
Reksa Dana Schroders Menguap Rp 6 T, Ini Penyebabnya
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
31 October 2019 15:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah dana kelolaan (asset under management/AUM) PT Schroder Investment Management Indonesia (Schroders), salah satu manajer investasi terbesar di Indonesia, turun selama tahun berjalan hingga September 2019. Penurunan nilai aset dasar (underlying asset) dan penarikan dana (redemption) menjadi pemicu penurunan AUM.
Berdasarkan data yang diolah Tim Riset CNBC Indonesia dari beberapa layanan aplikasi penjual reksa dana, nilai AUM Schroders Indonesia tercatat turun Rp 5,99 triliun menjadi Rp 40,31 triliun dibandingkan akhir Desember 2018 yang tercatat Rp 46,3 triliun.
Presiden Direktur Schroders Indonesia Michael Tjoajadi menyampaikan penurunan AUM tersebut merupakan hal biasa karena sentimen di pasar saham domestik kurang baik selama 2019.
Ada dua faktor yang menjadi pemicu penurunan nilai AUM, penarikan dana oleh investor (redemption) dan penurunan nilai aset dasar yang mayoritas saham.
"Redemption terjadi karena investor khawatir dengan perlambatan dan resesi ekonomi dunia. Jadi mereka keluar. Sebenarnya tidak ada masalah besar ini semua murni karena faktor market yang sedang tidak baik," kata Michael menjelaskan kepada CNBC Indonesia, (31/10/2019).
Michael menjelaskan, saham dari sektor barang konsumsi seperti saham emiten rokok dan beberapa saham bank yang menjadi pemicu koreksi nilai AUM.
Seperti diketahui, saham-saham produsen rokok seperti PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) selama tahun berjalan (year to date/ytd) anjlok 42,05% dan saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) anjlok 32,68%.
Penurunan tajam harga saham rokok ini karena sentimen dari kenaikan harga cukai yang ditetapkan pemerintah untuk tahun 2020.
"Jadi ini semua pure masalah market, tidak ada masalah serius," tegas Michael.
Sementara itu, berdasarkan data yang diolah Tim Riset CNBC Indonesia, terdapat 18 perusahaan manajer investasi yang mengalami kenaikan AUM di atas Rp 1 triliun. Sebaliknya ada tujuh perusahaan yang penurunan AUM-nya di atas Rp 1 triliun.
Dana kelolaan itu hanya mencakup reksa dana, tidak mencakup jenis produk investasi lain yang dikelola perusahaan terutama kontrak pengelolaan dana (KPD) dan produk alternatif seperti Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), EBA (efek beragun aset), DIRE (dana investasi real estate/REITs), dan DINFRA (dana infrastruktur).
(hps/tas) Next Article Satu Lagi MI Asing Masuk ke Industri Reksa Dana RI
Berdasarkan data yang diolah Tim Riset CNBC Indonesia dari beberapa layanan aplikasi penjual reksa dana, nilai AUM Schroders Indonesia tercatat turun Rp 5,99 triliun menjadi Rp 40,31 triliun dibandingkan akhir Desember 2018 yang tercatat Rp 46,3 triliun.
Presiden Direktur Schroders Indonesia Michael Tjoajadi menyampaikan penurunan AUM tersebut merupakan hal biasa karena sentimen di pasar saham domestik kurang baik selama 2019.
"Redemption terjadi karena investor khawatir dengan perlambatan dan resesi ekonomi dunia. Jadi mereka keluar. Sebenarnya tidak ada masalah besar ini semua murni karena faktor market yang sedang tidak baik," kata Michael menjelaskan kepada CNBC Indonesia, (31/10/2019).
Michael menjelaskan, saham dari sektor barang konsumsi seperti saham emiten rokok dan beberapa saham bank yang menjadi pemicu koreksi nilai AUM.
Seperti diketahui, saham-saham produsen rokok seperti PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) selama tahun berjalan (year to date/ytd) anjlok 42,05% dan saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) anjlok 32,68%.
Penurunan tajam harga saham rokok ini karena sentimen dari kenaikan harga cukai yang ditetapkan pemerintah untuk tahun 2020.
"Jadi ini semua pure masalah market, tidak ada masalah serius," tegas Michael.
Sementara itu, berdasarkan data yang diolah Tim Riset CNBC Indonesia, terdapat 18 perusahaan manajer investasi yang mengalami kenaikan AUM di atas Rp 1 triliun. Sebaliknya ada tujuh perusahaan yang penurunan AUM-nya di atas Rp 1 triliun.
Dana kelolaan itu hanya mencakup reksa dana, tidak mencakup jenis produk investasi lain yang dikelola perusahaan terutama kontrak pengelolaan dana (KPD) dan produk alternatif seperti Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), EBA (efek beragun aset), DIRE (dana investasi real estate/REITs), dan DINFRA (dana infrastruktur).
(hps/tas) Next Article Satu Lagi MI Asing Masuk ke Industri Reksa Dana RI
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular