Salim Ivomas Tekor Rp 52 M di Q1, London Sumatra Laba Rp 81 M

tahir saleh, CNBC Indonesia
22 May 2020 14:54
Kelapa sawit (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Kelapa sawit (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua perusahaan perkebunan kelapa sawit milik Grup Salim yakni PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) dan anak usahanya PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) resmi merilis laporan keuangan 3 bulan pertama tahun ini atau kuartal I-2020 dari kuartal I-2019.

Hasilnya, Salim Ivomas alias SIMP masih menderita rugi bersih Rp 51,86 miliar per Maret 2020, atau membengkak 66% dari rugi bersih Rp 31,27 miliar pada periode yang sama 2019.

Adapun pendapatan turun tipis 1% Rp 3,32 triliun dari periode yang sama sebelumnya Rp 3,36 triliun. Manajemen SIMP dalam keterangan resmi mengungkapkan penurunan pendapatan terutama disebabkan penurunan volume penjualan produk sawit dan Divisi Minyak & Lemak Nabati (EOF) yang sebagian diimbangi oleh kenaikan harga jual rata-rata (ASP) produk sawit dan Divisi EOF.

Grup SIMP mencatat laba bruto sebesar Rp 506 miliar, laba usaha Rp 143 miliar dan EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) Rp 585 miliar.


"Rugi periode berjalan sebesar Rp 52 miliar dibandingkan Rp 31 miliar, terutama berasal dari rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar aset biologis sebesar Rp 141 miliar di mana sebagian dapat diimbangi oleh kenaikan ASP, laba selisih kurs dan penurunan beban umum dan administrasi," jelas manajemen, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat (22/5/2020).

Laporan keuangan SIMP mencatat aset biologis yang dimaksud yakni terdiri atas HTI (Hutan Tanaman Industri).

Pada kuartal I-2020, produksi TBS (tandan buah segar) inti turun 8% yoy (year on year) menjadi 687.000 ton. Seiring dengan penurunan produksi TBS inti dan eksternal, produksi CPO (minyak sawit mentah/crude palm oil) turun 10% yoy menjadi 173.000 ton. 

Entitas induk dari SIMP yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan Indofood Agri Resources Ltd yang berbasis di Singapura, sementara First Pacific Company Limited, Hong Kong, adalah entitas induk terakhir perusahaan.


Laba Lonsum
Di sisi lain, kinerja positif dicatatkan anak usahanya London Sumatra atau Lonsum. Laba LSIP melesat 109,8% menjadi Rp 81,04 miliar dari sebelumnya Rp 38,63 miliar.

Kenaikan laba bersih LSIP terjadi di tengah pendapatan perusahaan yang justru terkoreksi 12,7% menjadi Rp 810,02 miliar dari sebelumnya Rp 927,94 miliar. Perusahaan juga mengalami kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset biologis sebesar Rp 81,74 miliar dari sebelumnya laba Rp 5,98 miliar.

Manajemen mengungkapkan kenaikan laba bersih terutama seiring kenaikan ASP, laba selisih kurs dan penurunan beban umum dan administrasi di mana sebagian diimbangi oleh rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar aset biologis.

"Lonsum mempertahankan posisi keuangan yang sehat dengan total aset Rp 10,47 triliun termasuk posisi kas Rp 1,39 triliun dan dengan tidak adanya pendanaan melalui hutang (funded debt) pada tanggal 31 Maret 2020," tulis manajemen Lonsum.

Adapun penurunan penjualan terjadi karena penurunan volume penjualan produk sawit (CPO, Palm Kernel dan produk turunan PK) dan karet, tetapi sebagian diimbangi peningkatan harga jual rata-rata (ASP) produk sawit dan karet. Pada kuartal I-2020, harga rata-rata atau ASP CPO dan PK naik masing-masing 29% yoy dan 14% yoy.

Pada periode 3 bulan pertama ini, produksi TBS inti Lonsum turun 10,2% yoy menjadi 306.808 ton. Seiring penurunan produksi TBS inti dan eksternal, produksi CPO juga turun 16,0% yoy menjadi 80.465 ton.

Dengan penurunan produksi Lonsum ini, maka volume penjualan CPO juga turun 30,5% yoy menjadi 75.998 ton dan volume penjualan PK dan produk turunan PK turun 30,2% yoy menjadi 19.782 ton. 

[Gambas:Video CNBC]




(tas/hps) Next Article Rugi Salim Ivomas Bengkak 613%, Laba Lonsum Drop 23% di 2019

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular