
Bank Sentralnya Tahan Bunga, Dolar Australia Tekan Rupiah
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 August 2019 18:12

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Kurs dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Selasa (6/7/19) setelah bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) mempertahankan suku bunga acuannya.
Pada pukul 18:50 WIB dolar Australia diperdagangkan di level Rp 9.678,26 atau menguat 0,53% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya Mata Uang Kanguru bahkan sempat menguat ke level Rp 9.741,69 atau tertinggi sejak 25 Juli.
RBA mempertahankan suku bunga sebesar 1% setelah memangkas 2 bulan beruntun pada Juni dan Juli lalu, masing-masing sebesar 25 basis poin (bps). Kebijakan bank sentral pimpinan Philip Lowe tersebut sudah diprediksi banyak pihak, RBA masih akan menilai terlebih dahulu bagaimana efek dua pemangkasan sebelumnya.
Hal jelas yang terlihat dari efek pemangkasan beruntun tersebut adalah jebloknya nilai tukar dolar Australia. Hingga pekan lalu, Mata Uang Kanguru berada di level terlemah sejak Maret 2016 melawan Mata Uang Garuda.
Dalam pengumuman kebijakan moneter hari ini, RBA menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 2,5% dari proyeksi yang diberikan bulan Mei sebesar 2,75%.
Meski kali ini suku bunga dipertahankan, tapi RBA diprediksi akan memangkas suku bunga lagi di bulan November nanti.
Kelapa Ekonom Commonwealth Bank of Australia, Michael Blythe memprediksi RBA akan memangkas suku bunga 25 bps di bulan November untuk menekan tingkat pengangguran, sebagaimana dikutip Financial Review.
Sementara itu Kepala Ekonom AMP Capital, Shane Olivier, mengatakan RBA saat ini dalam "mode wait and see" untuk melihat seberapa besar dampak pemangkasan suku bunga terhadap pertumbuhan ekonomi, serta efek pengurangan pajak pendapatan oleh pemerintah.
Namun Olivier mengatakan pemangkasan suku bunga sebanyak dua kali tidak akan cukup bagi ekonomi Australia.
"Stimulus yang diberikan saat ini belum cukup untuk menaikkan rata-rata upah serta inflasi hingga mencapai target RBA, sehingga kami memprediksi RBA akan memangkas suku bunga di bulan November dan Februari masing-masing 25 bps" kata Olivier sebagaimana dilansir Financial Review.
Prediksi suku bunga akan dipangkas lagi membuat dolar Australia akan sulit untuk terus menguat, dan membuka peluang rupiah kembali menguat asalkan kondisi eksternal kembali stabil.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(pap/tas) Next Article Dolar Australia Sentuh Level Terlemah Sepekan, di Rp9.910
Pada pukul 18:50 WIB dolar Australia diperdagangkan di level Rp 9.678,26 atau menguat 0,53% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya Mata Uang Kanguru bahkan sempat menguat ke level Rp 9.741,69 atau tertinggi sejak 25 Juli.
Hal jelas yang terlihat dari efek pemangkasan beruntun tersebut adalah jebloknya nilai tukar dolar Australia. Hingga pekan lalu, Mata Uang Kanguru berada di level terlemah sejak Maret 2016 melawan Mata Uang Garuda.
Dalam pengumuman kebijakan moneter hari ini, RBA menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 2,5% dari proyeksi yang diberikan bulan Mei sebesar 2,75%.
Meski kali ini suku bunga dipertahankan, tapi RBA diprediksi akan memangkas suku bunga lagi di bulan November nanti.
Kelapa Ekonom Commonwealth Bank of Australia, Michael Blythe memprediksi RBA akan memangkas suku bunga 25 bps di bulan November untuk menekan tingkat pengangguran, sebagaimana dikutip Financial Review.
Sementara itu Kepala Ekonom AMP Capital, Shane Olivier, mengatakan RBA saat ini dalam "mode wait and see" untuk melihat seberapa besar dampak pemangkasan suku bunga terhadap pertumbuhan ekonomi, serta efek pengurangan pajak pendapatan oleh pemerintah.
Namun Olivier mengatakan pemangkasan suku bunga sebanyak dua kali tidak akan cukup bagi ekonomi Australia.
"Stimulus yang diberikan saat ini belum cukup untuk menaikkan rata-rata upah serta inflasi hingga mencapai target RBA, sehingga kami memprediksi RBA akan memangkas suku bunga di bulan November dan Februari masing-masing 25 bps" kata Olivier sebagaimana dilansir Financial Review.
Prediksi suku bunga akan dipangkas lagi membuat dolar Australia akan sulit untuk terus menguat, dan membuka peluang rupiah kembali menguat asalkan kondisi eksternal kembali stabil.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(pap/tas) Next Article Dolar Australia Sentuh Level Terlemah Sepekan, di Rp9.910
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular