Semester I-2021

Raih Laba Rp 67 T, Induk HMSP Jualan 40 Miliar Rokok di RI

Ferry Sandria, CNBC Indonesia
22 July 2021 13:25
Philip Morris/ REUTERS/Adnan Abidi
Foto: Philip Morris/ REUTERS/Adnan Abidi

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu perusahaan rokok terbesar dunia dan induk usaha dari PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang bermarkas di New York, Philip Morris International Inc. (PMI), mengumumkan laporan kinerja keuangan kuartal II dan semester I-2021.

Dalam laporan di situs resminya, pendapatan bersih PMI setelah dikurangi pajak cukai tumbuh 14,2% menjadi US$ 7,59 miliar atau setara dengan Rp 110,05 triliun (kurs Rp 14.500/US$) di kuartal II-2021, dari periode yang sama tahun lalu US$ 6,65 miliar (Rp 96,42 triliun).

Sedangkan pendapatan bersih perusahaan pemilik brand Marlboro ini sejak awal tahun 2021 atau selama 6 bulan (semester I) mencapai US$ 15,18 miliar atau setara Rp 220,11 triliun, naik 10% dari semester pertama tahun 2020 lalu sebesar US$ 13,80 miliar (Rp 200,10 triliun).

Pada kuartal II-2021, Philip Morris yang sahamnya tercatat di Wall Street (NYSE) AS ini membukukan laba bersih sebesar US$ 2,17 miliar (Rp 31,46 triliun), naik 11,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya di angka US$ 1,94 miliar (Rp 28,13 triliun).

Jika dihitung sejak awal tahun atau semester I, laba PMI telah mencapai US$ 4,59 miliar (Rp 66,55 triliun) naik 21,7% dari paruh pertama tahun 2020 sebesar US$ 3,77 miliar.

Lapkeu PMI Global Juni 2021, data 2 keuanganFoto: Lapkeu PMI Global Juni 2021, data 2 keuangan
Lapkeu PMI Global Juni 2021, data 2 keuangan

Adapun volume pengiriman rokok dan produk alternatif tembakau yang tidak dibakar, melainkan hanya dipanaskan heated tobacco product (HTP) naik sebesar 6,1%. Salah satu produk ini yakni IQOS, sistem tembakau yang dipanaskan secara elektrik.

Volume pengiriman rokok yang naik sebesar 3,2% menjadi 156,14 miliar unit sedangkan volume pengiriman HTP naik sebesar 30,2% menjadi 24,4 miliar unit.

Sebesar 22,62% dari total pengiriman rokok oleh PMI adalah untuk pasar Asia Tenggara yang hanya kalah dari pasar Uni Eropa yang berada di peringkat pertama. Dengan pengiriman merek Sampoerna mencapai 9,18 miliar unit (peringkat 6) dan Dji Sam Soe 5,42 miliar unit (peringkat 7).

Dalam keterangan resminya PMI mengatakan bahwa pasar Asia Selatan dan Tenggara mencerminkan volume pengiriman rokok yang lebih tinggi, terutama di Indonesia dan Thailand.

PMI juga mencatat di Indonesia terjadi peningkatan pada penjualan rokok merek Sampoerna terutama Sampoerna Mild dan Sampoerna Hijau, sedangkan Dji Sam Soe mengalami penurunan terutama merek Dji Sam Soe Magnum Mild.

Untuk pasar Asia Selatan dan Asia Tenggara pendapatan PMI naik lebih tinggi mencapai 17,7% menjadi US$ 1,04 miliar (Rp 15,08 triliun) dengan laba operasional mencapai US$ 331 juta (Rp 4,80 triliun).

PMI mencatat salah satu pendorong tumbuhnya pendapatan di pasar Asia Tenggara adalah meningkatnya pasar PMI, naik 12,4% di Indonesia, yang merupakan cerminan pertumbuhan segmen yang diuntungkan oleh rendahnya bea pajak dan dampak pada peningkatan konsumsi harian rata-rata perokok dewasa akibat pandemi.

Selain itu rendahnya harga ritel rokok di Indonesia juga menjadi alasan.

Indonesia merupakan salah satu pasar utama PMI dengan total pengiriman rokok pada kuartal kedua mencapai 20,1 miliar unit, dan sejak awal tahun telah mencapai 40 miliar unit.

Jumlah volume penjualan 40 miliar batang rokok PMI per semester I-2021 ini naik 3,9% dari periode yang sama tahun lalu 38,5 miliar rokok. Sementara itu pangsa pasar PMI di Indonesia (lewat HM Sampoerna) turun 1,3% menjadi 28% dari sebelumnya 29,3%. 

Adapun total volume penjualan rokok di Indonesia mencapai 142,7 miliar naik 8,7% dari periode Juni 2020 sebanyak 131,3 miliar rokok.

Penjualan Rokok PMI Juni 2021Foto: Penjualan Rokok PMI Juni 2021
Penjualan Rokok PMI Juni 2021

Per akhir Juni total aset PMI adalah senilai US$ 40,68 miliar (Rp 589,86 triliun) dengan total liabilitas mencapai US$ 49,88 miliar (Rp 723,26 triliun), sehingga ekuitas tercatat negatif US$ 9,20 miliar (Rp 133,4 triliun).

"Kami memberikan kinerja keuangan yang kuat di kuartal ini, dengan EPS [laba per saham, earnings per share] terdilusi yang disesuaikan sebesar US$ 1,57 per saham naik 17,8% secara organik," kata Jacek Olczak, Chief Executive Officer PMI, dalam keterangan resmi di situs PMI.

"IQOS melanjutkan pertumbuhannya yang mengesankan, melampaui perkiraan 20 juta total pengguna pada akhir kuartal dan mendorong pertumbuhan volume penjualan dalam pasar unit tembakau yang dipanaskan secara berurutan sebesar 8%. Kami berharap momentum ini akan didukung oleh peluncuran IQOS ILUMA, mulai bulan depan di Jepang," katanya.

"Selain itu, usulan akuisisi Fertin Pharma dan Vectura Group akan memperkuat potensi pertumbuhan jangka panjang kami di luar ruang nikotin," jelasnya.

Di sesi I, dari pasar modal Indonesia, saham HMSP naik 1,80% di Rp 1.130/saham pada penutupan perdagangan. Saham HMSP ditransaksikan Rp 17 miliar dengan volume perdagangan 15,30 juta saham. Sebulan terakhir saham HMSP naik 1,35% dan 3 bulan terakhir minus 16%.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Omzet Turun & Laba Ambles, HMSP Setia Bagi Dividen Rp 8,5 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular