2 Emiten Properti Rilis Lapkeu 2019, Laba Masih Bisa Naik

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
27 March 2020 17:18
Perlambatan penjualan properti masih terasa tahun lalu, tapi kedua perusahaan masih bisa membukukan kenaikan laba.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dua emiten pengembang properti, Grup Sinarmas melalui PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) merilis kinerja keuangan sepanjang tahun 2019. Perlambatan penjualan properti masih terasa tahun lalu, tapi kedua perusahaan masih bisa membukukan kenaikan laba.

Dalam pengumuman yang disampaikan di media massa hari ini, Jumat (27/3/2020), BSDE membukukan laba yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 2,79 triliun, naik 115,85% dari tahun sebelumnya Rp 1,29 triliun.

Dengan demikian, nilai laba saham juga meningkat menjadi Rp 147 per saham dari sebelumnya Rp 67,43 per saham.


Dari sisi pendapatan usaha, sepanjang tahun 2019, Bumi Serpong Damai mencatatkan kenaikan pendapatan 6,87% menjadi Rp 7,08 triliun dari tahun 2018 sebesar Rp 6,62 triliun.

Namun, beban pokok penjualan juga mengalami kenaikan menjadi Rp 2,01 triliun dari periode yang sama pada tahu sebelumnya Rp 1,87 triliun. Laba usaha mengalami kenaikan menjadi Rp 2,52 triliun dari tahun lalu Rp 2,16 triliun.

Investor merespons positif kinerja keuangan BSDE. Hal ini terlihat dari penguatan harga saham BSDE pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (27/3/2020) sebesar 23,33% ke posisi Rp 740 per saham.

Sementara itu, emiten properti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 514,98 miliar, naik 14,77% dari tahun 2018 sebesar Rp 448,70 miliar.

Sejalan dengan meningkatnya laba bersih, nilai laba per saham juga meningkat menjadi Rp 35,70 per saham dari tahun 2018 sebesar Rp 31,10 per saham.



Sepanjang tahun 2019, SMRA mencatatkan pendapatan bersih Rp 5,94 triliun, naik 4,94% dari tahun 2018 sebesar Rp 5,66 triliun.

Adapun, beban pokok penjualan dan beban langsung naik menjadi Rp 3,09 triliun dari sebelumnya Rp 2,92 triliun.

Pada penutupan perdagangan pekan ini, saham SMRA menguat 7,50% ke posisi Rp 430/saham.
(hps/hps) Next Article Jutaan PHK Ancam Properti, Masih Cuan Koleksi Sahamnya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular