
Mayoritas Saham IPO Masuk UMA, Gorengan Alert!
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
22 July 2019 12:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam sebulan terakhir, Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mencatat sepuluh saham yang harganya bergerak di luar kebiasaan atau UMA (Unusual Market Activity).
Kemudian, setelah ditilik lebih detil, mayoritas (60%) emiten yang masuk dalam daftar tersebut ternyata belum lama ini baru saja melantai di BEI.
Keenam emiten yang dimaksud diantaranya PT Arkha Jayanti Persada tbk, PT Berkah Prima Perkasa Tbk, PT Krida Jaringan Nusantara Tbk, PT Jasnita Telekomunikasi Tbk, PT Golden Flower Tbk, PT Bliss Properti Indonesia Tbk.
BEI meminta investor untuk dengan cermat memperhatikan jawaban perusahaan tersebut atas permintaan konfirmasi bursa, kinerja perusahaan, dan keterbukaan informasinya.
Investor dan calon investor juga perlu mengkaji kembali rencana aksi korporasi emiten dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari atas emiten tersebut.
Hingga berita ini dimuat, baru INCF dan TRIO yang memberikan tanggapan mereka, dimana manajemen perusahaan menyampaikan bahwa "perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan."
Sedangkan kedelapan perusahaan lainnya belum memberikan tanggapan atau fakta material berkaitan dengan keputusan BEI tersebut.
Lebih lanjut, emiten POSA tidak secara langsung memberikan jawaban terkait UMA. Namun, manajemen perusahaan menanggapi informasi yang sedang mencuat di benak pelaku pasar.
Saham FILM Sempat Diterpa Isu Saham Gorengan
[Gambas:Video CNBC]
Berdasarkan surat yang diterima CNBC Indonesia, Jidin melalui kantor hukum Timotius & Partners Law Firm, menduga POSA melakukan tindakan menyesatkan, manipulasi, dan menipu yang merugikan para investor ritel.
Namun, perseroan menampik dugaan 'persekongkolan jahat' tersebut. Direktur Utama Bliss Properti Indonesia Johardy Lambert mengklaim pergerakan harga saham atau waran perusahaan terjadi karena mekanisme pasar semata.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Pangkas Gaji hingga PKPU, Nasib Peritel Ponsel Kian Merana!
Kemudian, setelah ditilik lebih detil, mayoritas (60%) emiten yang masuk dalam daftar tersebut ternyata belum lama ini baru saja melantai di BEI.
Keenam emiten yang dimaksud diantaranya PT Arkha Jayanti Persada tbk, PT Berkah Prima Perkasa Tbk, PT Krida Jaringan Nusantara Tbk, PT Jasnita Telekomunikasi Tbk, PT Golden Flower Tbk, PT Bliss Properti Indonesia Tbk.
Tanggal UMA | Perusahaan | Kode Emiten |
19-Jul-19 | PT Global Teleshop Tbk | GLOB |
18-Jul-19 | PT Arkha Jayanti Persada Tbk | ARKA |
16-Jul-19 | PT Berkah Prima Perkasa Tbk | BLUE |
12-Jul-19 | PT Indo Komoditi Korpora Tbk | INCF |
11-Jul-19 | PT Trikomsel Oke Tbk | TRIO |
8-Jul-19 | PT Krida Jaringan Nusantara Tbk | KJEN |
5-Jul-19 | PT Jasnita Telekomindo Tbk | JAST |
3-Jul-19 | PT Golden Flower Tbk | POLU |
26-Jun-19 | PT Bliss Properti Indonesia Tbk | POSA |
24-Jun-19 | PT Sentral Mitra Informatika Tbk | LUCK |
BEI meminta investor untuk dengan cermat memperhatikan jawaban perusahaan tersebut atas permintaan konfirmasi bursa, kinerja perusahaan, dan keterbukaan informasinya.
Investor dan calon investor juga perlu mengkaji kembali rencana aksi korporasi emiten dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari atas emiten tersebut.
Hingga berita ini dimuat, baru INCF dan TRIO yang memberikan tanggapan mereka, dimana manajemen perusahaan menyampaikan bahwa "perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan."
Sedangkan kedelapan perusahaan lainnya belum memberikan tanggapan atau fakta material berkaitan dengan keputusan BEI tersebut.
Lebih lanjut, emiten POSA tidak secara langsung memberikan jawaban terkait UMA. Namun, manajemen perusahaan menanggapi informasi yang sedang mencuat di benak pelaku pasar.
Saham FILM Sempat Diterpa Isu Saham Gorengan
[Gambas:Video CNBC]
Berdasarkan surat yang diterima CNBC Indonesia, Jidin melalui kantor hukum Timotius & Partners Law Firm, menduga POSA melakukan tindakan menyesatkan, manipulasi, dan menipu yang merugikan para investor ritel.
Namun, perseroan menampik dugaan 'persekongkolan jahat' tersebut. Direktur Utama Bliss Properti Indonesia Johardy Lambert mengklaim pergerakan harga saham atau waran perusahaan terjadi karena mekanisme pasar semata.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Pangkas Gaji hingga PKPU, Nasib Peritel Ponsel Kian Merana!
Most Popular