Bukan Asing yang Gencar Borong SUN, Ternyata 2 Investor Ini

har, CNBC Indonesia
23 June 2020 13:17
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada hari Senin kemarin (22/6/2020) terapresiasi karena terdorong oleh aksi penghindaran risiko (risk aversion) investor di tengah kekhawatiran gelombang kedua serangan virus corona.

Investor kembali masuk ke pasar obligasi sejak dimulainya era masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pada 5 Juni 2020 lalu, sehingga aktivitas perekonomian berputar kembali setelah sempat melambat bahkan nyaris terhenti.

Hal ini tercermin dari minat investor yang cukup tinggi dari hasil lelang dalam kurun dua minggu terakhir yang melebihi target yang ditetapkan pemerintah.

Pasar obligasi pemerintah Indonesia masih menarik di mata investor karena menawarkan tingkat imbal hasil (yield) yang cenderung lebih tinggi dibandingkan negara lainnya. Selain itu, yang jadi faktor pendukung juga karena kebijakan yang dilakukan oleh BI, Pemerintah serta otoritas terkait dalam menjaga stabilitas ekonomi.

Sementara munculnya harapan baru akan adanya pemulihan ekonomi ini menyebabkan investor juga sudah mulai berani mengeluarkan dana untuk kembali berinvestasi.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat nilai outstanding atau posisi kepemilikan investor asing (non-resident) mencapai Rp 934,91 triliun hingga 19 Juni 2020. Angka tersebut sekitar 30,19% dari total nilai SBN yang tercatat di DJPPR sebesar Rp 3.096,39 triliun.

Lalu bagaimana dengan investor dari reksa dana dan dapen (dana pensiun) atas kepemilikan obligasi RI ini?

Nilai outstanding dari reksa dana hingga 19 Juni 2020 mencapai Rp 135,23 triliun sementara dapen mencapai Rp 229,18 triliun.

 

Nilai Outstanding (Triliun Rupiah)

Institusi

2 Juni 2020 (Rp T)

19 Juni 2020 (Rp T)

Perubahan %

Asing (non residen)

932,41

934,91

0,25

Reksa Dana

133,67

135,23

1,17

Dana Pensiun

228,03

229,18

0,5

 Sumber: DJPPR

Mengacu data di atas, ada peningkatan kepemilikan SBN dari ketiga institusi tersebut. Jika berdasarkan perhitungan sejak awal bulan Juni 2020 di mana mulai diwacanakan skenario new normal.

Meskipun penerapannya dimulai sejak 5 Juni 2020, namun investor sudah mengambil langkah-langkah untuk masuk pasar obligasi RI merespons ini.

Pada periode 2 - 19 Juni 2020, investor asing menambah kepemilikan SBN sebesar Rp 2,5 triliun atau 0,27%, sedangkan reksa dana yang memiliki porsi 4,37% dari total SBN hingga 19 Juni 2020 menambahkan Rp 1,56 triliun atau 1,17%.

Sementara untuk Dana Pensiun menambahkan kepemilikan SBN sebesar Rp 1,15 triliun atau sekitar 0,50% pada periode tersebut. Dapen memiliki porsi yang sebesar 7,40% dari total SBN hingga 19 Juni 2020.

Artinya dari ketiga institusi tersebut yang paling banyak menambahkan kepemilikan SBN pada periode tersebut yaitu reksa dana diikuti oleh dapen dan terakhir investor asing.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar Obligasi Diprediksi Melemah, Investor Harus Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular