
Rugi Salim Ivomas Bengkak 613%, Laba Lonsum Drop 23% di 2019

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja dua emiten sawit Grup Salim, yakni PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) dan anak usahanya PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) tertekan kendati nasib LSIP lebih baik karena masih mencetak keuntungan di tahun 2019.
Mengacu laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat ini (28/2/2020), kinerja SIMP masih terpuruk. Rugi bersih SIMP membengkak 613% menjadi Rp 546,15 miliar di tahun 2019, dari tahun sebelumnya yang juga rugi bersih Rp 76,57 miliar.
Catatan kerugian ini seiring dengan pendapatan perusahaan yang turun 3% menjadi Rp 13,65 triliun,dari tahun sebelumnya Rp 14,06 triliun.
Selain itu tekanan masih dikontribusi dari beban yang naik terutama beban operasi lain, beban umum dan administrasi yang melonjak, beban keuangan yang naik menjadi Rp 905,79 miliar dari Rp 855,19 miliar, dan adanya bagian atas rugi entitas sebesar Rp 10,79 miliar dari sebelumnya untung Rp 2,24 miliar.
Manajemen SIMP menyatakan, sepanjang tahun lalu, produk produksi TBS (tandan buah segar) inti turun 2% yoy (year on year) menjadi 3.300.000 ton. Seiring penurunan produksi TBS inti dan eksternal, produksi CPO (minyak sawit mentah) juga turun 9% yoy menjadi 840.000 ton.
"Grup SIMP mencatat penjualan sebesar Rp 13,65 triliun, turun 3% yoy terutama disebabkan penurunan harga jual rata-rata produk sawit yang sebagian diimbangi oleh pertumbuhan volume penjualan dari produk inti sawit (PK), gula dan Divisi Minyak & Lemak Nabati," tulis pernyataan perusahaan.
Volume penjualan CPO relatif tetap menjadi 882.000 ton, sementara itu volume penjualan produk PK naik 14% menjadi 220.000 ton. Harga jual rata-rata CPO dan PK pada tahun 2019 turun 3% yoy dan 39% yoy.
Adapun anak usahanya, LSIP atau Londum juga mencatatkan penurunan kinerja meski masih untung. Laba bersih LSIP turun 23,4% menjadi Rp 253,90 miliar dari sebelumnya Rp 331,36 miliar.
Penjualan turun menjadi Rp 3,69 triliun minus 8% dari sebelumnya Rp 4,02 triliun.
"Lonsum mencatat penurunan penjualan dan laba terutama seiring penurunan volume penjualan CPO dan penurunan harga rata-rata produk sawit (CPO, PK dan produk turunan PK). Pada FY2019, harga jual rata-rata CPO dan PK turun 2% yoy dan 43% yoy," tulis pernyataan LSIP.
Volume penjualan CPO turun 4,2% yoy menjadi 417.533 ton, sementara itu volume penjualan PK dan produk turunan PK meningkat 10,6% yoy menjadi 124.908 ton.
Adapun khusus kuartal IV-2019, Lonsum melaporkan peningkatan kinerja dengan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 201 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan periode 4Q2018 dan periode 3Q2019 terutama karena pemulihan harga CPO yang kuat pada 4Q2019.
(tas/hps) Next Article Harga CPO Pulih, Emiten Sawit Grup Salim Geber Capex Rp 1,6 T
