Mampu Cetak Laba Semester I Rp 34 M, Saham Latinusa Terbang

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
22 July 2019 15:19
Dari rapor merah ke rapor biru, harga saham NIKL langsung menggeliat
Foto: Ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham produsen pelat timah (tinplate), PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL), menggeliat pada perdagangan sesi II pukul 14.30 WIB dengan mencatatkan penguatan hingga 9,16% ke level Rp 1.370/saham.

Data perdagangan di Bursa Efek Indonesia menunjukkan, saham perusahaan yang juga dimiliki BUMN PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) sebesar 20,10% ini terbilang lebih aktif ditransaksikan dibandingkan hari biasa, dengan total volume perdagangan mencapai 3,39 juta unit saham dari rata-rata transaksi harian hanya 1,12 juta unit.

Pada pukul 15.14 WIB, saham NIKL naik 8,37% di level Rp 1.355/saham.



Besar kemungkinan salah satu katalis positif yang mendorong aksi beli pelaku pasar adalah rilis kinerja keuangan NIKL kuartal II-2019.

Dari segi pendapatan perusahaan memang tumbuh relatif stagnan, di mana hingga akhir Juni hanya membukukan kenaikan 1,6% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi US$ 83,1 juta atau setara Rp 1,16 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).


Adapun pada periode yang sama tahun sebelumnya total pendapatan NIKL mencapai US$81,79 juta atau Rp 1,15 triliun.

Sama seperti periode sebelumnya sekitar 99% pendapatan perusahaan berasal dari penjualan lokal.

Hanya saja, yang membaik dari performa keuangan perusahaan adalah, dalam 6 bulan pertama tahun ini NIKL berhasil merubah status pos laba bersih dari rapor merah di tahun lalu, menjadi rapor biru.

Perusahaan berhasil mengantongi keuntungan dengan membukukan laba bersih sebesar US$ 2,41 juta atau Rp 33,76 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya, NIKL membukukan kerugian US$ 1,5 juta atau Rp 21,02 miliar.

Faktor penentu yang membuat perusahaan berhasil mencatatkan keuntungan adalah fakta bahwa NIKL tak lagi menorehkan kerugian dari selisih kurs.

NIKL berhasil mencatatkan keuntungan dari selisih kurs sebesar US$ 1.291. Meskipun nilainya tidak banyak, ini lebih baik dari perolehan tahun lalu yang mencatatkan rugi selisih kurs mencapai US$ 2,29 juta unit.

Selain itu juga ada pemasukan tambahan dari pos penjualan scrap yang tumbuh hampir empat kali lipat dari US$ 1.781 menjadi US$ 6.594.

Dengan demikian, meskipun tipis, NIKL dapat mencatat margin bersih senilai 2,9%.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Q3 NIKL Bisa Cetak Laba, Tapi kok Pendapatan Stagnan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular