
PHK Ancam Industri Properti, 90% BUMN Terdampak Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah di pekan terakhir sebelum Hari Raya Idul Fitri, yakni Rabu lalu (20/5/2020). Investor tampaknya masih memilih memegang uang cash ketimbang menempatkan dananya di portofolio investasi selama libur panjang bursa hingga 6 hari ke depan.
Nilai transaksi di bursa mencapai Rp 40,41 triliun karena ada transaksi pembelian saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) oleh Bangkok Bank hari ini yang resmi dilakukan dengan nilai mencapai Rp 33,66 triliun.
Meski tidak ada perdagangan hari ini, Jumat (22/5/2020), dan pasar baru akan kembali dibuka pada Selasa (26/5/2020), simak pemberitaan menarik korporasi berikut ini seperti dirangkum CNBC Indonesia:
1.Erick Thohir: 90% Perusahaan BUMN Terdampak Pandemi
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini mencatat sebanyak 90% perusahaan plat merah harus menanggung dampak Covid-19. Hal ini menyebabkan kinerja perusahaan bisa mengalami penurunan kinerja selama masa pandemi ini.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan hampir semua sektor bisnis tak lepas dari dampak negatif berkembangnya virus ini. Meski tak semuanya mengalami kondisi tersebut.
"Dengan kondisi saat ini 90% perusahaan terkena impact. BUMN yang tak terlalu impact yaitu Telkom, kesehatan dan kelapa sawit. Lainnya ter-impact," kata Erick dalam paparan virtual, Rabu (20/5/2020).
Penurunan kinerja ini tak lepas dari kemampuan perusahaan untuk menyetorkan dividennya kepada negara. Diperkirakan tahun depan BUMN hanya akan mampu menyetor dividen paling banyak setengah dari target yang dipatok sebelumya.
2.Resmi Caplok Bank Permata, Bangkok Bank Siap Tender Offer
Bangkok Bank Public Company Limited (Bangkok Bank) resmi menyelesaikan akuisisi penting atas agregat 89,12% kepemilikan saham PT Astra International Tbk (ASII) dan Standard Chartered PLC di PT Bank Permata Tbk (BNLI), bank terbesar ke-12 di Indonesia berdasarkan total aset.
Transaksi dituntaskan hari ini, Rabu (20/5/2020), dengan kesepakatan valuasi sebesar 1,63 kali lipat dari nilai buku Permata per 31 Maret 2020, atau sekitar Rp 33,66 triliun (US$ 2.282 juta, Baht 73.722 juta).
Presiden Bangkok Bank, Chartsiri Sophonpanich mengatakan pihaknya akan mengajukan permohonan kepada regulator keuangan Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), untuk meminta persetujuan melakukan penawaran tender wajib (mandatory tender offer) untuk membeli sisa 10,88% saham Permata milik publik.
3.Baja Anjlok, Krakatau Steel Diminta Jajaki Bisnis Lain
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) untuk mencari peluang bisnis baru di tengah menurunnya permintaan baja nasional. Penurunan dalam permintaan baja tak hanya terjadi di dalam negeri saja, tapi juga menjadi hal yang terjadi secara dunia.
Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin mengatakan Covid-19 berdampak pada ketidakpastian kondisi global, tapi dalam waktu bersamaan bisa memberikan peluang pasar jika pelaku industri jeli dalam melihat peluang.
"Saya rasa Covid-19 ini, selain ciptakan suasana ketidakpastian tidak enak buat seluruh bisnis di Indonesia, tapi ciptakan kesempatan bagi bisnis yang jeli yang melihat peluang ke depan. Pesan saya, coba jalin komunikasi dengan regulator, dengan pelanggan, untuk pastikan sekarang adalah kesempatan dimana produk lokal bisa masuk dan kuasai konsumsi di dalam negeri," kata Budi dalam steel industry roundtable secara virtual, Rabu (20/5/2020).
4.PHK Mengancam Industri Properti, Apa Kata Bos Ciputra?
Pandemi Covid-19 di Indonesia berdampak pada melemahnya pertumbuhan ekonomi nasional seiring dengan lesunya dunia usaha termasuk sektor properti. Bahkan dikabarkan sekitar 30,34 juta karyawan yang bekerja di industri properti dan turunannya terancam dirumahkan dan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Direktur PT Ciputra Development TBK (CTRA), Harun Hajadi mengatakan penurunan penjualan unit properti akibat pandemi Covid-19 bisa berdampak pada kelangsungan usaha di sektor properti.
Ada jutaan tenaga kerja yang terhubung baik langsung maupun tidak dengan sektor usaha properti bisa kehilangan sumber pendapatan mereka.
"Karena pasar properti ini sangat segmented dan properti itu kaitannya juga cukup banyak sekali, tentu banyak sekali kontraktor-kontraktor yang mempekerjakan karyawan karyawannya sudah kehabisan cashflow [arus kas] mungkin, mereka juga harus memberhentikan," kata Harun dalam Squawk Box CNBC Indonesia, Rabu (20/05/20).
5.Kapan Asing Masuk RI Lagi? Begini Penjelasan Schroders
Salah satu Manajer Investasi (MI) terbesar di Indonesia, Schroder Invesment Management Indonesia (Schroders), mengatakan investor asing masih enggan masuk ke pasar keuangan Indonesia merespons kondisi ekonomi yang terdampak pandemi virus corona (covid-19). Keputusan asing untuk masuk ke Indonesia menanti data-data ekonomi pada pada paruh kedua tahun ini.
Direktur dan Portofolio Manager PT Schroders Investment Management Indonesia Irwanti mengatakan berdasarkan ekspektasi dari pemerintah, pelonggaran Pembatasan Sosial Besar (PSBB) memungkin pemulihan ekonomi di Juni mendatang.
"Kinerja kuartal I tidak bisa diharapkan, kuartal II juga pasti masih berdampak dalam. Jadi investor asing akan melihat kinerja di paruh kedua tahun ini", jelasnya dalam virtual video interview dengan CNBC Indonesia, Rabu (20/05/20).
6.Ekonomi Berat, Leasing Astra Restrukturisasi Kredit Rp 21,9 T
Kondisi ekonomi saat ini cukup berat akibat pandemi virus corona (Covid-19). Banyak orang yang pendapatannya tiba-tiba menurun atau bahkan kehilangan pekerjaan. Kemampuan keuangan pun diprediksi kian menurun.
Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan program restrukturisasi kredit bagi nasabah yang terdampak pandemi, baik di bank maupun di perusahaan pembiayaan (leasing/multifinance).
Astra Financial, selaku perusahaan pembiayaan di bawah Grup Astra, menyatakan selama 1,5 bulan program restrukturisasi kredit meluncur, sudah melakukan restrukturisasi kepada 792.000 nasabah dengan nilai Rp 21,9 triliun.
7.Bank Mandiri Tunggu Aturan Detail Bank Jangkar
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menyatakan kesiapannya mendukung kebijakan pemerintah jika ditunjuk sebagai Bank Jangkar atau Bank Peserta yang menjadi penyalur likuiditas untuk bank-bank lain yang kesulitan karena terdampak pandemi Covid-19.
Corporate Secretary Bank Mandiri, Rully Setiawan mengatakan, Bank Jangkar ini merupakan kebijakan dari pemerintah untuk memitigasi dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat pandemi Covid-19.
"Tentu kami siap mendukung kebijakan pemerintah mengenai Bank Jangkar dalam rangka memitigasi dampak ekonomi Covid-19. Sesuai PP 23, peran Bank Jangkar adalah untuk menyalurkan dana pemerintah ke Bank Pelaksana atau bank penerima," kata Rully Setiawan, kepada CNBC Indonesia, Rabu (20/5/2020).
"Dalam implementasinya, kami akan tetap prudent sambil menunggu detail ketentuan pelaksana atas prinsip penyangga bantuan likuiditas dari pemerintah, terutama mengenai skema penyaluran likuiditas dan mitigasi risikonya," ungkapnya.
(tas/tas) Next Article Ini Harga Baru Unilever di 2020, Laba Chandra Asri Ambles 81%
