
Mau Coba Trading Poundsterling? Lagi Nanjak Nih...
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 December 2019 16:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju penguatan mata uang poundstering Inggris melawan dolar Amerika Serikat (AS) masih belum terbendung, apalagi setelah berhasil melewati "angka keramat" US$ 1,3. Pada 21 Oktober lalu, poundsterling juga berhasil mencapai level tersebut, tetapi setelahnya berbalik melemah. Sejak bulan Mei lalu, mata uang Inggris ini tidak pernah mampu bertahan lama di atas level US$ 1,3.
Namun Rabu kemarin, poundsterling sukses melewati "angka keramat" tersebut dan mengakhiri perdagangan di level US$ 1,3103, melesat 0,85%. Penguatan poundsterling masih berlanjut hari ini, Kamis (5/12/2019) masih berlanjut, pada pukul 16:30 WIB, poundsterling diperdagangkan di level US$ 1,3130, menguat 0,21% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Titik tersebut merupakan yang tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.
Mata uang Negeri John Bull ini terus menguat setelah hasil jajak pendapat Pemilihan Umum (Pemilu) Inggris menunjukkan Partai Konservatif unggul semakin jauh dari rival terkuatnya Partai Buruh.
Reuters mewartakan hasil polling terbaru Pemilihan Umum (Pemilu) Inggris yang menunjukkan Partai Konservatif menambah keunggulan dengan pesaing beratnya Partai Buruh. Hasil polling dari Kantar menunjukkan dalam sepekan terakhir, keunggulan partai yang juga disebut Tory tersebut naik menjadi 12 poin, menjadi 44%, dari pesaing terberatnya Partai Buruh sebesar 32%.
Partai Konservatif merupakan partai pemerintah Inggris saat ini pimpinan Perdana Menteri Boris Johnson. Jika Partai Konservatif memenangi Pemilu dan meraih suara mayoritas di parlemen, maka hambatan proses perceraian Inggris dari Uni Eropa (Brexit) akan menjadi berkurang.
Seperti diketahui sebelumnya, proposal Brexit selalu kandas di Parlemen Inggris. Proposal terbaru yang dibuat PM Johnson dan telah disetujui oleh Komisi Eropa kandas lagi di Parlemen Inggris sehingga deadline Brexit yang seharusnya pada 31 Oktober lalu mundur menjadi 31 Januari tahun depan.
Sebelumnya hasil survei YouGov yang dirilis pekan lalu juga menunjukkan Tory akan memenangi Pemilu yang akan diadakan 12 Desember mendatang.
Tidak hanya itu, Partai Konservatif tidak hanya akan memenangi Pemilu, tetapi juga akan meraih kursi mayoritas parlemen terbanyak sejak tahun 1987.
Survei dari YouGov pada tahun 2017 akurat memprediksi penurunan perolehan kursi Partai Konservatif saat Pemilu 2017 lalu. Namun, kali ini partai yang juga disebut Tory diprediksi akan meraih 359 dari 650 kursi Parlemen Inggris. Jumlah tersebut menjadi yang terbesar sejak kemenangan Partai Konservatif tahun 1987 saat dipimpin Margaret Thatcher.
Partai Buruh diprediksi mengalami penurunan jumlah kursi dari saat ini 262 menjadi 211 kursi. Sementara, Partai Nasional Skotlandia (SNP) diramal mendapat 43 kursi dan Partai Liberal Demokrat 13 kursi. Partai Brexit yang sedang naik daun beberapa pekan lalu diprediksi tidak meraih kursi.
Untuk diketahui, setidaknya ada empat bank investasi ternama yang memprediksi poundsterling akan berjaya dalam beberapa bulan ke depan.
JPMorgan Chase & Co menargetkan poundsterling berada di level US$ 1,33 pada semester pertama 2020, dan Goldman Sachs melihat peluang mata uang Inggris ini berada di level US$ 1,35 dalam beberapa bulan ke depan. Sementara, Bank of America Merrill Lynch memprediksi poundsterling menguat 8% ke level US$ 1,39 di akhir tahun 2020.
Selain itu Bank Morgan Stanley merekomendasikan beli (long) poundsterling sebagai salah satu dari 10 trading terbaiknya di 2020. Morgan Stanley menargetkan poundsterling berada di level US$ 1,4 di akhir kuartal I-2020.
Semua bank investasi tersebut memprediksi kenaikan poundsterling dengan asumsi Partai Konservatif memperoleh kursi mayoritas Parlemen Inggris saat Pemilu 12 Desember nanti.
Namun Rabu kemarin, poundsterling sukses melewati "angka keramat" tersebut dan mengakhiri perdagangan di level US$ 1,3103, melesat 0,85%. Penguatan poundsterling masih berlanjut hari ini, Kamis (5/12/2019) masih berlanjut, pada pukul 16:30 WIB, poundsterling diperdagangkan di level US$ 1,3130, menguat 0,21% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Titik tersebut merupakan yang tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.
Reuters mewartakan hasil polling terbaru Pemilihan Umum (Pemilu) Inggris yang menunjukkan Partai Konservatif menambah keunggulan dengan pesaing beratnya Partai Buruh. Hasil polling dari Kantar menunjukkan dalam sepekan terakhir, keunggulan partai yang juga disebut Tory tersebut naik menjadi 12 poin, menjadi 44%, dari pesaing terberatnya Partai Buruh sebesar 32%.
Partai Konservatif merupakan partai pemerintah Inggris saat ini pimpinan Perdana Menteri Boris Johnson. Jika Partai Konservatif memenangi Pemilu dan meraih suara mayoritas di parlemen, maka hambatan proses perceraian Inggris dari Uni Eropa (Brexit) akan menjadi berkurang.
Seperti diketahui sebelumnya, proposal Brexit selalu kandas di Parlemen Inggris. Proposal terbaru yang dibuat PM Johnson dan telah disetujui oleh Komisi Eropa kandas lagi di Parlemen Inggris sehingga deadline Brexit yang seharusnya pada 31 Oktober lalu mundur menjadi 31 Januari tahun depan.
Sebelumnya hasil survei YouGov yang dirilis pekan lalu juga menunjukkan Tory akan memenangi Pemilu yang akan diadakan 12 Desember mendatang.
Tidak hanya itu, Partai Konservatif tidak hanya akan memenangi Pemilu, tetapi juga akan meraih kursi mayoritas parlemen terbanyak sejak tahun 1987.
Survei dari YouGov pada tahun 2017 akurat memprediksi penurunan perolehan kursi Partai Konservatif saat Pemilu 2017 lalu. Namun, kali ini partai yang juga disebut Tory diprediksi akan meraih 359 dari 650 kursi Parlemen Inggris. Jumlah tersebut menjadi yang terbesar sejak kemenangan Partai Konservatif tahun 1987 saat dipimpin Margaret Thatcher.
Partai Buruh diprediksi mengalami penurunan jumlah kursi dari saat ini 262 menjadi 211 kursi. Sementara, Partai Nasional Skotlandia (SNP) diramal mendapat 43 kursi dan Partai Liberal Demokrat 13 kursi. Partai Brexit yang sedang naik daun beberapa pekan lalu diprediksi tidak meraih kursi.
Untuk diketahui, setidaknya ada empat bank investasi ternama yang memprediksi poundsterling akan berjaya dalam beberapa bulan ke depan.
JPMorgan Chase & Co menargetkan poundsterling berada di level US$ 1,33 pada semester pertama 2020, dan Goldman Sachs melihat peluang mata uang Inggris ini berada di level US$ 1,35 dalam beberapa bulan ke depan. Sementara, Bank of America Merrill Lynch memprediksi poundsterling menguat 8% ke level US$ 1,39 di akhir tahun 2020.
Selain itu Bank Morgan Stanley merekomendasikan beli (long) poundsterling sebagai salah satu dari 10 trading terbaiknya di 2020. Morgan Stanley menargetkan poundsterling berada di level US$ 1,4 di akhir kuartal I-2020.
Semua bank investasi tersebut memprediksi kenaikan poundsterling dengan asumsi Partai Konservatif memperoleh kursi mayoritas Parlemen Inggris saat Pemilu 12 Desember nanti.
Next Page
Analisis Teknikal
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular