Duh! Dana Asing Kabur Rp 14 T dari Bursa RI, Ini Pemicunya

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
16 April 2020 18:05
Achmad Yurianto Juru Bicara Kemenkes (BNPB)
Foto: Achmad Yurianto Juru Bicara Kemenkes (BNPB)
Sampai saat ini investor masih terus memantau setidaknya tiga hal. 1) Perkembangan kasus pandemi corona 2) Respons penanganan wabah yang dilakukan oleh berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia 3) Dampak dari keberadaan virus.

Untuk poin pertama, jumlah pertambahan kasus baru infeksi corona secara global cenderung menurun. Penurunan pertambahan jumlah kasus secara global ini memang menjadi berita positif. Namun ada hal yang perlu diwaspadai yakni fase perkembangan wabah di tiap negara berbeda-beda.

Di negara-negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa bisa saja sudah mulai menurun pertambahannya. Namun di negara seperti India dan Indonesia lonjakan kasus signifikan masih terus terjadi.

Mengacu pada data Kementerian Kesehatan RI, jumlah kumulatif orang yang terinfeksi virus corona di dalam negeri mencapai 5.136 per kemarin. Angkanya sudah lebih dari lima ribu kasus sejak kasus pertama dilaporkan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).



Hanya dalam kurun waktu 44 hari, jumlah kasus per harinya bertambah signifikan. Di awal April, jumlah kasus bertambah 100 per hari. Namun kini pertambahannya makin signifikan, mencapai angka 300 kasus per hari.



Lonjakan kasus yang signifikan ini membuat Indonesia berada di ranking dua klasemen negara dengan jumlah infeksi COVID-19 di kawasan Asia Tenggara, setelah Filipina. Parahnya lagi, angka mortalitas infeksi virus corona di Indonesia termasuk yang tertinggi di Asia Tenggara mencapai 9,1%.

(twg/twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular