Trading Forex: Dua Hari Trengginas, Yen Akhirnya KO Juga

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 December 2019 10:03
Membaiknya sentimen pelaku pasar yang tercermin dari menghijaunya bursa saham global
Foto: Mata Uang Yen. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon/Files)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar yen melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu kemarin, sementara pada hari ini, Kamis (5/12/2019) masih stagnan.

Rabu kemarin, yen mengakhiri perdagangan di level 108,85/US$, melemah 0,21% di pasar spot, sementara pada hari pukul 9:20 WIB, berada di level 108,86/US$. Sebelumnya dalam pada Senin dan Selasa, yen mampu tampil beringas dengan mencetak total penguatan 0,81%.

Membaiknya sentimen pelaku pasar yang tercermin dari menghijaunya bursa saham global memberikan tekanan bagi yen yang menyandang status aset aman (safe haven).



Bursa saham AS akhirnya mencatat penguatan pada perdagangan Rabu kemarin setelah merosot dalam tiga hari berturut-turut. Kenaikan juga terjadi di bursa saham Asia pagi ini, semua bursa utama Benua Kuning menghijau.

Rabu kemarin, Bloomberg mengutip sumber yang mengetahui perundingan dagang kedua negara mengabarkan jika AS dan China sedikit lagi mencapai kata sepakat untuk membatalkan sebagian bea masuk dalam kesepakatan dagang fase satu.



Sumber yang tidak mau disebutkan namanya itu menjelaskan bahwa perkataan Presiden Donald Trump kemarin bukan berarti perundingan dagang buntu, karena dia hanya berbicara spontan. Sumber tersebut juga menambahkan para negosiator dari AS memperkirakan kesepakatan dengan China akan tercapai sebelum tanggal 15 Desember.

Laporan dari Bloomberg tersebut membalikkan sentimen pelaku pasar yang sebelumnya memburuk akibat pernyataan Presiden AS Donald Trump. Pada hari Selasa, Presiden Trump dalam sebuah wawancara saat menghadiri pertemuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) di London menyatakan sebaiknya kesepakatan dagang dengan China dilakukan setelah Pemilihan Umum (Pemilu) AS 2020.

"Dalam beberapa hal, saya menyukai gagasan menunda kesepakatan dengan China sampai Pemilu selesai, tapi mereka ingin membuat kesepakatan sekarang dan kita akan melihat apakah kesepakatan itu akan benar terjadi," kata Trump, sebagaimana dilansir CNBC International.


Namun, Rabu kemarin Presiden AS ke-45 ini kembali memberikan pernyataan yang berbeda.

"Diskusi (dagang dengan China) berjalan sangat baik dan kita lihat apa yang akan terjadi," kata Trump kepada jurnalis di sela-sela pertemuan NATO di Inggris, seperti diberitakan Reuters.

Alhasil risk appetite pelaku pasar langsung meninggi, yen kembali terbebani dan akhirnya melemah lagi.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Panasnya AS-Iran Bawa Yen ke Level Terkuat Tiga Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular