
Wah! Saham Tower Bersama Ditransaksikan Rp 1 T di Pasar Nego
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
19 July 2019 17:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Transaksi saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) ditransaksikan di pasar negosiasi dalam jumlah jumbo hingga Jumat sore ini (19/7/2019), tepatnya Rp 1,07 triliun.
Dari catatan perdagangan online trading sebuah sekuritas hari ini, secara total besaran transaksi di pasar negosiasi tersebut melibatkan 269,05 juta saham perseroan dengan harga beragam, yaitu Rp 4.000-Rp 4.353/saham, jauh di bawah harga di pasar reguler Rp 4.360/saham atau terdiskon 0,16%-8,25%.
Untuk TBIG hari ini, transaksi dilakukan dalam 17 kali transaksi yang waktunya terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu 15 transaksi antara pukul 9.31-9.51 WIB, satu kali transaksi jumbo pada 14.01 WIB, dan satu transaksi pada 16.03 WIB.
Transaksi difasilitasi oleh beberapa perusahaan pialang saham yaitu PT Macquarie Sekuritas Indonesia (broker saham berkode RX), PT J.P.Morgan Sekuritas Indonesia (BK), PT Mahakarya Artha Sekuritas (XL), dan PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia (CS).
Namun, transaksi itu memiliki pola penjual dan pembeli yang sama yaitu pembeli domestik, sedangkan penjual investor asing, kecuali pada transaksi yang dilakukan melalui Credit Suisse.
Di Bursa Efek Indonesia (BEI), ada tiga macam transaksi yaitu transaksi di pasar reguler atau pasar biasa, pasar negosiasi, dan pasar tunai.
Transaksi di pasar reguler merupakan transaksi yang dilakukan menggunakan mekanisme tawar menawar berkelanjutan dan menjadi fasilitas bertransaksi di mall dengan harga normal dan jumlah transaksi minimal 1 lot dengan periode setttlement T+2.
Di pasar negosiasi, transaksi dilakukan terutama untuk transaksi besar yang berpotensi mengganggu harga pasar jika dilakukan di pasar reguler, sedangkan transaksi pasar tunai untuk menyelesaikan kegagalan pemenuhan transaksi reguler dan nego dengan periode settlement T+0.
Laporan pemegang saham TBIG pada akhir Juni menunjukkan pemegang saham perseroan yang jumlahnya di atas 5% atau lebih tepatnya 269 juta saham atau lebih hanya dua pihak.
Wahana adalah anak usaha langsung PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) dengan kepemilikan 99,85%. SRTG adalah induk dari kelompok usaha Saratoga Capital yang didirikan Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno.
Di sisi lain, Provident Capital adalah perusahaan private equity berkedudukan di Singapura milik mantan head of investment banking Citigroup Global Markets di Indonesia bernama Winato Kartono.
Dia mendirikan Provident Capital sejak 2004. Bersama SRTG, Winato ikut berinvestasi dalam berbagai proyek seperti Tower Bersama, PT Provident Agro Tbk (PALM), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Proyek lain Provident Capital adalah JD.ID dan Provident Biofuels.
Dengan adanya nilai transaksi jumbo TBIG, hari ini transaksi negosiasi di pasar saham mencapai RP 9,95 triliun yang terdiri dari transaksi reguler Rp 6,9 triliun, transaksi negosiasi Rp 3,05 triliun, dan tunai Rp 1,7 juta.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas) Next Article Buyback Saham, Saratoga Anggarkan Rp 110 Miliar
Dari catatan perdagangan online trading sebuah sekuritas hari ini, secara total besaran transaksi di pasar negosiasi tersebut melibatkan 269,05 juta saham perseroan dengan harga beragam, yaitu Rp 4.000-Rp 4.353/saham, jauh di bawah harga di pasar reguler Rp 4.360/saham atau terdiskon 0,16%-8,25%.
Untuk TBIG hari ini, transaksi dilakukan dalam 17 kali transaksi yang waktunya terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu 15 transaksi antara pukul 9.31-9.51 WIB, satu kali transaksi jumbo pada 14.01 WIB, dan satu transaksi pada 16.03 WIB.
Transaksi difasilitasi oleh beberapa perusahaan pialang saham yaitu PT Macquarie Sekuritas Indonesia (broker saham berkode RX), PT J.P.Morgan Sekuritas Indonesia (BK), PT Mahakarya Artha Sekuritas (XL), dan PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia (CS).
Namun, transaksi itu memiliki pola penjual dan pembeli yang sama yaitu pembeli domestik, sedangkan penjual investor asing, kecuali pada transaksi yang dilakukan melalui Credit Suisse.
Di Bursa Efek Indonesia (BEI), ada tiga macam transaksi yaitu transaksi di pasar reguler atau pasar biasa, pasar negosiasi, dan pasar tunai.
Transaksi di pasar reguler merupakan transaksi yang dilakukan menggunakan mekanisme tawar menawar berkelanjutan dan menjadi fasilitas bertransaksi di mall dengan harga normal dan jumlah transaksi minimal 1 lot dengan periode setttlement T+2.
Di pasar negosiasi, transaksi dilakukan terutama untuk transaksi besar yang berpotensi mengganggu harga pasar jika dilakukan di pasar reguler, sedangkan transaksi pasar tunai untuk menyelesaikan kegagalan pemenuhan transaksi reguler dan nego dengan periode settlement T+0.
Laporan pemegang saham TBIG pada akhir Juni menunjukkan pemegang saham perseroan yang jumlahnya di atas 5% atau lebih tepatnya 269 juta saham atau lebih hanya dua pihak.
Keduanya adalah PT Wahana Anugerah Sejahtera dengan porsi 29,43% dan kepemilikan 1,33 miliar saham serta PT Provident Capital Indonesia dengan porsi 25,52% dengan kepemilikan 1,15 miliar saham.
Wahana adalah anak usaha langsung PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) dengan kepemilikan 99,85%. SRTG adalah induk dari kelompok usaha Saratoga Capital yang didirikan Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno.
Di sisi lain, Provident Capital adalah perusahaan private equity berkedudukan di Singapura milik mantan head of investment banking Citigroup Global Markets di Indonesia bernama Winato Kartono.
Dia mendirikan Provident Capital sejak 2004. Bersama SRTG, Winato ikut berinvestasi dalam berbagai proyek seperti Tower Bersama, PT Provident Agro Tbk (PALM), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Proyek lain Provident Capital adalah JD.ID dan Provident Biofuels.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas) Next Article Buyback Saham, Saratoga Anggarkan Rp 110 Miliar
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular