Soal Penurunan Suku Bunga, BI Tunggu Waktu yang Tepat

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
07 June 2019 16:56
Bank Indonesia (BI) tengah membicarakan kemungkinan penurunan suku bunga acuan namun bank sentral menunggu saat yang tepat untuk melakukannya.
Foto: Bank Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) tengah membicarakan kemungkinan penurunan suku bunga acuan namun bank sentral menunggu saat yang tepat untuk melakukannya, kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo dalam wawancara dengan Bloomberg TV, Jumat (7/6/2019).

Dengan adanya ketidakpastian di pasar keuangan, bank sentral perlu bersikap hati-hati dan pemangkasan suku bunga akan bergantung pada saat yang tepat, kata Dody dalam wawancara yang dilakukan di Jepang itu.


"Kami dari waktu ke waktu mempertimbangkan kemungkinan penurunan suku bunga," ujarnya, dilansir dari Bloomberg News. "Semoga kami dapat melakukannya nanti."

"Suku bunga kebijakan ditentukan tidak hanya oleh bagaimana kami dapat menjaga inflasi tetap berada dalam kisaran target kami namun juga bagaimana kami menjaga stabilitas rupiah, dan faktor-faktor terkait rupiah biasanya datang dari sisi eksternal," kata Dody.

Soal Penurunan Suku Bunga, BI Tunggu Waktu yang TepatFoto: Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo (kiri) (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Ia juga mengatakan suku bunga kebijakan hanyalah satu dari banyak instrumen yang tersedia untuk mendukung perekonomian. Bank sentral, tegasnya, juga akan menggunakan kebijakan makroprudensial dan instrumen likuiditas sebagaimana yang sudah dilakukan tahun lalu.

Terkait dampak perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, Dody mengatakan perseteruan itu akan berdampak signifikan terhadap ekonomi Indonesia sebagaimana terlihat dari ekspor nonmigas yang sudah tertekan, tulis Bloomberg News.

Namun, situasi itu bisa juga membawa dampak positif, misalnya harga pangan yang lebih murah karena turunnya harga kedelai impor dari AS dan naiknya ekspor tekstil ke Negeri Paman Sam.


Bank Dunia (World Bank/WB) baru-baru ini merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi globalnya karena perang dagang diperkirakan akan membuat ekspansi perdagangan internasional melambat tajam.

Lembaga yang berbasis di Washington, AS, itu memperkirakan ekonomi global akan tumbuh 2,6% di 2019, lebih rendah 0,3 poin persentase dibandingkan proyeksi di Januari.

Perlambatan ekonomi di beberapa negara telah membuat banyak bank sentral mengambil arah kebijakan atau memberi sinyal yang lebih lunak atau dovish.

Bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA), pada Selasa (4/6/2019), menurunkan suku bunga acuannya ke 1,25%, level terendah sepanjang sejarah. Langkah tersebut diambil dengan harapan Negeri Kanguru itu tidak perlu jatuh ke dalam resesi, tulis AFP.

Pada Kamis kemarin, India kembali memangkas suku bunganya sebesar 25 bps, kali ketiga sejak Februari lalu. Langkah dovish itu diambil setelah data terbaru menunjukkan ekonomi negara itu mencatatkan pertumbuhan paling lambat dalam empat tahun terakhir.


Ekonomi terbesar ketiga di Asia itu tumbuh 5,8% di kuartal terakhir ini, lebih lambat dari perkiraan dan jauh di bawah angka ekspansi yang dibutuhkan untuk menciptakan lapangan kerja bagi jutaan pemuda India yang masuk ke pasar tenaga kerja tiap bulannya, dilansir dari Reuters.

Di AS, Gubernur The Fed Jerome Powell memberi sinyal-sinyal pelonggaran kebijakan pada Selasa (4/6/2019), dengan menurunkan standar referensinya dari The Fed yang "sabar" dalam menentukan suku bunga menjadi bank sentral akan memperhatikan dampak perang dagang dan akan mengambil tindakan "yang sesuai".



(roy) Next Article Ini Alasan BI Tahan Suku Bunga di 3,5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular