Yield Surat Utang Pemerintah Kegedean? Ini Buka-bukaan Bos BI

Jakarta, CNBC Indonesia - Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah dinilai masih cukup tinggi. Ini membuat perbankan sulit menurunkan suku bunga kredit karena ada pilihan untuk menempatkan dana di surat utang pemerintah.
Hal tersebut menjadi salah satu tema diskusi antara Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dengan Founder/Chairman CT Corp Chairul Tanjung dalam acara CNBC Indonesia Outlook 2021, Kamis (25/2/2021). Menurut CT, sapaan akrab Chairul Tanjung, BI sudah agresif dengan menurunkan suku bunga tetapi suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) masih saja tinggi.
"BI sangat agresif dalam proses pemulihan, malah menjadi nakhoda utama. BI sudah turunkan suku bunga, sudah sharing dengan pembelian SUN (Surat Utang Negara) tanpa bunga, dan lain sebagainya. Namun yield SUN masih jauh lebih tinggi, yang membuat perbankan punya alternatif menyalurkan kredit atau menempatkan dana di SUN. ini mengakibatkan terjadinya gerakan ekonomi menjadi terhambat, seharusnya penurunan suku bunga secara serentak," tegas CT.
Perry menjawab, seyogianya yield SBN dipengaruhi oleh suku bunga acuan. Jadi kalau suku bunga acuan turun semestinya yield SBN ikut turun. Saat ini suku bunga acuan berada di 3,5%, terendah dalam sejarah Indonesia merdeka.
Akan tetapi, lanjut Perry, ada dinamika di pasar yang membuat yield SBN malah naik. Dinamika itu adalah kenaikan yield obligasi pemerintah AS yang mendorong kenaikan yield obligasi pemerintah berbagai negara, termasuk Indonesia.
Kini, tambah Perry, pemerintah dan BI terus berkoordinasi untuk menjaga yield SBN agar tidak naik terlalu tinggi. Misalnya target dalam lelang SBN tidak perlu terlalu tinggi sehingga yield bisa dikendalikan.
"Dalam operasi moneter, kami kendalikan yield SBN di pasar sekunder supaya kalau ada tekanan tidak ada kenaikan. Dengan kondisi ekonomi yang lebih baik, insya Allah yield SBN akan turun di tengah-tengah kita mendorong kredit dan penurunan suku bunga kredit. Sinergi terus dilakukan," papar Perry.
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Sebut Pasar SUN Mulai Adem, Cek Faktanya Gengs!
