
Analisis
Pekan Ini Inggris Punya PM Baru, Nasib Poundsterling Piye?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 July 2019 15:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang poundsterling melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (22/7/19). Inggris yang akan punya perdana menteri (PM) baru menjadi kabar buruk bagi the cable, julukan pasangan mata uang pound-dolar AS.
Boris Johnson menjadi kandidat kuat PM baru Inggris dibandingkan dengan lawannya Jeremy Hunt, politisi Partai Konservatif. Johnson merupakan tokoh di balik referendum Inggris pada 23 Juni 2016 yang menghasilkan keputusan Inggris keluar dari keanggotaan di Uni Eropa atau yang dikenal dengan istilah Brexit.
Belum jelas bagaimana cara Negeri Ratu Elizabeth ini keluar dari Uni Eropa dan terus membuat poundsterling tertekan. Yang paling ditakuti oleh para investor adalah Inggris keluar tanpa kesepakatan apapun alias no-deal.
No-deal Brexit diprediksi akan membawa Inggris ke jurang resesi, dan Johnson sebelumnya sudah menegaskan jika terpilih sebagai PM ia akan membawa Inggris keluar dari Uni Eropa dengan atau tanpa kesepakatan.
Partai Konservatif Inggris telah melakukan voting memilih Boris Johnson atau Jeremy Hunt sebagai pimpinan baru menggantikan Theresa May pada Minggu kemarin. Pemenangnya akan otomatis menjadi PM Inggris.
Hasil voting diperkirakan akan diketahui pada hari Selasa, dan PM baru akan dilantik pada akhir pekan nanti.
Beberapa bank investasi memprediksi jika no-deal terjadi, poundsterling akan mendekati level paritas (1 = 1) terhadap euro dan dolar AS.
Pada pukul 15:03 WIB, poundsterling diperdagangkan di kisaran US$ 1,2480 melansir kuotasi MetaTrader 5.
Analisis Teknikal
Pada grafik harian, poundsterling yang disimbolkan GBP/USD bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) 8 hari (garis merah), tetapi masih di bawah MA 21 hari (garis hijau) serta 125 hari (garis biru).
Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) masih berada di zona negatif yang memberikan gambaran potensi penurunan dalam jangka menengah.
Pada time frame 30 menit, GBP/USD bergerak di bawah MA 8, 21, tetapi di atas 125. Indikator Stochastic bergerak turun dan masih jauh dari wilayah jenuh jual (oversold). Indikator-indikator ini memberikan peluang penurunan poundsterling pada hari ini.
Poundsterling saat ini bergerak di kisaran support (tahanan bawah) US$ 1,2480, kemampuan menembus konsisten di bawah level tersebut akan membuka peluang penurunan ke level US$ 1,2450. Support selanjutnya berada di kisaran US$ 1,2415.
Sementara jika mampu bertahan di atas US$ 1,2480, pound berpotensi memangkas pelemahan, bahkan menguat ke area US$ 1,2520. Peluang naik lagi ke area US$ 1,2550 menjadi terbuka jika mampu menembus level tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Pertumbuhan Ekonomi Mandek, Poundsterling Malah Menguat
Boris Johnson menjadi kandidat kuat PM baru Inggris dibandingkan dengan lawannya Jeremy Hunt, politisi Partai Konservatif. Johnson merupakan tokoh di balik referendum Inggris pada 23 Juni 2016 yang menghasilkan keputusan Inggris keluar dari keanggotaan di Uni Eropa atau yang dikenal dengan istilah Brexit.
No-deal Brexit diprediksi akan membawa Inggris ke jurang resesi, dan Johnson sebelumnya sudah menegaskan jika terpilih sebagai PM ia akan membawa Inggris keluar dari Uni Eropa dengan atau tanpa kesepakatan.
Partai Konservatif Inggris telah melakukan voting memilih Boris Johnson atau Jeremy Hunt sebagai pimpinan baru menggantikan Theresa May pada Minggu kemarin. Pemenangnya akan otomatis menjadi PM Inggris.
Hasil voting diperkirakan akan diketahui pada hari Selasa, dan PM baru akan dilantik pada akhir pekan nanti.
Beberapa bank investasi memprediksi jika no-deal terjadi, poundsterling akan mendekati level paritas (1 = 1) terhadap euro dan dolar AS.
Pada pukul 15:03 WIB, poundsterling diperdagangkan di kisaran US$ 1,2480 melansir kuotasi MetaTrader 5.
Analisis Teknikal
![]() Foto: MetaTrader 5 |
Pada grafik harian, poundsterling yang disimbolkan GBP/USD bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) 8 hari (garis merah), tetapi masih di bawah MA 21 hari (garis hijau) serta 125 hari (garis biru).
Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) masih berada di zona negatif yang memberikan gambaran potensi penurunan dalam jangka menengah.
![]() Foto: MetaTrader 5 |
Pada time frame 30 menit, GBP/USD bergerak di bawah MA 8, 21, tetapi di atas 125. Indikator Stochastic bergerak turun dan masih jauh dari wilayah jenuh jual (oversold). Indikator-indikator ini memberikan peluang penurunan poundsterling pada hari ini.
Poundsterling saat ini bergerak di kisaran support (tahanan bawah) US$ 1,2480, kemampuan menembus konsisten di bawah level tersebut akan membuka peluang penurunan ke level US$ 1,2450. Support selanjutnya berada di kisaran US$ 1,2415.
Sementara jika mampu bertahan di atas US$ 1,2480, pound berpotensi memangkas pelemahan, bahkan menguat ke area US$ 1,2520. Peluang naik lagi ke area US$ 1,2550 menjadi terbuka jika mampu menembus level tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Pertumbuhan Ekonomi Mandek, Poundsterling Malah Menguat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular