Mau Dijual ke Taiheiyo Cement, SMCB Cetak Laba Rp 68 M di Q1

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
14 May 2020 17:11
Truk semen siang mendistribusikan produk (dok. Semen Indonesia)
Foto: Truk semen siang mendistribusikan produk (dok. Semen Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Anak usaha PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), yakni PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) atau SBI yang sebelumnya bernama PT Holcim Indonesia, berhasil membukukan laba bersih Rp 68 miliar pada kuartal I-2020. Perolehan ini membaik dari tahun sebelumnya rugi bersih Rp 123 miliar.

Dengan demikian, nilai laba per saham dasar perseroan menjadi Rp 9 per saham dari sebelumnya yang minus Rp 16 per saham.

Berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada 3 bulan pertama, SMCB mencatatkan pendapatan Rp 2,46 triliun, naik 4,8% dari periode yang sama tahun lalu Rp 2,34 triliun.

Jika dirinci lebih lanjut, pendapatan dari semen masih menjadi kontributor paling besar Rp 2,24 triliun, naik dari sebelumnya Rp 2,05 triliun. Sedangkan dari beton jadi (pre cast) mengalami penurunan 36,13% menjadi Rp 181,87 miliar dari sebelumnya Rp 247,59 miliar.

Selebihnya dikontribusi dari pendapatan agregat dan jasa konstruksi masing-masing Rp 24,96 miliar dan 9,65 miliar.


Sementara itu, beban pokok pendapatan berhasil diturunkan menjadi Rp 1,79 triliun dari Maret 2019 sebesar Rp 1,85 triliun. Penurunan ini disebabkan karena manajemen berhasil menurunkan biaya produksi menjadi Rp 1,86 triliun dari sebelumnya Rp 1,99 triliun.

Aulia Mulki Oemar, Presiden Direktur SMCB mengatakan, pada kuartal I-2020, perekonomian nasional mengalami tekanan. Selain disebabkan situasi global dengan terus menurunnya harga minyak dunia, pandemi Covid-19 juga mulai menghantam Indonesia pada awal Maret 2020.

"Kondisi tersebut turut mempengaruhi konsumsi semen nasional," kata Aulia, dalam keterangan pers, Kamis (14/5/2020).

Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat konsumsi semen nasional kuartal I-2020 mengalami penurunan 4,9% dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

Akan tetapi, melalui sinergi dengan Semen Indonesia Grup dan penerapan koordinasi untuk mengamankan pasokan selama pandemi, pada kuartal I/2020 SBI mampu mencatatkan peningkatan volume penjualan semen dan terak sebesar 5,78% menjadi 2,84 juta ton jika dibandingkan periode sama tahun lalu 2,69 juta ton.


Meski volume penjualan semen dan terak domestik turun 1,41%, namun volume penjualan ekspor meningkat 180,93% dibandingkan kuartal pertama tahun lalu.

"Kami prediksi kinerja bisnis di kuartal kedua tahun ini akan mengalami tekanan berat karena dampak pandemi Covid-19, khususnya untuk pasar ritel," katanya.

Perseroan juga mengapresiasi langkah pemerintah yang memberikan prioritas operasional bagi sektor-sektor strategis termasuk bahan bangunan, sehingga proyek-proyek infrastruktur masih tetap dapat berjalan walaupun melambat dan kita harap dapat membantu perekonomian untuk cepat pulih setelah pandemi berakhir.

Pada 23 April lalu, perseroan juga baru mendapatkan sentimen positif setelah investor asal Jepang, Taiheiyo Cement Corporation (TCC) bakal menyuntikkan modal senilai US$ 220 juta atau Rp 3,27 triliun (asumsi kurs Rp 14.900/US$) ke SMCB. Suntikan modal Taiheiyo ini akan dilakukan melalui penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue).

Nantinya perusahaan Jepang ini setidaknya akan memiliki 15% saham di SBI usai transaksi tersebut dilakukan.

Perusahaan yang dulunya bernama Semen Cibinong ini akan meminta restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang rencananya akan dilaksanakan pada Juli atau Agustus mendatang.


[Gambas:Video CNBC]





(tas/tas) Next Article Usai Rugi Rp 828 M, Solusi Bangun Cetak Laba Rp 499 M di 2019

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular