
Kinerja 2020 Fantastis! BTN Incar Laba Rp 2,8 T Tahun Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - BUMN perbankan, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menargetkan laba bersih bakal tumbuh signifikan yakni mencapai Rp 2,5 triliun-Rp 2,8 triliun tahun ini. Nilai tersebut naik setidaknya 55%-74% dari capaian kinerja unaudited perusahaan di 2020 yang senilai Rp 1,61 triliun.
Hal ini disampaikan Plt. Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu dalam rapat bersama dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (2/2/2021).
Dengan target kinerja laba bersih tersebut, BTN menargetkan untuk bisa mencatatkan pertumbuhan kredit di tahun ini bisa mencapai kisaran 7%-9% secara tahunan (year on year/YoY).
Selain itu, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) tahun ini diharapkan bisa bertumbuh di kisaran angka yang sama.
"NPL [kredit bermasalah, non performing loan] diharapkan bisa jadi 3,5%-3,7% dan kami berharap laba bersih tumbuh jadi Rp 2,5 triliun-Rp 2,8 triliun di 2021," kata dia.
Pertumbuhan kinerja tahun ini diharapkan dengan adanya perbaikan di sektor properti seiring dengan membaiknya prospek perekonomian nasional yang didorong oleh membaiknya sektor properti.
Adapun tahun lalu BTN mencatatkan kinerja laba bersih unaudited senilai Rp 1,61 triliun. Nilai ini naik signifikan, mencapai 671,6% dibandingkan kinerja laba bersih perusahaan sepanjang 2019 yang hanya mencapai Rp 209 miliar.
Selain dari kinerja laba yang membaik, BTN juga mencatatkan perbaikan rasio kredit terhadap pendanaan (loan to deposit ratio/LDR) berada di posisi 93,19%. Ini merupakan pertama kalinya perusahaan mencatatkan LDR berada di bawah 100% dan membuat perusahaan selalu memiliki masalah likuiditas.
Dari segi aset, terjadi kenaikan 16,2% menjadi senilai Rp 362,23 triliun, naik dari posisi 31 Desember 2019 yang senilai Rp 311,77 triliun.
Adapun kredit perusahaan sepanjang tahun lalu tumbuh 1,7%. Pertumbuhan ini didorong oleh kredit konsumer yang tumbuh 3,2% sedangkan kredit komersial minus 9,6%.
Dia menjelaskan, kredit konsumer ini paling besar disumbang oleh kredit KPR subsidi yang tumbuh 7,8%. Sedangkan kredit komersial, terutama kredit konstruksi tercatat minus 0,8%.
Kredit bermasalah perusahaan tercatat sebesar 4,24% di akhir tahun lalu dengan tingkat coverage mencapai 117,30%.
Margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perusahaan sedikit turun menjadi senilai 3,07% dari posisi 3,32% di tahun sebelumnya.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BTN Bagikan Dividen Rp 237 M atau 10% dari Laba 2021