
BCA Rekor Lagi & Diborong Asing, Kapitalisasi Menuju Rp 800 T
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
19 July 2019 16:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten bank BUKU IV asuhan Djarum, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengakhiri pekan ini dengan fantastis. Investor yang mengkoleksi saham BBCA bersuka cita weekend ini karena harga perusahaan kembali tembus rekor baru, yaitu ke Rp 31.000/unit saham.
Dengan demikian kapitalisasi pasar perusahaan mencapai Rp 764,31 triliun, sekitar Rp 36 triliun lagi untuk memecahkan rekor Rp 800 triliun. Emiten-emiten lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan sangat kesulitan mengejar kapitalisasi BBCA.
Dari grafik di atas terlihat bahwa saham BBCA sudah mulai mencoba untuk memecahkan rekor sebelumnya, yaitu Rp 30.750/unit saham, semenjak pembukaan perdagangan, bahkan sempat menyentuh angka Rp 31.050/unit saham.
Namun, memasuki sesi II perdagangan bursa, harga saham cukup stagnan di angka Rp 30.850, sebelum akhirnya kembali melesat dan memilih untuk menutup diri di angka bulat, Rp 31.000/unit saham.
Sejatinya, saham BBCA tidak terlalu aktif diperdagangkan karena hingga akhir perdagangn hanya ditransaksikan sebanyak 8,79 juta unit, dibawah rerata volume perdagangan harian yang ada di 12,12 juta unit.
Besar kemungkinan investor asing-lah yang cukup berperan dalam mendongkrak harga saham perusahaan. Hal ini dikarenakan, sepanjang perdagangan hari ini emiten yang paling banyak dikoleksi asing adalah BBCA dengan total aksi beli bersih investor asing (net sell) mencapai Rp 272,04 miliar.
Sebagai informasi, sepanjang tahun berjalan imbal hasil yang diperoleh investor dari mengkoleksi emiten perbankan satu ini mencapai 19,23%.
Lebih lanjut, keputusan Bank Indonesia (BI) untuk memangkas BI 7-day reverse repo rate sebesar 25 basis poin (bps) diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan permintaan kredit perusahaan. Uniknya, bahkan sebelum keputusan tersebut diambil, BBCA telah lebih dulu menurunkan suku bunga deposito 25 bps.
Saya sudah turunkan bunga deposito 1 Juli 2019 sebesar 0,25%. Ahead of the curve, mungkin 3-4 bulan lagi bisa bunga kredit," tutur Presiden Direktur BBCA Jahja Setiatmadja.
Manajemen Bicara Rencana Bisnis 2019
[Gambas:Video CNBC]
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Abrakadabra! Dari Ciparay Bank Royal Disulap Jadi BCA Digital
Dengan demikian kapitalisasi pasar perusahaan mencapai Rp 764,31 triliun, sekitar Rp 36 triliun lagi untuk memecahkan rekor Rp 800 triliun. Emiten-emiten lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan sangat kesulitan mengejar kapitalisasi BBCA.
Namun, memasuki sesi II perdagangan bursa, harga saham cukup stagnan di angka Rp 30.850, sebelum akhirnya kembali melesat dan memilih untuk menutup diri di angka bulat, Rp 31.000/unit saham.
Sejatinya, saham BBCA tidak terlalu aktif diperdagangkan karena hingga akhir perdagangn hanya ditransaksikan sebanyak 8,79 juta unit, dibawah rerata volume perdagangan harian yang ada di 12,12 juta unit.
Besar kemungkinan investor asing-lah yang cukup berperan dalam mendongkrak harga saham perusahaan. Hal ini dikarenakan, sepanjang perdagangan hari ini emiten yang paling banyak dikoleksi asing adalah BBCA dengan total aksi beli bersih investor asing (net sell) mencapai Rp 272,04 miliar.
Sebagai informasi, sepanjang tahun berjalan imbal hasil yang diperoleh investor dari mengkoleksi emiten perbankan satu ini mencapai 19,23%.
Lebih lanjut, keputusan Bank Indonesia (BI) untuk memangkas BI 7-day reverse repo rate sebesar 25 basis poin (bps) diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan permintaan kredit perusahaan. Uniknya, bahkan sebelum keputusan tersebut diambil, BBCA telah lebih dulu menurunkan suku bunga deposito 25 bps.
Saya sudah turunkan bunga deposito 1 Juli 2019 sebesar 0,25%. Ahead of the curve, mungkin 3-4 bulan lagi bisa bunga kredit," tutur Presiden Direktur BBCA Jahja Setiatmadja.
Manajemen Bicara Rencana Bisnis 2019
[Gambas:Video CNBC]
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Abrakadabra! Dari Ciparay Bank Royal Disulap Jadi BCA Digital
Most Popular