Secercah Asa bagi AS-China, Harga SUN Berbalik Menguat

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
07 August 2019 11:14
Harga obligasi rupiah pemerintah berbalik menguat pada perdagangan Rabu ini.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah berbalik menguat pada perdagangan Rabu ini (7/8/2019) ketika sentimen positif mulai terlihat seiring dengan ada secercah harapan yang muncul dari konflik perang dagang AS-China. 

Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.  Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, vice versa.

Yield
yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 


SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. 

Secercah Asa bagi AS-China, Harga SUN Berbalik Menguat Foto: Wakil Perdana Menteri China Liu He (kiri) bersama Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin (kanan) dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer (tengah) di Guesthouse Negara Bagian Diaoyutai di Beijing (29/3/2019). (Nicolas Asfouri / Pool via REUTERS)
Seri acuan yang paling menguat adalah FR0078 yang bertenor 5 tahun dengan penurunan yield 4,8 basis poin (bps) menjadi 7,61%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.   

Semalam, bank sentral China menetapkan kurs tengah CNY 6,96 per dolar AS, lebih kuat dibanding estimasi Reuters CNY 6,9736 per dolar AS dan lebih kuat ketimbang penutupan pasar spot hari Senin (5/7/2019) sebesar CNY 7,04 dolar AS yang merupakan paling lemah sejak 2008. China-AS juga menetapkan jadwal pertemuan kembali pada September yang meredakan panasnya perang dagang antara dua negara.



Yield Obligasi Negara Acuan 7 Aug'19
SeriJatuh tempoYield 6 Aug'19 (%)Yield 7 Aug'19 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 5 Aug'19 (%)
FR00775 tahun7.1227.098-2.407.1195
FR007810 tahun7.6667.618-4.807.6068
FR006815 tahun7.9977.953-4.407.9523
FR007920 tahun8.178.159-1.108.146
Avg movement-3.17
 Sumber: Refinitiv 

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 1.017,93 triliun atau 39,27% dari total beredar Rp 2.591 triliun.

Nilai itu mencerminkan adanya arus dana keluar di awal pekan ini sebesar Rp 1,43 triliun, menandai pertama kalinya pasar SUN ditinggalkan investor sejak koreksi yang berlangsung sejak 26 Juli.

   
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
NegaraYield 6 Aug'19 (%)Yield 7 Aug'19 (%)Selisih (basis poin)
Brasil7.287.265-1.50
China3.0783.075-0.30
Jerman-0.538-0.542-0.40
Perancis-0.272-0.2640.80
Inggris 0.5140.5150.10
India6.396.338-5.20
Jepang-0.18-0.19-1.00
Malaysia3.5473.5631.60
Filipina4.5934.6051.20
Rusia7.317.310.00
Singapura1.8031.776-2.70
Thailand1.731.741.00
Amerika Serikat1.7391.682-5.70
Afrika Selatan8.438.375-5.50
Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA



(irv/tas) Next Article Video: Ada SBN Tenor Hingga 40 Tahun, SBN RI Makin Diburu?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular