Laba Latinusa Q1 Meroket 23 Kali Lipat, Apa Penyebabnya?

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
25 April 2019 11:22
Pada 3 bulan pertama tahun ini, NIKL mampu mengantongi laba bersih fantastis.
Foto: Ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaporan kinerja keuangan interim kuartal pertama mulai ramai, kali ini giliran PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL), perusahaan yang bergerak di bisnis tinplate atau baja lapis timah.

Pada 3 bulan pertama tahun ini, NIKL mampu mengantongi laba bersih fantastis dengan tumbuh 23 kali lipat menjadi US$ 2,24 juta atau setara Rp 31,84 miliar (asumsi kurs Rp 14.200/US$).

Ini adalah laba kuartalan terbesar yang ditorehkan perusahaan setidaknya sejak tahun 2014. Margin bersih NIKL juga tercatat membaik dibanding kuartal IV-2018 dengan perolehan sebesar 4,43%.


NIKL berhasil menorehkan kinerja yang memuaskan didorong oleh beberapa faktor, termasuk pertumbuhan positif pada pos penerimanaan (top line), tertekannya beban pokok penjualan dan menyempitnya rugi kurs yang tercatat pada periode ini.

Hingga akhir Maret 2019, penjualan perusahaan naik 15,73% year-on-year (YoY) menjadi US$ 50,67 juta atau sekitar Rp 720 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebesar US 43,78 juta.

Sama seperti periode sebelumnya, penjualan NIKL masih bertumpu pada penjualan lokal yang memiliki porsi 99,61%. Namun, perlu dicatat bahwa retur (pengembalian) penjualan tumbuh tipis menjadi 0,92% dari 0,31%.

Selain penerimaan dari penjualan, NIKL juga membukukan pemasukan lebih dari penjualan scrap dan pendapatan lainnya yang tercatat masing-masing US$ 113.380 dan US$ 114.636.

S
crap merupakan bahan sisa non-premium atau pelat timah kelas rendah (downgrade), produk dari bahan scrap misalnya penyangga obat nyamuk.

Lebih lanjut, peningkatan pada pos penerimaan saja tidak mungkin dapat membuat laba NIKL meroket. 'Pelumas' yang mendongkrak laba perusahaan adalah penurunan pada proporsi beban pokok penjualan dan rugi atas selisih kurs.

Di kuartal I-2019, beban pokok penjualan tercatat US$ 44,78 juta atau setara 88,38% dari total penjualan perusahaan. Proporsi tersebut turun dibanding kuartal I-2018 yang membukukan proporsi sebesar 92,87%.

Jika dilihat lebih detail, hanya dengan tertekannya proporsi beban pokok pendapatan, laba kotor berhasil tumbuh 88,56% secara tahunan. Andai proporsi ini sama dengan periode sebelumnya, tentu pertumbuhan laba kotor akan sama dengan pertumbuhan penjualan, 15,73% YOY.

Kemudian, rendahnya kerugian atas selisih kurs membantu laba semakin melesat, dimana untuk periode kuartal I-2019 rugi kurs tercatat hanya sebesar US$ 47.637 dari periode yang sama tahun lalu US$ 720.705.

Di lain pihak, pada periode tersebut total aset perusahaan tercatat sebesar US$ 137,76 juta, sedangkan total liabilitas senilai US$ 92,53 juta. Sementara itu total ekuitas hingga akhir Maret sejumlah US$ 45,23 juta.

Pelat Timah Nusantara oleh Latinusa adalah perusahaan pertama di Indonesia yang memproduksi tinplate. Situs resmi perusahaan mencatat, Nippon Steel dan Sumitomo Metal Corporation menjadi penyedia bahan baku utama perseroan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dwa/tas) Next Article Rupiah Keok Lawan Dolar AS, Latinusa Rugi Rp 21 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular