
Jualan Rokok Philip Morris di RI Drop 19%, Pasar Turun?

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa rokok global, Philip Morris International (PMI) Inc. yang tercatat di bursa New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode PM melaporkan penurunan pendapatan sepanjang 2020 di tengah pandemi Covid-19.
Volume penjualan rokok anak usahanya di Indonesia, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) pun ikut terpengaruh pada tahun lalu.
Mengacu siaran persnya, PMI mencatatkan pendapatan bersih turun sebesar 3,7% menjadi US$ 28,69 miliar atau setara dengan Rp 402 triliun (kurs Rp 14.000/US$) pada 2020 dari 2019 yakni US$ 29,81 miliar.
![]() Kinerja PMI INC 2020/dok PMI |
Adapun laba operasi turun 0,5% menjadi US$ 11,69 miliar atau setara Rp 164 triliun dari tahun sebelumnya US$ 11,76 miliar.
Menurut laporan Philip Morris, pada 2020 total pasar rokok di Indonesia (mengacu IMS Data) turun 9,6% menjadi 276,3 miliar batang dari 305,7 miliar batang pada tahun sebelumnya.
Penurunan pasar rokok global ini lebih baik ketimbang di Filipina yang ambles 12% dari 70,5 miliar batang menjadi hanya 62,1 miliar batang, atau Meksiko yang turun 13,5% dari 35,5 miliar batang jadi 30,7 miliar batang.
Pasar rokok di Indonesia secara global menjadi penyumbang terbesar, disusul Rusia (219,1 miliar batang), Jepang (142,9 miliar batang), dan Turki (114,8 miliar batang). Total jumlah pasar rokok tahun lalu secara global mencapai 2.548 miliar batang, turun 5,8% dari 2705 miliar batang di 2019.
Mengutip laporan Philip Morris, penurunan volume penjualan ini "terutama mencerminkan dampak dari kenaikan harga yang didorong oleh pajak cukai dan juga tindakan terkait pandemi terhadap konsumsi harian rata-rata perokok dewasa," tulis rilis resmi PMI, dikutip Rabu (17/2/2021).
Adapun volume penjualan rokok PMI di Indonesia juga anjlok sebesar 19,3% menjadi 79,5 miliar batang rokok dari 98,5 miliar batang rokok pada 2019.
![]() Pangsa Pasar Rokok PMI INC 2020/dok PMI |
Turunnya volume penjualan ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti "perokok dewasa beralih ke segmen 'di bawah tier satu' yang diuntungkan oleh kebijakan pajak.
Selain itu ada dampak dari peningkatan kesenjangan harga di segmen tier satu (sebagian karena penundaan dalam pemberlakuan harga minimum), dan dampak yang tidak proporsional dari pembatasan mobilitas orang yang lebih ketat di daerah perkotaan, di mana pangsa PMI lebih tinggi," tulis rilis PMI.
Dengan demikian, pangsa pasar (market share) HMSP turun 3,4% menjadi 28,8% dari sebelumnya 32,2%.
Untuk brand Dji Sam Soe, volume penjualan turun 23,7% menjadi 24,75 miliar batang rokok sepanjang 2020. Volume penjualan brand Sampoerna A juga ikut anjlok 6,5% menjadi 32,86 miliar batang rokok.
Di pasar modal, saham HMSP tidak terpengaruh sentimen dari rilis laporan kinerja 2020 pemegang saham pengendalinya, Philip Morris.
Data BEI mencatat, pada Senin (15/2), saham HMSP berhasil ditutup menguat 1,08% ke posisi Rp 1.400/saham. Selama perdagangan, HMSP selalu berada di zona hijau dengan volume perdagangan 24,74 juta dan nilai transaksi Rp 34,54 miliar.
Namun pada penutupan perdagangan Selasa (16/2), saham HMSP minus 0,36% di level Rp 1.395/saham dengan nilai transaksi Rp 41,56 miliar dan volume perdagangan 29,62 juta saham. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 162 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Raih Laba Rp 67 T, Induk HMSP Jualan 40 Miliar Rokok di RI