Kemarin Melesat, Hari Ini Saham Batu Bara Jadi Pecundang

Houtmand P Saragih & Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
26 June 2019 15:40
Emiten-emiten batu bara ramai menduduki jajaran top losers pada perdagangan sesi II Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Rabu (26/6/2019).
Foto: Wahyu Daniel
Jakarta, CNBC Indonesia - Setalah sempat euphoria kemarin, saham emiten batu bara ramai menduduki jajaran top losers pada perdagangan sesi II Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Rabu (26/6/2019).

Hingga berita ini dimuat, harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tercatat anjlok hingga 7,69% ke level Rp 120/unit saham. Emiten lainnya yang juga terkoreksi cukup dalam adalah PT Harum Energy Tbk/HRUM (-5,05%), PT Bukit Asam Tbk/PTBA (-2,29%), PT Indika Enery/INDY (-1,79%), dan PT Delta Dunia Makmur Tbk/DOID (-2,8%).

Pelemahan ini cukup dipertanyakan karena baru kemarin (25/6/2019) harga emiten batu bara melesat tinggi. Bahkan INDY ditutup meroket 25,47% menjadi Rp 1.675/unit saham.

Sentimen yang mendorong kenaikan harga saham batu bara kemarin adalah kabar komitmen negara-negara kawasan Asia untuk mendukung pembangunan pembangkit energi tenaga batu bara.

Seperti diberitakan Bloomberg, komitmen ini dimpimpin oleh China dengan total investasi mencapai US$ 64 miliar atau setara Rp 908,8 triliun (asumsi kurs Rp 14.200/US$).

Tentunya hal ini menjadi berita positif bagi industri batu bara karena, bertambahnya investasi pada pembangkit energi batu bara berarti peningkatan permintaan yang nantinya diharapkan dapat mendongkrak harga batu bara dunia.

Namun, berkebalikan dengan kabar tersebut, pada penutupan perdagangan kemarin, harga batu bara Newscastle kontrak pengiriman Juli justru anjlok 2% menjadi US$ 68,65/metrik ton. Ini merupakan level terendah sejak September 2016 sekaligus menjadikan koreksi batu bara sepanjang tahun ini mencapai 32%.



Pasalnya, meskipun Negeri Tiongkok dikabarkan merintis komitmen tersebut, pemerintah China masih membatasi impor batu bara untuk mendukung produsen lokal.

Batu Bara RI Butuh Pasar Baru
[Gambas:Video CNBC]

Jika kemudian komitmen investasi tersebut ternyata bertujuan untuk mendongkrak industri domestik Negeri Panda, tentunya harga batu bara dunia akan semakin anjlok.

China, harus diakui masih menjadi pemain kunci dalam pembentukan keseimbangan di pasar batu bara global.

Pasalnya, dari seluruh batu bara yang diperdagangkan secara internasional (seaborne) pada tahun 2018, sebanyak 22% di antaranya dibeli oleh China. Sementara India ada di posisi kedua dengan porsi pembelian 19%.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa) Next Article Harga Batu Bara Rentan Koreksi, Saham Adaro Cs Ambles!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular