Arah Suku Bunga

Jika Suku Bunga Turun, Ini Sektor yang Patut Dilirik

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
20 June 2019 07:35
Jika Suku Bunga Turun, Ini Sektor yang Patut Dilirik
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar tanah sedang menanti-nanti pengumuman suku bunga acuan (BI 7-Day Reverse Repo Rate) bulan Juni yang akan diumumkan Kamis (20/6/2019) oleh Bank Indonesia (BI).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menghasilkan proyeksi bahwa suku bunga acuan masih bertahan di level 6% bulan ini. Hal ini dikarenakan posisi (stance) BI adalah berorientasi pada stabilitas, yang diukur melalui performa Neraca Pembayaran Indonesia (NPI).

Apabila suku bunga acuan dipangkas, terdapat kekhawatiran terjadi pembalikan arus modal dari Tanah Air yang berpeluang menekan surplus NPI, bahkan bisa berbalik defisit.

Di lain pihak, beberapa analis masih memproyeksi Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI akan memutuskan pemotongan suku bunga acuan. Pasalnya, pemangkasan suku bunga diperlukan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah isu perlambatan ekonomi global.


Pihak yang berada di kubu seberang (pro pemangkasan) juga menilai, penurunan suku bunga acuan tidak akan lantas mengakibatkan arus modal keluar karena imbal hasil (yield) obligasi Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan yield obligasi Amerika Serikat (AS).

Lalu sebenarnya bagaimana pergerakan pasar saham Tanah Air ketika suku bunga diturunkan? Berikut ini ulasannya.

BI repo rate terakhir kali dipangkas pada September 2017 silam ke angka 4.25%. Penurunan suku bunga umumnya memberikan sentimen positif ke bursa saham, karena suku bunga yang lebih rendah memantik ekspektasi bahwa emiten bakal agresif berinvestasi dengan biaya pendanaan yang turun, dan masyarakat memiliki kelonggaran untuk berbelanja.


Penurunan suku bunga acuan diharapkan akan mampu memangkas suku bunga kredit yang nantinya dapat mendongkrak pertumbuhan di sektor riil, terutama sektor barang konsumsi dan properti.



Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa bank lebih berani menurunkan suku bunga kredit konsumsi dibandingkan suku bunga kredit modal kerja dan investasi. Akan tetapi, jika diteliti lebih detil terdapat lagging sebelum akhirnya suku bunga kredit bank menyesuaikan, di mana masa transisi tersebut umumnya sekitar 3 bulan setelah diumumkan.

Sayangnya, saat bank mulai merespons keputusan BI, beberapa bulan setelahnya BI terus menaikkan suku bunga acuan. Dilansir dari grafik tersebut, respon bank umum adalah memilih untuk mempertahankan suku bunga kredit mereka (dan bukannya ikut-ikutan menaikkan bunga kredit).


Pasalnya, jika suku bunga kredit dinaikkan, maka permintaan akan turun, dan semakin menekan kinerja keuangan industri perbankan. Di lain pihak, seperti apakah dampak keputusan BI repo rate pada pergerakan indeks sektoral di pasar saham Tanah Air?

(BERLANJUT KE HALAMAN DUA)

Tim Riset CNBC Indonesia mencoba menganalisis korelasi pergerakan BI repo rate dengan pergerakan indeks sektoral di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Patut dicatat, hasil korelasi positif berarti kenaikan suku bunga akan mendongkrak pergerakan saham sektor tersebut, dan demikian juga sebaliknya untuk korelasi negatif.



Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa indeks sektoral yang besar kemungkinan mendapat manfaat dari penurunan BI repo rate adalah indeks sektor perdagangan karena hasil perhitungan korelasi menunjukkan angka -0,94%. Lalu disusul oleh indeks sektor properti (-0,75%) dan pertanian (-0,7%).

Indeks sektor perdagangan tumbuh karena emiten-emiten ritel diuntungkan dari konsumsi masyarakat yang meningkat karena penurunan suku bunga acuan. Sedangkan indeks sektor properti juga menguat karena bertambahnya pemintaan kredit perumahan.



Lebih lanjut, melansir tabel di atas indeks sektor perbankan melemah dengan penurunan suku bunga. Hal ini dikarenakan penerimaan dari suku bunga berpeluang turun yang tentunya menekan kinerja keuangan perusahaan. Apalagi, jika BI "memaksa" mereka menurunkan bunga kredit untuk menstimulasi perekonomian.

Namun, peluang sektor perbankan diuntungkan masih ada. Investor perlu mencermati bahwa ketika BI repo rate dipangkas, maka bank bisa meminjam uang dengan bunga yang lebih murah dari BI.



Tentu saja, ini dengan catatan bahwa perbankan tidak lantas menurunkan suku bunga kredit, sementara suku bunga simpanan (tabungan dan deposito) langsung diturunkan. Selisih inilah yang bisa membuat margin keuntungan bank menebal.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular