
Kabar Baik! Kredit BTN di November Mulai Menggeliat 1%

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah kondisi perekonomian nasional yang masih terkontraksi akibat pandemi, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) masih mencatatkan pertumbuhan kredit. Meskipun masih melemah, namun trennya menunjukkan ke arah positif.
Direktur Utama BTN, Pahala Nugraha Mansury mengatakan, pada November, pertumbuhan kredit BTN tumbuh mendekati 1%, naik dari posisi Oktober tahun ini di kisaran 0,25%.
Pahala memperkirakan, sampai dengan akhir tahun ini, pertumbuhan kredit bisa tumbuh di kisaran 2%.
"Ini kondisi yang positif, realisasi kredit kita bisa melampaui Rp 5 triliun per bulan," kata Pahala, dalam konferensi pers di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (10/12/2020).
Pahala menjelaskan, sektor properti masih memiliki daya tahan (resilience) di tengah pandemi. Hal ini terlihat dari PDB di sektor perumahan yang tetap tumbuh 1,98% di saat PDB nasional terkontraksi pada kuartal ketiga tahun ini sebesar 3,49%.
Masih tumbuhnya kredit di sektor perumahan karena adanya dukungan pemerintah melalui tambahan subsidi selisih bunga (SSB) dalam pembiayaan KPR bersubsidi.
"Ini sektor yang resilience karena adanya intervensi dan dukungan pemerintah melalui tambahan subdisi SSB 172 ribu. Kita harap kelajutan akan terus berlangsung 2021 nanti," imbuh mantan Dirut PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) ini.
Bank dengan kode saham BBTN ini optimistis, di tahun depan, pertumbuhan kredit akan lebih baik di kisaran 6%.
Menurut Pahala, ruang pertumbuhan penyaluran kredit masih cukup besar, terutama ditopang dari penyaluran KPR subsidi dari alokasi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pemerintah.
"Target 2021 bisa tumbuh 6%. Ini harapan kita. Nanti kiat akan tunggu, sebagai bank yang fokus di penyaluran KPR subsidi, kita tunggu alokasi dari FLPP di tahun 2021 nanti, kita harap akan dapat sama seperti tahun lalu," kata Pahala melanjutkan.
Sedangkan, untuk penyaluran kredit KPR non subsidi, BTN akan meningkatkan aksesibilitas dan program pembiayaan dengan bunga khusus atau program bunga rendah sebesar 5% yang secara tetap (fixed) selama 2 tahun untuk menarik masyarakat.
Di sisi lain, kata Pahala, pada tahun depan, BTN juga membidik pembiayaan di luar KPR, yakni konstruksi. Mantan Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) ini mengakui, penyaluran kredit konstruksi tahun ini, masih mengalami penurunan sebesar 6-7%.
"Harapan kita tahun depan sudah ada paling tidak kondisi yang berbalik, konstruksi tumbuh 5-6%, kita harapkan bisa tumbuh mengalami perbaikan positif," kata dia.
Tak hanya itu, BTN juga mengincar pembiayaan di proyek milik BUMN. Misalnya saja, baru-baru ini perseroan ikut serta dalam menyalurkan kredit sindikasi PT PLN (Persero) dengan total sebesar Rp 12 triliun. Ada 8 bank yang terlibat dalam sindikasi tersebut.
"Proyek BUMN fokus kepada sektor yang terkait dengan perumahan, bukan hanya pembiayaan perumahan, seperti konstuksi perumahan, misalnya adalah PLN," katanya.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BTN Rilis Obligasi Rp 1,5 T, Kuponnya Tembus 8,9%