Kenapa Merger Altria-Philip Morris Senilai Rp 2.600 T Kandas?

tahir saleh, CNBC Indonesia
26 September 2019 11:09
Sama-sama Masuk e-Cigarettes
Foto: Altria Group

Menurut Forbes, baik Altria maupun PMI sama-sama masuk dan berinvestasi di rokok elektronik guna mengimbangi penurunan penjualan rokok tradisional.

Altria membayar US$ 12,8 miliar atau Rp 179 triliun untuk 35% saham Juul tahun lalu, sementara PMI menginvestasikan lebih dari US$ 6 miliar atau Rp 84 triliun pada perangkat tembakau yang dipanaskan yang disebut Iqos.

Iqos ini adalah rokok yang memakai tenaga elektrik sebagai pemanas, tembakau pun dapat diuapkan, bukan dibakar sehingga tidak menimbulkan asap yang berlebihan.

Analis memproyeksikan bahwa larangan rokok elektronik dengan aroma sebetulnya bisa mendorong semakin pentingnya merger bagi Altria yang butuh akses global PMI untuk "mendistribusikan Juul ke pasar negara maju, yang semuanya memiliki berbagai peraturan dan regulasi," kata Analis riset CFRA, Garret Nelson, kepada New York Times, dikutip Forbes.

CEO PMI André Calantzopoulos mengatakan, "setelah banyak pertimbangan, kami sepakat untuk fokus meluncurkan Iqos di AS sebagai bagian dari kepentingan bersama untuk mencapai masa depan yang bebas rokok," katanya dilansir Forbes.


Diliputi penyakit di AS
Di lain pihak, di tengah batalnya rencana merger ini, Reuters melaporkan bahwa Kepala Eksekutif Juul Labs justru mengundurkan diri. Juul Labs, yang 35% sahamnya dipegang Altria, menghadapi pengawasan ketat di pasar dalam negeri ketika banyak remaja menggunakan rokok elektronik.

Menghadapi larangan AS, Juul kemudian berencana menangguhkan semua iklan di negara itu.

Baik Altria maupun PMI akhirnya mengumumkan akhir pembicaraan merger mereka dan akan fokus pada peluncuran bersama untuk produk pemanas tembakau Iqos di AS.

Sumber Reuters mengungkapkan batalnya merger karena risiko pengaturan soal Juul meningkat. Selain itu, Philip Morris juga prihatin dengan kinerja sahamnya, karena investor khawatir tentang ikatan merger dengan Altria akan memberi ketidakpuasan bagi investor.

Perangkat vape Juul, yang menguapkan cairan yang mengandung nikotin, dihantam dengan sejumlah larangan, sementara Iqos yang memanaskan tapi tidak membakar tembakau, merupakan teknologi saingan non-merokok, justru disahkan oleh FDA AS.

Namun, beberapa investor skeptis terhadap sinergi kedua perusahaan karena tingginya jumlah kematian dan penyakit terkait vaping yang dilaporkan di AS yang mungkin juga telah mengubah pemikiran dari para petinggi dua raksasa rokok dunia ini.

Sebelumnya dalam keterangan resmi, manajemen PMI memang sudah menegaskan bahwa tidak ada jaminan rencana merger ini terlaksana, dan memang benar: batal.

"Tidak ada jaminan bahwa perjanjian atau transaksi apa pun akan dihasilkan dari pembicaraan [dengan Altria] ini. Selain itu, tidak ada jaminan bahwa jika kesepakatan tercapai, bahwa transaksi akan [segera] selesai," tulis manajemen Philip Morris dalam keterangan yang diterima CNBC Indonesia, Rabu (28/8/2019).

(tas/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular