
Softex Mau IPO, Manajemen Masih Malu-malu Terbuka
Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 July 2019 14:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen PT Softex Indonesia mengakui bahwa pihaknya tengah dalam pembahasan untuk melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Chief Executive Officer dan Presiden Direktur Softex Indonesia Hendra Setiawan mengatakan rencana IPO ini masih didiskusikan oleh internal perusahaan, sehingga dia enggan berbagi mengenai aksi korporasi ini.
"Mohon maaf sementara ini rencana IPO Softex masih dalam tahap diskusi. Belum ada kepastian apapun. Sementara masih tahap rencana," kata Hendra kepada CNBC Indonesia, Jumat (12/7/2019).
Hendra menolak untuk berkomentar lebih lanjut terkait rencana ini. Meski dari pihak BEI mengakui bahwa perwakilannya telah menemui Softex berkenaan dengan adanya rencana ini.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna Setia mengatakan pihak perusahaan sudah menemui manajemen bursa, namun belum menyampaikan dokumen secara formal ke bursa untuk merealisasikan niatnya tersebut.
"Softex itu ketemu dengan salah satu direktur kami, Pak Laks [Laksono Widodo, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa] untuk menyampaikan niatnya. Sedang dalam proses, belum ada informasi berupa dokumen, baru secara lisan," kata Yetna di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (11/9/2019).
Pemberitaan sebelumnya menyebutkan bahwa perusahaan produsen produk sanitary dan pembalut wanita ini menargetkan dana hingga mencapai US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7,05 triliun (asumsi kurs Rp 14.100/US$) dari aksi korporasi tersebut.
Jika Softex merealisasikan niatnya untuk melantai di bursa tahun ini dan sesuai dengan target rencana awal, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan ini akan menjadi emiten jumbo pertama yang tercatat di BEI tahun ini.
Softex Indonesia saat ini disokong oleh perusahaan investasi global CVC Capital Partners. Mengutip dari situs resmi CVC, Softex disebutkan berdiri pada tahun 1941 dan fokus pada produksi dan penjualan produk perawatan pribadi berbasis kertas.
Softex juga dinilai memiliki warisan panjang di Indonesia, mengingat perusahaan mulai menjual pembalut wanita pada tahun 1976 di bawah merek Softex, dan meluncurkan merek popok bayi sendiri pada tahun 1994.
Simak ulasan emiten jumbo di BEI.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Sowan ke BEI, Softex Berpotensi Jadi IPO Terbesar Rp 7 T
Chief Executive Officer dan Presiden Direktur Softex Indonesia Hendra Setiawan mengatakan rencana IPO ini masih didiskusikan oleh internal perusahaan, sehingga dia enggan berbagi mengenai aksi korporasi ini.
"Mohon maaf sementara ini rencana IPO Softex masih dalam tahap diskusi. Belum ada kepastian apapun. Sementara masih tahap rencana," kata Hendra kepada CNBC Indonesia, Jumat (12/7/2019).
Hendra menolak untuk berkomentar lebih lanjut terkait rencana ini. Meski dari pihak BEI mengakui bahwa perwakilannya telah menemui Softex berkenaan dengan adanya rencana ini.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna Setia mengatakan pihak perusahaan sudah menemui manajemen bursa, namun belum menyampaikan dokumen secara formal ke bursa untuk merealisasikan niatnya tersebut.
"Softex itu ketemu dengan salah satu direktur kami, Pak Laks [Laksono Widodo, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa] untuk menyampaikan niatnya. Sedang dalam proses, belum ada informasi berupa dokumen, baru secara lisan," kata Yetna di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (11/9/2019).
Pemberitaan sebelumnya menyebutkan bahwa perusahaan produsen produk sanitary dan pembalut wanita ini menargetkan dana hingga mencapai US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7,05 triliun (asumsi kurs Rp 14.100/US$) dari aksi korporasi tersebut.
Jika Softex merealisasikan niatnya untuk melantai di bursa tahun ini dan sesuai dengan target rencana awal, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan ini akan menjadi emiten jumbo pertama yang tercatat di BEI tahun ini.
Softex Indonesia saat ini disokong oleh perusahaan investasi global CVC Capital Partners. Mengutip dari situs resmi CVC, Softex disebutkan berdiri pada tahun 1941 dan fokus pada produksi dan penjualan produk perawatan pribadi berbasis kertas.
Softex juga dinilai memiliki warisan panjang di Indonesia, mengingat perusahaan mulai menjual pembalut wanita pada tahun 1976 di bawah merek Softex, dan meluncurkan merek popok bayi sendiri pada tahun 1994.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Sowan ke BEI, Softex Berpotensi Jadi IPO Terbesar Rp 7 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular