
Pak Perry, DP Murah Tak Berpengaruh ke Saham Properti
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
20 September 2019 11:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski Bank Indonesia telah melonggarkan kebijakan rasio pinjaman terhadap aset (loan to value)/LTV) bagi perbankan yang akan menyalurkan kredit pemilikan rumah, saham-saham properti di pasar saham masih bergerak stagnan pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (20/9/2019).
Dengan adanya kebijakan ini, uang muka atau DP kredit pemilikan rumah menjadi lebih murah menjadi sebesar 5%. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada 2 Desember 2019.
Namun demikian, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengingatkan pelonggaran rasio LTV untuk kredit properti sebesar 5%, akan berlaku bagi bank yang rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sesuai dengan ketentuan bank sentral.
"Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) bank harus di bawah 5%," ungkap Perry Warjiyo, di Kompleks Bank Indonesia, Kamis (19/9/2019).
Kemarin, dalam BI memutuskan menurunkan DP melalui pelonggaran rasio LTV (loan to value) kredit properti sebesar 5%. Sehingga DP rumah tipe 21 hingga 70 menjadi sebesar 10-25% dari sebelumnya sekitar 15-30% dan tipe di atas 70 sebesar 15-30% dari sebelumnya 20-35% dan penambahan keringanan 5% untuk rumah berwawasan lingkungan yang memiliki sertifikasi ramah lingkungan.
Menurut Perry penurunan ini disesuaikan dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) bank
Data data Bursa Efek Indonesia mencatat, hingga pukul 10.15 WIB, saham-saham properti masih bergerak landai merespons kebijakan relaksasi LTV.
Harga saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) misalnya, pagi ini harag sahamnya bergerak stagnan. Hanya saham PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) yang sahamnya terpantau menguat 0,64%.
Sejumlah pengembang properti lainnya justru mengalami pelemahan. Harga saham PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) justru melemah 0,81%. disusul pelemahan saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dan PT PP Proeperti Tbk (PPRO) yang melemah 0,92%. Harga saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) juga tak lepas dari koreksi sebesar 3,10%.
(hps/hps) Next Article Pengembang: Dampak Relaksasi LTV Baru Terasa pada 2020
Dengan adanya kebijakan ini, uang muka atau DP kredit pemilikan rumah menjadi lebih murah menjadi sebesar 5%. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada 2 Desember 2019.
Namun demikian, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengingatkan pelonggaran rasio LTV untuk kredit properti sebesar 5%, akan berlaku bagi bank yang rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sesuai dengan ketentuan bank sentral.
"Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) bank harus di bawah 5%," ungkap Perry Warjiyo, di Kompleks Bank Indonesia, Kamis (19/9/2019).
Menurut Perry penurunan ini disesuaikan dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) bank
Data data Bursa Efek Indonesia mencatat, hingga pukul 10.15 WIB, saham-saham properti masih bergerak landai merespons kebijakan relaksasi LTV.
Harga saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) misalnya, pagi ini harag sahamnya bergerak stagnan. Hanya saham PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) yang sahamnya terpantau menguat 0,64%.
Sejumlah pengembang properti lainnya justru mengalami pelemahan. Harga saham PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) justru melemah 0,81%. disusul pelemahan saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dan PT PP Proeperti Tbk (PPRO) yang melemah 0,92%. Harga saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) juga tak lepas dari koreksi sebesar 3,10%.
BI Turunkan Suku Bunga Acuan
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article Pengembang: Dampak Relaksasi LTV Baru Terasa pada 2020
Most Popular