Kuartal I-2020, Laba Bersih Bank BTN Anjlok 36%

Monica Wareza, CNBC Indonesia
15 May 2020 14:48
Direktur Utama Bank BTN, Pahala N. Mansury (Dok. BTN)
Foto: Direktur Utama Bank BTN, Pahala N. Mansury (Dok. BTN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Laba bersih PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) ambles sebesar 36,79% pada kuartal I-2020 menjadi Rp 457 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 723 miliar.

Berdasarkan paparan kinerja secara virtual Bank BTN pada Jumat ini (15/5/2020), penurunan laba bersih ini terjadi setelah pertumbuhan kredit tumbuh hanya single digit yakni 4,59% pada periode 3 bulan pertama tahun ini. Kredit dan pembiayaan hanya tumbuh menjadi Rp 253,25 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp 242,14 triliun.

Adapun dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh satu digit yakni 2,73% menjadi Rp 221,72 triliun dari sebelumnya Rp 215,83 triliun. Dengan aset Bank BBTN yakni naik 2,27% menjadi Rp 308,19 triliun dari Maret 2019 Rp 301,35 triliun.

Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan dampak dari penyebaran Covid-19 telah terlihat di berbagai sektor pada kuartal I/2020. Meski demikian, berbagai strategi yang telah dijalankan perseroan sejak tahun lalu, menjadi bantalan cukup tebal untuk mempertahankan kinerja di Bank BTN.


Pada kuartal I-2020, pendapatan bunga tercatat senilai Rp6,17 triliun, sehingga laba operasional perseroan sebelum provisi tercatat sebesar Rp 870 miliar.

"Pendapatan bunga tersebut disumbang pertumbuhan kredit kami yang masih solid kendati dampak Covid-19 cukup terasa. Pencadangan, permodalan, dan likuiditas kami yang cukup tebal juga menjadi bantalan kuat di tengah kondisi seperti saat ini," jelas Pahala, paparan virtual, Kinerja Bank BTN Kuartal I/2020 di Jakarta, Jumat (15/5).

Dia mengatakan, guna menjaga rasio pencadangan yang kuat, Bank BTN memupuk provisinya dengan mengalokasikan dari laba operasional. Per kuartal I/2020, coverage ratio perseroan melonjak ke level 105,66% dari 45,07% pada periode yang sama tahun lalu.

Adapun rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 18,73% pada kuartal I/2020 atau naik 111 basis poin (bps) dari 17,62% di kuartal I/2019.

Peningkatan permodalan tersebut didukung penerbitan subdebt pada awal 2020 yang mencatatkan kelebihan permintaan hingga lebih dari 10 kali.

Menurut Pahala, penopang terbesar pertumbuhan kredit Bank BTN yakni segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi. Segmen yang menempati porsi sebesar 44,53% dari total kredit BBTN, mencatatkan pertumbuhan  10,57% yoy dari Rp 101,9 triliun pada kuartal I/2019 menjadi Rp112,78 triliun pada periode yang sama tahun ini. 

Pada segmen KPR Non-subsidi yang menempati porsi sebanyak 31,58%, penyaluran kredit sebesar Rp 79,99 triliun pada kuartal I/2020.

Secara total, kredit di sektor perumahan di Bank BTN naik 4,14% yoy dari Rp 219,73 triliun pada Maret 2019 menjadi Rp 228,82 triliun di bulan yang sama tahun ini.

Segmen kredit non-perumahan juga naik sebesar 9,05% yoy dari posisi sebesar Rp 22,41 triliun pada 31 Maret 2019 menjadi Rp 24,43 triliun di periode yang sama tahun ini. Kenaikan terbesar di segmen ini ditopang melesatnya penyaluran kredit korporasi sebesar 87,75% yoy menjadi Rp6,54 triliun pada 31 Maret 2020.


[Gambas:Video CNBC]




(tas/tas) Next Article BTN Rilis Obligasi Rp 1,5 T, Kuponnya Tembus 8,9%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular