
Analisis
Lewati "Angka Keramat" US$ 1,3, Poundsterling Siap Naik Lagi?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 December 2019 16:49

![]() Sumber: MetaTrader 5 |
Jika melihat grafik harian, poundsterling melawan dolar AS atau yang disimbolkan dengan GBP/USD sebenarnya dalam fase bullish atau tren naik setelah bergerak di atas rerata pergerakan 200 hari (Moving Average/MA 200) pada grafik harian yang ditunjukkan oleh garis berwarna biru. GBP/USD juga bergerak di atas MA 100 (garis hijau) dan MA 50 (garis ungu).
Kemudian indikator rerata pergerakan konvergen devergen (MACD) yang berada juga masih berada di wilayah positif, yang juga menggambarkan sentimen bullish.
![]() |
Sementara jika dilihat dari grafik 1 jam, indikator Stochastic bergerak naik dan sudah memasuki wilayah jenuh beli (overbought). Dengan demikian penguatan GBP/USD berpotensi tertahan dan terkoreksi turun.
Support (tahanan bawah) terdekat berada di kisaran US$ 1,3045, jika ditembus poundsterling berisiko terkoreksi menuju "angka keramat" US$ 1,3. Jika "angka keramat" tersebut ditembus lagi, koreksi akan semakin dalam menuju US$ 1,2960.
Sementara jika mampu bertahan di atas US$ 1,3045, GBP/USD berpeluang naik ke US$ 1.3090 pada hari ini.
Jika hingga penutupan perdagagan nanti GBP/USD mampu bertahan di atas "angka keramat" US$ 1,3, kedepannya poundsterling berpeluang kembali menguat.
Untuk diketahui, setidaknya ada empat bank investasi ternama yang memprediksi poundsterling akan berjaya dalam beberapa bulan ke depan.
JPMorgan Chase & Co menargetkan poundsterling berada di level US$ 1,33 pada semester pertama 2020, dan Goldman Sachs melihat peluang mata uang Inggris ini berada di level US$ 1,35 dalam beberapa bulan ke depan. Sementara, Bank of America Merrill Lynch memprediksi poundsterling menguat 8% ke level US$ 1,39 di akhir tahun 2020.
Selain itu Bank Morgan Stanley merekomendasikan beli (long) poundsterling sebagai salah satu dari 10 trading terbaiknya di 2020. Morgan Stanley menargetkan poundsterling berada di level US$ 1,4 di akhir kuartal I-2020.
Semua bank investasi tersebut memprediksi kenaikan poundsterling dengan asumsi Partai Konservatif memperoleh kursi mayoritas Parlemen Inggris saat Pemilu 12 Desember nanti.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular