Sempat Turun, Saham BRI Rebound 2,24%
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
04 February 2020 17:25
Jakarta, CNBC Indonesia- Setelah sempat turun dalam beberapa hari terakhir, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akhirnya melesat lagi di penutupan Selasa (04/02/2020). Bank pelat merah ini ditutup di posisi Rp 4.560/saham, naik 2,24% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya Rp 4.460/saham.
Sebelum turun, saham Bank BRI sempat menembus rekor tertinggi sepanjang masa di posisi Rp 4.740/saham.
Berdasarkan data RTI, saham BBRI dibuka di posisi Rp 4.690/saham, dan bergerak di kisaran Rp 4.520 hingga Rp. 4690 per saham, hingga akhirnya ditutup Rp 4.560/saham. Dalam satu bulan terakhir saham BRI telah naik 4,35%.
Saham BBRI diperdagangkan 9.658 kali dengan volume perdagangan 137,2 juta saham. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat 0,65% atau berada di level 5.922 pada perdagangan hari ini.
Sebagai bank dengan aset terbesar BBRI akan terus fokus terhadap pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia melalui transformasi digital. Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengatakan Bank BRI ke depan akan tetap fokus terhadap UMKM, dikarenakan UMKM masih mengalami kendala untuk naik kelas.
"Kami menyadari dalam mendorong partisipasi masyarakat ikut dalam ekonomi kerakyatan tidak hanya dipengaruhi oleh pricing, namun pricing memiliki peran untuk mendorong kemajuan UMKM," imbuhnya.
(dob/dob) Next Article Membedah Prospek Saham BBRI Pekan Ini
Sebelum turun, saham Bank BRI sempat menembus rekor tertinggi sepanjang masa di posisi Rp 4.740/saham.
Berdasarkan data RTI, saham BBRI dibuka di posisi Rp 4.690/saham, dan bergerak di kisaran Rp 4.520 hingga Rp. 4690 per saham, hingga akhirnya ditutup Rp 4.560/saham. Dalam satu bulan terakhir saham BRI telah naik 4,35%.
Sebagai bank dengan aset terbesar BBRI akan terus fokus terhadap pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia melalui transformasi digital. Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengatakan Bank BRI ke depan akan tetap fokus terhadap UMKM, dikarenakan UMKM masih mengalami kendala untuk naik kelas.
"Kami menyadari dalam mendorong partisipasi masyarakat ikut dalam ekonomi kerakyatan tidak hanya dipengaruhi oleh pricing, namun pricing memiliki peran untuk mendorong kemajuan UMKM," imbuhnya.
(dob/dob) Next Article Membedah Prospek Saham BBRI Pekan Ini
Most Popular