
Sedang Diserbu Baja China, Gunung Raja Paksi "Pede" IPO
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
29 August 2019 15:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten baja asal Cikarang, PT Gunung Raja Paksi bakal segera mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indoneisa melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Perseroan berencana melepas 1,24 miliar lembar saham baru atau setara 10,21% persen.
Dalam prospektus yang disampaikan di media massa, Kamis (29/8/2019), Gunung Raja Paksi akan menggunakan dana hasil dari IPO mayoritas atau sebesar 99,52% untuk melunasi utang dalam rangka pembelian aset tetap dan biaya operasi. Sisanya, 0,48% untuk modal kerja.
Gunung Raja Paksi akan melangsungkan penawaran awal pada 3-5 September 2019 dengan masa penawaran umum pada 12-13 September 2019. Sedangkan, pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia dijadwalkan pada 19 September 2019.
Bersamaan dengan penawaran umum perdana saham, perseroan juga akan menerbitkan saham baru dalam rangka pelaksanaan Obligasi Wajib Konversi yang akan jatuh tempo 30 September 2019 senilai Rp 1,41 triliun.
Dalam aksi korporasi ini, perseroan menunjuk PT Kresna Sekuritas dan PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Jika dilihat dari performa keuangan, pada triwulan pertama 2019, Gunung Raja Paksi mencatatkan penurunan penjualan 15,18% menjadi US$ 212.13 juta dari sebelumnya US$ 250,10 juta. Sejalan dengan turunnya pendapatan, laba usaha juga terkoreksi cukup tajam 83,7% secara tahunan menjadi 3,96 juta US$ dari periode sebelumnya US$ 23,3 juta US$.
Dari sisi aset, hingga 31 Maret 2019 tercatat sebesar US$ 1,09 miliar dengan liabilitas US$ 553,28 juta dan total ekuitas US$ 533,67 juta.
Direktur Utama Kresna Sekuritas Octavianus Budianto menyampaikan, rencana go publik perusahaan baja ini sempat tertunda dua kali. Perusahaan sebelumnya berencana mennggunakan laporan keuangan yang berakhir pada Juni dan Desember 2018.
"Perusahaan manufaktur Gunung Raja Paksi nanti akan lepas 10%," kata Octavianus di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (11/7/2019).
Target dana yang dihimpun dari aksi korporasi ini diperkirakan bisa di atas Rp 1 triliun.
Presiden Direktur Gunung Raja Paksi Alouisius Maseimilian mengatakan setelah melakukan aksi korporasi ini perusahaan akan mengakuisisi satu perusahaan milik induk usahanya dengan tujuan untuk mengembangkan bisnis perusahaan sebagai produsen produk baja.
"Tidak terlalu besar (lepasnya), sekitar 10,22% di market, tahap awal. Total targettnya mungkin Rp 1 triliun ke atas," kata Aloysius saat ditemui usai mini expose tahun lalu.
Saat ini penjualan perusahaan yang berbasis di Sukadanau, Cikarang Barat, ini mayoritas masih di dalam negeri mengingat tingkat kebutuhan baja dalam negeri masih sangat tinggi. Sementara 5% lainnya dieskpor ke Amerika Serikat, Eropa dan beberapa negara di Asia.
(hps/hps) Next Article Sempat Galau, Perusahaan Baja di Cikarang Ini Siap IPO
Dalam prospektus yang disampaikan di media massa, Kamis (29/8/2019), Gunung Raja Paksi akan menggunakan dana hasil dari IPO mayoritas atau sebesar 99,52% untuk melunasi utang dalam rangka pembelian aset tetap dan biaya operasi. Sisanya, 0,48% untuk modal kerja.
Gunung Raja Paksi akan melangsungkan penawaran awal pada 3-5 September 2019 dengan masa penawaran umum pada 12-13 September 2019. Sedangkan, pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia dijadwalkan pada 19 September 2019.
Dalam aksi korporasi ini, perseroan menunjuk PT Kresna Sekuritas dan PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Jika dilihat dari performa keuangan, pada triwulan pertama 2019, Gunung Raja Paksi mencatatkan penurunan penjualan 15,18% menjadi US$ 212.13 juta dari sebelumnya US$ 250,10 juta. Sejalan dengan turunnya pendapatan, laba usaha juga terkoreksi cukup tajam 83,7% secara tahunan menjadi 3,96 juta US$ dari periode sebelumnya US$ 23,3 juta US$.
Dari sisi aset, hingga 31 Maret 2019 tercatat sebesar US$ 1,09 miliar dengan liabilitas US$ 553,28 juta dan total ekuitas US$ 533,67 juta.
Direktur Utama Kresna Sekuritas Octavianus Budianto menyampaikan, rencana go publik perusahaan baja ini sempat tertunda dua kali. Perusahaan sebelumnya berencana mennggunakan laporan keuangan yang berakhir pada Juni dan Desember 2018.
"Perusahaan manufaktur Gunung Raja Paksi nanti akan lepas 10%," kata Octavianus di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (11/7/2019).
Target dana yang dihimpun dari aksi korporasi ini diperkirakan bisa di atas Rp 1 triliun.
Presiden Direktur Gunung Raja Paksi Alouisius Maseimilian mengatakan setelah melakukan aksi korporasi ini perusahaan akan mengakuisisi satu perusahaan milik induk usahanya dengan tujuan untuk mengembangkan bisnis perusahaan sebagai produsen produk baja.
"Tidak terlalu besar (lepasnya), sekitar 10,22% di market, tahap awal. Total targettnya mungkin Rp 1 triliun ke atas," kata Aloysius saat ditemui usai mini expose tahun lalu.
Saat ini penjualan perusahaan yang berbasis di Sukadanau, Cikarang Barat, ini mayoritas masih di dalam negeri mengingat tingkat kebutuhan baja dalam negeri masih sangat tinggi. Sementara 5% lainnya dieskpor ke Amerika Serikat, Eropa dan beberapa negara di Asia.
(hps/hps) Next Article Sempat Galau, Perusahaan Baja di Cikarang Ini Siap IPO
Most Popular