DP Rumah Mau Dilonggarin, Saham Properti Langsung Ngegas!

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
18 February 2021 09:47
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten properti pada awal perdagangan sesi I Kamis (18/2/2021) mayoritas bergerak ke zona hijau. Rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan keringanan uang muak (down payment/DP) menjadi sentimen positif bagi saham sektor ini. 

Simak pergerakan saham properti pada perdagangan sesi I hari ini pukul 09:09 WIB.

Berdasarkan data dari RTI, setidaknya ada delapan saham properti yang berhasil melesat pada pagi hari ini. Tercatat di posisi pertama ada saham PT Alam Sutera Reality Tbk (ASRI) yang melesat 2,52% ke level Rp 244/unit pada pukul 09:09 WIB.

Data perdagangan mencatat nilai transaksi saham ASRI pagi ini telah mencapai Rp 7,4 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 30,7 juta lembar saham. Walaupun melesat, namun investor asing sudah keluar Rp 769,74 juta di pasar reguler pada pagi ini.

Selanjutnya di posisi kedua terdapat saham PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) yang juga melesat 2,3% ke posisi Rp 178/unit pada pagi hari ini.

Nilai transaksi saham APLN sudah mencapai Rp 1,7 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 9,4 juta lembar saham. Tidak seperti saham ASRI, investor asing malah masuk di saham APLN melalui pasar reguler sebesar Rp 48,7 juta.

Sementara itu, penguatan paling minor pagi ini dibukukan oleh saham PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) yang menguat 1,24% ke posisi Rp 1.225/unit.

Adapun nilai transaksi saham LPCK pagi ini mencapai Rp 10,5 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 8,6 ribu lembar saham. Seperti saham ASRI, asing pun melakukan aksi jual bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp 986 ribu.

Melesatnya saham-saham property didorong oleh sentimen dari relaksasi uang muka (Down Payment/DP) rumah yang sebelumnya dijelaskan oleh OJK.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana untuk merelaksasi aturan terhadap besaran uang muka atau down payment (DP) untuk mobil tertentu dan rumah pertama bagi para milenial.

Dengan uang muka yang semakin kecil tentu diprediksi pelaku pasar akan menstimulasi industri properti tanah air.

"Selain kebijakan restrukturisasi kredit yang sudah diperpanjang,OJK juga akan menyesuaikan kebijakan di sektor kendaraan bermotor dan properti yang diharapkan bisa mendorong permintaan masyarakat sehingga industri manufaktur kembali pulih dan permintaan kredit kembali meningkat, kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam keterangan resminya, Rabu (17/2/2021).

Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Totok Lusida melihat secara permintaan bisa menstimulasi pasar properti walaupun tidak signifikan. Namun, dari REI melihat yang terpenting adalah keringanan atas profil risiko dari pengaju kredit.

"Yang kami imbau dan sudah dikoordinasikan dengan perbankan dan himbara itu filter terhadap resiko end user jangan terlalu ketat, kalau relaksasi DP udah ada bahkan sampai 0%, jadi apa yang mau di relaksasi lagi," katanya, Selasa (16/2/2021).

Senada, Pengamat Properti Ali Tranghanda menjelaskan,ketentuan DP murah saat ini sudah bisa dinikmati dalam industri properti saat ini. Namun, permasalahannya banyak bank yang belum mau melakukannya karena risiko dari kreditor yang masih tinggi.

"Saat ini DP 0% sudah bisa di properti, namun banyak bank belum mau karena masing-masing manajemen risiko," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (16/2/2021).

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laju penyaluran kredit perbankan per Desember 2020 terkontraksi -2,41% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 5.481,6 triliun. Padahal ada penurunan tingkat rata-rata suku bunga kredit.

Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK Anto Prabowo mengatakan relaksasi ini telah disiapkan OJK dan disampaikan kepada Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) bulan lalu.

Aturan itu antara lain soal Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk perusahaan penyedia kredit kendaraan bermotor dan ketentuan DP KPR.

"OJK sudah sejak PTIJK 15 Januari 2021 di depan Bapak Presiden sudah menyiapkan beleid baru untuk DP dan ATMR. Moga-moga dalam beberapa hari ini. Tidak hanya kendaraan bermotor tetapi juga properti khususnya untuk milenial yang akan memiliki rumah pertamanya," kata Anto kepada CNBC Indonesia, Senin (15/2/2021).


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hore! Sektor Properti Mulai Bergairah, Simak Ini Buktinya

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular