
Duh! Penjualan Alat Berat United Tractors Semester I Amblas
Monica Wareza, CNBC Indonesia
25 July 2019 16:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang 6 bulan pertama tahun ini, PT United Tractors Tbk. (UNTR) mencatatkan penjualan alat berat Komatsu sebanyak 1.917 unit, atau turun sebesar 17,85% secara year on year (YoY) dari 2.400 unit pada semester I-2019.
Berdasarkan data penjualan perusahaan, tahun ini memang terjadi tren penurunan penjualan. Angka penjualan tertinggi hanya mampu dibukukan pada Januari 2019 dengan total sebanyak 456 unit dan terus turun tiap bulan.
Penjualan UNTR memang sempat kembali naik menjadi 289 unit di Mei 2019 dari posisi 261 unit di April 2019, namun jumlah ini turun drastis pada Juni 2019 dengan penjualan hanya sebanyak 189 unit.
Selama 6 bulan terakhir, rerata penjualan masih didominasi ke sektor pertambangan dengan kontribusi sebesar 47% dari total penjualan.
Besaran ini saja juga turun dari kontribusi di periode yang sama tahun sebelumnya yang berkontribusi lebih dari setengah penjualan perusahaan atau mencapai 55%.
Penjualan alat berat yang naik signifikan terjadi pada sektor konstruksi yang berkontribusi 27%, naik dari sebelumnya hanya 21%.
Adapun penjualan ke sektor forestry juga ikut naik meski tipis, yakni dengan kontribusi sebesar 12% yang naik dari 9% di periode sebelumnya.
Terakhir, sektor agro juga turun permintaan alat beratnya, ini tergambar dari turunnya kontribusi penjualan di sektor ini menjadi 14% dari sebelumnya 15%.
Pada saat kinerja penjualan anak usaha Grup Astra ini turun di Januari-Mei lalu, Corporate Secretary United Tractors Sara K. Lubis mengatakan penurunan penjualan alat berat ini disebabkan karena harga jual batu bara yang tidak lebih tinggi dibanding tahun lalu sehingga berdampak pada perlambatan penjualan alat berat.
"Karena pengaruh harga batu bara yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu, sehingga aktivitas pertambangan juga melambat," kata Sara kepada CNBC Indonesia, Selasa (25/6/2019).
Data Kementerian ESDM mencatat, terjadi penurunan harga acuan batu bara (HBA). Per Juli lalu, HBA di level US$ 71,92/ton, terkoreksi 11,7% dibandingkan bulan lalu yang sebesar US$ 81,48/ton.
Merosotnya harga batu bara sudah dimulai sejak September 2018. Kala itu HBA berada di posisi US$ 104,81/ton. Di penutupan 2018 pun harga masih melemah di level US$ 92,51/ton.
Pada perdagangan Kamis ini (25/7/2019), di Bursa Efek Indonesia, saham UNTR turun tipis 0,09% di level Rp 26.950/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 100,53 triliun.
Simak kinerja UNTR tahun 2018.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Pengumuman! UNTR Kasih Pinjaman Distributor Komatsu Rp 4 T
Berdasarkan data penjualan perusahaan, tahun ini memang terjadi tren penurunan penjualan. Angka penjualan tertinggi hanya mampu dibukukan pada Januari 2019 dengan total sebanyak 456 unit dan terus turun tiap bulan.
Penjualan UNTR memang sempat kembali naik menjadi 289 unit di Mei 2019 dari posisi 261 unit di April 2019, namun jumlah ini turun drastis pada Juni 2019 dengan penjualan hanya sebanyak 189 unit.
Selama 6 bulan terakhir, rerata penjualan masih didominasi ke sektor pertambangan dengan kontribusi sebesar 47% dari total penjualan.
Besaran ini saja juga turun dari kontribusi di periode yang sama tahun sebelumnya yang berkontribusi lebih dari setengah penjualan perusahaan atau mencapai 55%.
Penjualan alat berat yang naik signifikan terjadi pada sektor konstruksi yang berkontribusi 27%, naik dari sebelumnya hanya 21%.
Adapun penjualan ke sektor forestry juga ikut naik meski tipis, yakni dengan kontribusi sebesar 12% yang naik dari 9% di periode sebelumnya.
Terakhir, sektor agro juga turun permintaan alat beratnya, ini tergambar dari turunnya kontribusi penjualan di sektor ini menjadi 14% dari sebelumnya 15%.
Pada saat kinerja penjualan anak usaha Grup Astra ini turun di Januari-Mei lalu, Corporate Secretary United Tractors Sara K. Lubis mengatakan penurunan penjualan alat berat ini disebabkan karena harga jual batu bara yang tidak lebih tinggi dibanding tahun lalu sehingga berdampak pada perlambatan penjualan alat berat.
Data Kementerian ESDM mencatat, terjadi penurunan harga acuan batu bara (HBA). Per Juli lalu, HBA di level US$ 71,92/ton, terkoreksi 11,7% dibandingkan bulan lalu yang sebesar US$ 81,48/ton.
Merosotnya harga batu bara sudah dimulai sejak September 2018. Kala itu HBA berada di posisi US$ 104,81/ton. Di penutupan 2018 pun harga masih melemah di level US$ 92,51/ton.
Pada perdagangan Kamis ini (25/7/2019), di Bursa Efek Indonesia, saham UNTR turun tipis 0,09% di level Rp 26.950/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 100,53 triliun.
Simak kinerja UNTR tahun 2018.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Pengumuman! UNTR Kasih Pinjaman Distributor Komatsu Rp 4 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular