Corona Menggila, Bursa Saham Asia Lanjut Nelangsa

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 March 2020 08:49
Corona Menggila, Bursa Saham Asia Lanjut Nelangsa
Ilustrasi Bursa Saham Hong Kong (REUTERS/Bobby Yip)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia masih saja melemah pada perdagangan pagi ini. Kekhawatiran pelaku pasar apa lagi kalau bukan penyebaran virus corona yang semakin menggila.

Pada Senin (2/3/2020) pukul 08:48 WIB, berikut perkembangan bursa saham utama Asia:



Investor semakin cemas dengan penyebaran virus corona yang semakin masif. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 08:13 WIB, jumlah kasus corona di seluruh dunia mencapai 88.385. Sebanyak 79.827 terjadi di China.

Namun di luar China, kasus corona tidak bisa dipandang sebelah mata. Di Korea Selatan, sudah ada 3.736 kasus dengan 17 korban jiwa. Kemudian di Italia ada 1.694 kasus dan 34 orang meninggal dunia.


Lagi-lagi kompetisi sepakbola Serie A Italia jadi 'korban'. Pekan ini semestinya digelar partai penuh gengsi, Derbi d'Italia antara Juventus vs Inter Milan. Namun karena penyebaran virus corona yang semakin luas di Negeri Pizza, laga itu ditunda menjadi 13 Mei.


Di AS, Reuters mengabarkan hari ini terjadi kasus perdana corona di New York. Korban jiwa akibat virus corona juga sudah terjadi di AS, yaitu seorang laki-laki berusia 50-an di Negara Bagian Washington.

"Di luar mereka yang sudah punya riwayat infeksi, masyarakat perlu menyadari bahwa risiko terhadap warga negara AS tetap rendah. Kami siap," tegas Mike Pence, Wakil Presiden AS, dalam acara Meet the Press yang disiarkan NBC.



Namun berbagai upaya pencegahan penyebaran virus corona berarti membatasi mobilitas masyarakat. Dua maskapai penerbangan AS, Delta Airlines dan American Airlines Group, menutup sementara rute perjalanan ke Milan, lokasi dengan penyabaran virus terparah di Italia.

Belum lagi pabrik-pabrik yang tidak berproduksi karena ketakutan akan penyebaran virus corona. Mengutip Reuters, seorang pekerja di pabrik otomotif Hyundai di Kota Ulsan (Korea Selatan) positif terjangkit virus corona. Seluruh aktivitas di pabrik itu pun dihentikan.

"Perusahaan juga menempatkan kolega-kolega terdekat sang pasien ke tahapan karantina swadaya. Langkah sudah ditempuh untuk menguji mereka apakah terinfeksi atau tidak," sebut keterangan tertulis Hyundai.


Ini baru satu pabrik. Bagaimana kalau ada puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan yang melakukan hal serupa? Menghentikan aktivitas kerja demi mencegah penularan? Dunia akan menghadapi kelangkaan. Tidak cuma mobil, berbagai produk yang diproduksi berbagai macam industri akan terbatas.

Kemudian di sektor pariwisata. Misalnya, Indonesia masih memberlakukan penutupan rute penerbangan dari dan ke China (termasuk transit). Ini tentu membuat potensi devisa dari wisatawan China menguap. Menurut kajian Bank Indonesia (BI), potensi hilangnya devisa dari sektor pariwisata akibat penyebaran virus corona mencapai US$ 1,3 miliar.

Oleh karena itu, dampak virus corona tidak main-main. Aktivitas ekonomi sudah pasti akan berkurang, yang pada ujungnya membuat pertumbuhan ekonomi melambat. Ini membuat minat investor terhadap aset-aset berisiko masih rendah, sehingga bursa saham Asia terus saja terkoreksi.



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular