Holding Perkebunan BUMN Restrukturisasi Kredit Rp 28,7 T

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
30 January 2021 06:41
Hari yang cerah para petani mulai bekerja memetik daun teh di kawasan Pasir Jambu, Bandung, Jawa Barat. Teh merupakan satu dari 15 komoditas utama dan unggulan perkebunan Indonesia.



Jawa Barat merupakan produsen teh terbesar di Indonesia. Sekitar 70% produksi teh nasional berasal dari provinsi ini.


Jawa Barat menjadi lokasi pengembangan perkebunan teh karena daerahnya yang subur, udaranya sejuk, dan topografinya yang bergunung-gunung yang sangat cocok untuk tanaman teh.



Kebun teh dikawasan ini tak hanya dikelola badan usahan namun terdapat juga kebun teh rakyat. Kebun teh rakyat merupakan budidaya yang diusahakan secara mandiri oleh masyarakat tanpa berbentuk badan usaha. 


Setiap pagi para petani sudah sibuk beraktivitas untuk memetik dan dikumpulkan di wadah yang  dipikul sambil menggunting daun-daun teh terbaik di perkebunan tersebut.


Menurut mereka dalam sehari mereka dapat memetik sebanyak 1 kwintal dari perkebunan teh rakyat ini dan dibawa ke pabrik untuk diolah



Disela sela aktivitas memetiknya, para petani tersebut berkumpul untuk beristirahat diselingi canda gurau untuk menghilangkan letihnya.


Produksi teh dalam negeri beberapa tahun terakhir cenderung melandai karena penyusutan areal perkebunan. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, produksi daun teh kering dalam negeri bergerak fluktuatif dalam 5 tahun terakhir. Produksi tertinggi daun teh kering sebanyak 154.369 ton yang terjadi pada 2014.

Dalam kurun 18 tahun terakhir, jumlah ekspor teh berkurang lebih dari separuh. Dari 105.581 ton pada 2000 menjadi 49.038 ton pada 2018.



Peringkat Indonesia sebagai negara pengekspor teh turun cukup banyak dari urutan ke-5 di dunia pada 2004 menjadi peringkat ke-12 pada 2018.

(CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Salah satu perkebunan teh milik PTPN Group di Jawa Barat (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani menandatangani Master Amendment Agreement (MAA) tentang restrukturisasi kredit PTPN III dengan direksi Bank Mandiri, BRI, BRI Agroniaga, BNI, BCA, dan LPEI, Jumat (29/1/2021). Penandatanganan MAA itu bertujuan mendukung transformasi keuangan PTPN Group.

Keenam kreditor yang menandatangani MAA tersebut merepresentasikan 68% dari total exposure kredit ke PTPN Group sebesar Rp 45,3 triliun. Perincian total exposure tersebut yaitu Bank Mandiri ± sebesar Rp 12,3 triliun (30%), BNI ± Rp 6,2 triliun (15%), BRI ± Rp 6,1 triliun (14%), LPEI ± Rp 2,6 triliun (6%), Bank BCA ± Rp 1,1 triliun (3%), serta BRI Agroniaga ± Rp 433 miliar (1%) dengan nilai total Rp 28,73 triliun.

Dalam acara yang berlangsung di Mandiri Club, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (29/1/2021) malam, turut hadir Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury.

"Kalau tidak salah sudah 10 bulan kami pak Wamen prosesnya ini. Alhamdulillah malam ini kami sudah mulai langkah baiknya," ujar Ghani saat memberikan sambutan.

Menurut dia, PTPN Group sedang melakukan transformasi di seluruh aspek bisnis. Ghani mengaku bersyukur PTPN digabung menjadi holding. Oleh karena itu, dia optimistis PTPN Group akan menjadi lebih baik ke depan.

Ghani mengklaim transformasi bisnis yang tengah dijalankan telah mulai menunjukkan pencapaian positif di antaranya dalam hal peningkatan kinerja hingga Desember 2020 dari sisi operasional maupun keuangan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Tercatat terdapat kenaikan produksi komoditas utama yaitu, CPO naik menjadi sebesar 2,38 juta ton, produksi karet naik sebesar 159 ribu ton, dan produksi teh naik sebesar 54,7 ribu ton. Sedangkan kenaikan harga jual tiga komoditi utama tersebut tercatat menjadi kontributor kenaikan pendapatan di segmen komoditi karena salah satunya harga CPO meningkat di pasar sehingga mendorong revenue perseroan.

Sedangkan dari sisi keuangan, menurut Ghani, jumlah aset meningkat sebesar 132 triliun atau tumbuh 3,8%, sedangkan revenue perseroan mencapai Rp 39,6 triliun atau tumbuh 11,6% dan ekuitas meningkat 9,8% menjadi Rp 54,6 triliun.

Selain itu, dalam periode Desember 2020 juga mencatatkan kenaikan EBITDA menjadi Rp 6,5 triliun atau naik 59,2% dibanding periode sama tahun lalu dan terjadi penurunan rugi perseroan (net loss) signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 sehingga hal ini menunjukkan ada perbaikan kinerja dari sisi keuangan.

Pahala menambahkan, penandatanganan MAA ini akan menjadi dasar dari transformasi PTPN Group.

"Ini seperti yang disampaikan tadi oleh Pak Ghani dan juga kita sudah lakukan cukup lama dan itu tentunya merupakan satu langkah yang sangat penting bagi PTPN Group untuk melakukan restrukturisasi selain daripada tentunya beberapa restrukturisasi lainnya yang nanti akan dijalankan di PTPN Group," ujarnya.



"Saya hadir dalam kesempatan kali ini untuk memberikan support dan juga menunjukkan bahwa dari pemegang saham kita betul-betul serius bahwa ke depannya PTPN Group akan mengadakan transformasi," lanjutnya.

Eks Direktur Utama BTN itu mengungkapkan ada enam bidang yang ditransformasi di PTPN Group. Salah satunya adalah restrukturisasi keuangan.

"Tentunya yang lain dalam PTPN Group ini betul-betul bisa transformasi untuk meningkatkan dividen atau cash flow ke depannya dengan melakukan berbagai hal, salah satunya adalah operational excellence kemudian juga bisa meningkatkan kinerja dari seluruh anak perusahaan, kemudian juga peningkatan kinerja komoditas yang dihasilkan yang nantinya akan dihasilkan," kata Pahala.

"Tentunya satu lagi merupakan upaya-upaya Kementerian BUMN meningkatkan kinerja BUMN ke depan sehingga kalau hari ini kita dapat menandatangani MAA tentunya sekali lagi atas nama pemegang saham mengucapkan terima kasih kepada bapak ibu semua pada hari ini karena memang betul-betul merupakan langkah awal bagi lembaga restukturisasi yang akan dilakukan PTPN Group," lanjutnya.

Sebagai gambaran, MAA ini merestrukturisasi 68% dari total kredit perbankan yang dimiliki PTPN Group.

"Saya rasa ini merupakan modal awal dan saya berharap bahwa ini menunjukkan bahwa restrukturisasi yang sudah dilakukan ini merupakan upaya terbaik yang bisa dilakukan oleh PTPN Group bersama juga para krediturnya," ujar Pahala.

"Demikian sekali lagi mudah-mudahan kreditur lain juga dapat memberikan akses ini karena kita semua tentunya memiliki minat yang sama untuk memastikan bahwa PTPN ke depannya memiliki kinerja yang lebih baik untuk dapat memenuhi kewajibannya kepada para kreditur," lanjutnya.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erick Thohir: Kita Jangan Terjebak Impor-impor Terus!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular