
Risiko Meningkat, Sekuritas Naikkan Rasio 'Haircut' Saham

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan sekuritas diketahui menyesuaikan besaran rasio haircut (pemangkasan) dalam fasilitas transaksi margin yang diberikan kepada para nasabahnya seiring dengan potensi naiknya risiko di tengah kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sebulan terakhir.
Ketua Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) Octavianus Budianto mengatakan langkah ini dilakukan oleh sejumlah perusahaan sekuritas untuk mengantisipasi terjadinya kembali masalah yang terjadi baru-baru ini.
Meski, hingga saat ini dia tak memiliki data mengenai sekuritas mana saja yang melakukan penurunan rasio haircut ini.
"Tentunya masing-masing sekuritas mempunyai risk management policy sendiri. Ya untuk jaga-jaga saja. Semua lagi menata ulang agar kejadian yang terjadi sekarang tidak terjadi di masa yang akan datang," kata Octavianus kepada CNBC Indonesia, Selasa (4/2/2020).
Selama ini, sekuritas memang memiliki acuan yang sudah diberikan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) meski demikian sekuritas memiliki hak prerogatif untuk menyesuaikan nilai haircut dengan alasan tertentu.
Sebagai informasi, margin trading adalah transaksi pembelian saham dengan memanfaatkan pembiayaan dari perusahaan sekuritas atau broker (fasilitas pinjaman). Adapun haircut ratio adalah selisih antara harga efek di pasaran dan harga pembelian untuk dijual dalam suatu penyelesaian transaksi antara dua pihak.
Adapun haircut ratio adalah selisih antara harga efek di pasaran dan harga pembelian untuk dijual dalam suatu penyelesaian transaksi antara dua pihak.
Sebagai ilustrasi, jika portofolio si investor punya saham dengan nilai haircut besar, maka si investor punya nilai pengurang trading limit yang besar sehingga nilai saham yang dijadikan jaminan berkurang senilai besarnya haircut.
Misalnya, investor A memiliki saham dengan nilai pasar mencapai Rp 50 juta, dengan nilai haircut kecil (10%), maka nilai saham investor A setelah dikurangi haircut menjadi Rp 45 juta.
Head of Research MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan beberapa sekuritas juga memutuskan untuk menurunkan limit margin untuk trading dan buying dan juga dinaikkannya hair cut saham-saham yang diperkirakan tinggi tingkat risikonya.
Kebijakan inilah yang menjadi salah satu pemicu IHSG sempat mengalami pelemahan dalam beberapa hari terakhir. Sentimen lainnya yang dinilai juga mempengaruhi adalah munculnya kembali kekhawatiran pelaku pasar akan terjadi resesi ekonomi di Amerika Serikat. Sebab, indikator yang dijadikan acuan terjadinya resesi, yakni yield obligasi pemerintah Amerika tenor 10 tahun terus mengalami penurunan.
Tak hanya itu, beberapa perusahaan manajer investasi atau asset management melakukan redemption atas aset dasar (underlying) reksa dananya, menyusul permasalahan yang terjadi pada kasus PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan PT Asabri (Persero).
"Menunggu redanya kasus Wuhan Corona virus dan kecepatan penyelesaian kasus Jiwasraya dan Asabri di tengah redemption asset management yang bermasalah," tegasnya, Senin (3/2/2020).
(tas/tas) Next Article Ini Dia Saham Transaksi Margin & Short Sell per Januari 2020
