
Dampak Corona, KPR Subsidi Bank BTN Naik 10% di Q1

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyaluran kredit PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) sepanjang kuartal I-2020 hanya tumbuh 4,59% menjadi Rp 253,25 triliun di tengah pandemi virus corona (Covid-19), dari periode yang sama tahun lalu Rp 242,14 triliun. Kredit terbesar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi sebesar 44,53%.
Berdasarkan paparan kinerja BTN Kuartal I-2020 secara virtual, KPR Subsidi menyumbang 44,53% dari total kredit BBTN dan mencatatkan pertumbuhan 10,57% yoy (year on year) dari Rp 101,9 triliun pada kuartal I/2019 menjadi Rp112,78 triliun pada periode yang sama tahun ini.
Pada segmen KPR Non-subsidi, penyaluran kredit minus 1,2% menjadi Rp 72,07 triliun dari sebelumnya Rp 72,93 triliun. Secara total, kredit di sektor perumahan di Bank BTN naik 4,14% yoy dari Rp 219,73 triliun pada Maret 2019 menjadi Rp 228,82 triliun di bulan yang sama tahun ini.
Sementara itu, segmen kredit non-perumahan juga naik sebesar 9,05% yoy dari posisi sebesar Rp 22,41 triliun pada 31 Maret 2019 menjadi Rp 24,43 triliun di periode yang sama tahun ini. Kenaikan terbesar di segmen ini ditopang melesatnya penyaluran kredit korporasi sebesar 87,75% yoy menjadi Rp6,54 triliun pada 31 Maret 2020.
Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan sentimen yang ada saat ini berpengaruh pada pertumbuhan kredit nasional di mana pertumbuhan kredit nasional melambat signifikan hanya 5,9%, padahal Februari tahun lalu mencapai 12%. Di sisi lain, indeks penjualan properti juga negatif di kuartal I-2020.
"Kredit yang tinggi masih di KPR bersubsidi, di mana total KPR subsidi tidak termasuk yang dibiayai syariah mencapai Rp 100 triliun, tumbuh 10,4%. KPR non subsidi menurun 1% dan dari sisi kredit pembiayaan kita tumbuh signifikan 6,6% terutama pembiayaan kurang lebih 71-72% ke KPR subsidi sehingga mengalami peningkatan yang baik," kata Pahala dalam paparannya, Jumat (15/5/2020).
"Kita beruntung di 2020, meski KPR subsidi dikhawatirkan turun, hanya tersedia 150.000 untuk FLPP [Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan] dan BP2BT [Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan] tapi kita beruntung dengan adanya tambahan kuota subdisi yang minggu ini," katanya.
"Dananya tersedia dan akan mulai didorong, kita bersyukur KPR subsidi mencapai 337.500 rumah dari 102.500 rumah, jadi memang sampai akhir Maret BTN yang sebetulnya FLPP peroleh alokasi sedikit di 30.000, di April sudah kita habiskan dan dengan tambahan kuota subsidi 37.500 itu kita harapkan akan bisa dorong juga, dari 337.000, BTN peroleh alokasi 146.000 rumah," jelasnya.
Sebagai informasi, laba bersih ambles sebesar 36,79% pada kuartal I-2020 menjadi Rp 457 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 723 miliar.
Penurunan laba bersih ini terjadi setelah pertumbuhan kredit tumbuh hanya single digit yakni 4,59% pada periode 3 bulan pertama tahun ini. Kredit dan pembiayaan hanya tumbuh menjadi Rp 253,25 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp 242,14 triliun.
Adapun dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh satu digit yakni 2,73% menjadi Rp 221,72 triliun dari sebelumnya Rp 215,83 triliun. Dengan aset Bank BBTN yakni naik 2,27% menjadi Rp 308,19 triliun dari Maret 2019 Rp 301,35 triliun.
"Pendapatan bunga tersebut disumbang pertumbuhan kredit kami yang masih solid kendati dampak Covid-19 cukup terasa. Pencadangan, permodalan, dan likuiditas kami yang cukup tebal juga menjadi bantalan kuat di tengah kondisi seperti saat ini," jelas Pahala.
(tas/tas) Next Article Kinerja 2020 Fantastis! BTN Incar Laba Rp 2,8 T Tahun Ini