
Stimulus Fiskal Gairahkan Bursa Saham Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 March 2020 08:46

Penyebaran virus corona memang semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan data satelit pemetaan ArcGis, jumlah kasus virus corona di seluruh dunia mencapai 118.745. Sementara korban jiwa tercatat 4.262 orang.
Sejumlah negara sudah melaporkan kasus corona perdana mereka, seperti Panama, Burkina Faso, Kepulauan Faroe, Kamerun, Siprus, dan Maroko. Kini virus corona sudah menyebar di lebih dari 100 negara.
Dihantui virus mematikan yang 'bergentayangan', aktivitas masyarakat menjadi terbatas. Salah satu sektor yang paling terpukul adalah pariwisata. Kunjungan wisatawan di berbagai negara anjlok, baik itu karena pembatasan akses untuk warga negara tertentu atau murni karena orang takut mendatangi keramaian.
Riset Citi menyebutkan pertumbuhan ekonomi global bakal terpangkas karena kelesuan di sektor pariwisata. Jika pengeluaran turis berkurang 10%, maka pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini hanya akan sebesar 2,34%. Kalau penurunan pengeluaran turis sampai 30%, maka pertumbuhan ekonomi global diperkirakan cuma 2%. Lebih parah lagi apabila pengeluaran turis turun 100%, maka pertumbuhan ekonomi global bakal hanya 0,78%.
Untuk meredam dampak tersebut, pelaku pasar (dan seluruh dunia) menantikan aksi pemerintah melalui stimulus fiskal. Syukur, pemerintah di berbagai negara sigap dalam memberikan stimulus sehingga ada harapan perlambatan ekonomi tidak terlalu parah.
Keyakinan terhadap stimulus fiskal tersebut membuat investor berani bermain agresif. Akibatnya, arus modal mengalir ke pasar keuangan Asia sehingga bursa saham menghijau.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Sejumlah negara sudah melaporkan kasus corona perdana mereka, seperti Panama, Burkina Faso, Kepulauan Faroe, Kamerun, Siprus, dan Maroko. Kini virus corona sudah menyebar di lebih dari 100 negara.
Dihantui virus mematikan yang 'bergentayangan', aktivitas masyarakat menjadi terbatas. Salah satu sektor yang paling terpukul adalah pariwisata. Kunjungan wisatawan di berbagai negara anjlok, baik itu karena pembatasan akses untuk warga negara tertentu atau murni karena orang takut mendatangi keramaian.
Untuk meredam dampak tersebut, pelaku pasar (dan seluruh dunia) menantikan aksi pemerintah melalui stimulus fiskal. Syukur, pemerintah di berbagai negara sigap dalam memberikan stimulus sehingga ada harapan perlambatan ekonomi tidak terlalu parah.
Keyakinan terhadap stimulus fiskal tersebut membuat investor berani bermain agresif. Akibatnya, arus modal mengalir ke pasar keuangan Asia sehingga bursa saham menghijau.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular