0082

10 tahun

7.839

7.842

0.30

7.8620

FR0080

15 tahun

8.008

8.007

-0.10

7.8705

FR0083

20 tahun

8.085

8.078

-0.70

7.9470

Sumber: Refinitiv

Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) juga menguat. Indeks tersebut naik 0,08 poin (0,03%) menjadi 266,71 dari posisi kemarin 266,63.

Penguatan di pasar surat utang hari ini tidak senada dengan stagnasi rupiah di pasar valas. Pada hari Jumat ini (24/4/2020), Rupiah stagnan alias 0,00% dari penutupan sebelumnya. Kini US$ 1 dibanderol Rp 15.350/US$ di pasar spot.

 

Obligasi RI Terburuk Ketiga
Penguatan harga SUN senada dengan kenaikan di pasar surat utang pemerintah negara maju dan berkembang lainnya. Di antara pasar obligasi negara yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, SBN tenor 10 tahun menjadi yang terburuk ketiga setelah Brasil dan India.

Dari pasar surat utang negara maju dan berkembang terpantau menguat, yang kesemuanya hampir mencatatkan penurunan tingkat yield.  Sementara surat utang negara yang paling menguat yaitu Filipina, yang mengalami penurunan tingkat yield 13,4 basis poin (bps).

Hal tersebut mencerminkan investor global
masih cukup optimis terhadap aset pendapatan tetap (fixed income) ini di tengah aksi jual aset berisiko karena dampak pandemi virus corona terhadap ekonomi masih menjadi fokus pasar.

 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 23 Apr'20 (%)

Yield 24 Apr'20 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil (BB-)

6.925

7.19

26.50

China (A+)

2.527

2.512

-1.50

Jerman (AAA)

-0.419

-0.451

-3.20

Prancis (AA)

0.097

0.07

-2.70

Inggris Raya (AA)

0.312

0.284

-2.80

India (BBB-)

6.06

6.172

11.20

Jepang (A)

-0.003

-0.018

-1.50

Malaysia (A-)

2.939

2.887

-5.20

Filipina (BBB)

3.854

3.72

-13.40

Rusia (BBB)

6.17

6.16

-1.00

Singapura (AAA)

1.028

1.006

-2.20

Thailand (BBB+)

1.27

1.25

-2.00

Amerika Serikat (AAA)

0.624

0.61

-1.40

Afrika Selatan (BB+)

10.92

10.88

-4.00

Sumber: Refinitiv

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

 




(har/tas) Next Article Asing Masuk Jelang New Normal, Obligasi RI Jadi Jawara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular